Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Pangeran dengan Alis Naik Sebelah

Heru Arya. Punya blog namanya Tulisan Wortel . Padahal yang nulis orang, bukan wortel. Kenapa dikasih nama Tulisan Wortel? Apakah karena tulisan tangan Heru terlalu bagus untuk dikatakan Tulisan Ceker Ayam? Sebenarnya, tulisan tangan saya sendiri sih yang sering dibilang mirip ‘ceker ayam’. Kadang dimiripin dengan ‘cacing kepanasan’. Atau kombinasi keduanya: ‘tulisan yang mirip cacing kepanasan keinjek ceker ayam’. Maklum, saya belum pernah ngerasain bangku TK. " Malah curhat, bukannya mikir." Lihat. Itu gaya Heru kalau ngeblog. Di tengah paragraf, tau-tau muncul dialog.

Tertular Gamophobia

Hadi Kurniawan pernah nulis sebuah curahan hati di blognya. Bahwa dia mengidap Gamophobia. Yakni ketakutan akan pernikahan. Saya heran, nikah kok ditakutin? Emangnya sunat? Padahal kata orang, nikah itu enak. Nggak tahu deh kalau kata cangcorang. Karena cangcorang jantan setiap habis kawin, kepalanya dikunyah pasangannya. Yang jelas, rasanya nikah itu beda dengan sunat yang sakitnya kayak digigit semut. Semut rangrang satu koloni. Sama seperti Hadi Kurniawan si lelaki gingsul yang doyan karaokean pakai aplikasi Smule, saya juga sejujurnya masih takut untuk menikah. Setiap ditanya kapan nikah, saya selalu mengalihkan perhatian dengan menunjukkan trik sulap terbaru. Sebab saya belum punya calon untuk dinikahi. Masa saya harus naik pelaminan sendirian kayak peserta Ninja Warrior? Kan, takut kepleset. Bayar SPP ke ruang TU aja saya harus ditemani satpam sekolah. Apalagi kawin. Mengenai kriteria pasangan hidup, saya pengen punya istri yang sepemahaman. Ngeri juga sih dengan p

Roast of Hadi Kurniawan

Apa sih yang melatar-belakangi Hadi Kurniawan nulis biodata begini? Penasaran. "Lelaki gingsul yang menyukai semua jenis film, semua jenis musik, semua jenis makanan." Bloody hell. Saya jadi pengen nambahin kata-kata di akhir kalimat: "semua jenis kelamin". Saya membayangkan Hadi jadi pansexual. Dia tertarik dengan semua orang tanpa pandang bulu. Ngomong-ngomong, Deadpool juga pengen jadi pansexual tuh.

Unforgettable Baper Moments: Mengubah Baper Menjadi Kekuatan Super

Kumpulan kisah di Unforgettable Baper Moments persembahan   @JustParody   featuring orang-orang super ini bener-bener bikin baper. Contohnya kisah cinta Risma Rusli ketika zaman putih abu-abu. Awalnya, Risma menyuguhkan parodi FTV sebagai pembuka cerita. Sekaligus pembanding dengan kisahnya sendiri yang nggak seindah FTV berdurasi dua jam. Pada prakteknya, cinta emang nggak semulus skenario FTV yang hanya beda pemain, tapi punya inti cerita yang sama. "Musuh jadi cinta, sahabat jadi cinta, pembantu jadi cinta, copet jadi cinta, mas-mas Alfamart jadi cinta, semuanya jadi cinta. Lama-lama populasi cinta bakalan nyaingin populasi negara Cina." (Halaman 30)

Perihal Menyatakan Cinta Agar Tidak Berakhir Perih

Menyatakan cinta itu harus sesuai pada waktu nya. Jangan lama-lama. Bisa-bisa diserobot orang. Nanti pernyataan cintanya malah jadi begini: "Bro, sampaikan kepada istrimu. Aku mencintainya." Tapi, jangan terlalu terburu-buru kayak gini juga: "Setelah anak kamu lahir, bilang padanya. Bahwa aku telah jatuh cinta kepadanya sejak dia masih di dalam dengkul ayahnya." Seperti kata Al Ghazali dalam lagunya yang galau itu bahwa cinta itu ruang dan waktu. Jadi, ruang juga harus diperhatikan ketika menyatakan cinta. Jangan nyatakan cinta di tempat ramai dan bising. Obrolannya bakal nggak nyambung, seperti ini: