Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

22

Di tahun ini kamu menemukan seseorang yang membuatmu berhenti mencari. Bersamanya, kamu bersedia mengakhiri pencarian dan mulai menerima apa yang dia punya. Sayangnya, dia tidak berharap ditemukan olehmu. Dia memilih menepi dan berhenti. Membiarkanmu berlari sendirian. Sampai akhirnya, kamu lelah dan menyerah. Dan kamu menyadari kamu tidak bisa berjuang sendirian.

Sekeras apapun kamu berjuang, sebesar apapun rasa yang kamu simpan dan sekencang apapun tekad yang kamu lantangkan, semua terasa percuma. Sebab untuk bersatu dengan dia yang kamu impikan, kamu tetap butuh takdir. Lalu seseorang memberitahumu bahwa ada takdir yang bisa diubah. Sekali lagi, kamu berusaha untuk mengubahnya. Dan sekali lagi, kamu mendapatkan pemahaman. Bahwa kamu memang tidak bisa berjuang sendirian. Sebab ini bukan hanya tentang impianmu, melainkan tentang keinginannya yang tidak kamu tahu. 

Yang bisa kamu lakukan hanyalah melambaikan tangan. Ucapkan selamat jalan kepada dia yang telah pergi. Pergi bersama seseorang yang bisa membuatnya rela untuk diperjuangkan. Dan kamu hanya perlu kembali melangkahkan kaki. Melanjutkan perjalanan seorang diri. Di ujung jalan sana, kamu akan temukan orang baru yang bisa menghentikan langkahmu. Orang baru yang mau berjuang bersamamu. 


Di tahun ini kamu mulai bertanya kepada diri sendiri. Apakah hal yang selama ini kamu lakukan akan membuahkan hasil di masa depan? Lalu kamu mulai membandingkan hidupmu dengan hidup orang di kanan-kirimu. Kamu terkejut karena kamu tidak menemukan siapa-siapa di sebelahmu. Sebab mereka sudah melesat jauh di sana. Kamu tertinggal. Di garis ini, kamu sadar bahwa jalan yang kamu pilih berbeda dengan jalan yang mereka lalui. 

Lalu kamu mulai meragukan mimpimu. Kamu tidak yakin nantinya mimpi itu akan berpihak padamu. Rasa takut mulai mengepungmu. Bagaimana jadinya jika nanti kamu dikhianati oleh apa yang kamu cintai selama ini? Siapkah kamu menerima apa yang telah kamu bangun dengan suka cita itu, pada akhirnya roboh dan puing-puingnya menimpamu? Masih sanggupkah kamu berdiri dan tetap percaya dengan kecintaanmu? 

Yang tidak kamu sadari setiap orang punya jalan ceritanya sendiri. Kamu dan mereka tidak akan sama. Kamu hanya perlu melakukan apa yang kamu cinta. Dan cintailah apa yang kamu lakukan. Yang jelas, akhir yang indah hanya milik mereka yang tidak pernah menyerah. Kamu pun harus begitu.

Komentar

  1. Iya, tulisan ini memang berbeda dari 21. Lebih..., lebih dewasa dalam berpikir. Semoga jalanmu..., seindah harapanmu. ^^

    BalasHapus
  2. Setelah itu. Ternyata, melangkahkan kaki melanjutkan pencarian tak semudah membuat mimpi yang harus diperjuangkan, ris.

    BalasHapus
  3. saus tartar. gue meng-iya-kan semua... terutama paragrap ke 4 dan ke 5 =)

    BalasHapus
  4. Masih butuh 2 tahun lagi bagi gue untuk mencapai masa2 itu ..
    dan agaknya mulai sedikiit pesimis, karna diumur yang segini masih belum menemukan "seseorang" itu , , hiks hiks

    BalasHapus
  5. Gue masih lama dan gie masih jomblo... Hahaha

    BalasHapus
  6. Di umur 22 taun, aku akhirnya bikin blog en nulis semua pengalaman yang ada.. Ah, masa lalu.. :D

    BalasHapus
  7. Baca postingan ini, jadi keingat lagu Taylor Swift yang judulnya 22. Kalau bacanya sambil ngaca, ngerasa ada Taylor Swiftnya lagi nyanyi :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya, waktu ultah saya ke-22, ada temen yang rekomendasikan lagu itu.

      Beuh, kemaren Emma Stone, sekarang Taylor Swift. :D

      Hapus
  8. tinmggal nungguin yang 23, 34, 25, 26, 27, 22-an di pelaminan.

    BalasHapus
  9. Masih 4 tahun lagu buat menuju 22. Tapi apakah orang yang sekarang berada disampingku masih bisa berjalan bersama untuk menuju waktu itu :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa. Kalau dua-duanya sama-sama memperjuangkan. :D

      Hapus
  10. Yoi, semua udah ada jalannya. Dan asal kita bisa nemu jalan yang tepat, pasti hasilnya baik.

    BalasHapus

Posting Komentar