Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Catatan Dodol Doctor Strange

Lagi, saya marathon nonton film di bioskop sendirian. Terdengar menyedihkan, tapi nonton sendirian juga ada untungnya. Yaitu tidak tergantung dengan jadwal dan kesediaan orang lain. Nonton rame-rame pun bisa dikritisi Rangga AADC: “Kayak nggak punya kepribadian aja. ” Kalau saya membatalkan niat nonton karena tak ada yang menemani, bisa-bisa saya dipelototi oleh mata elang Nicholas Saputra muda. Tak lupa disinisi oleh kalimat judes-judes gantengnya, “Sebenarnya kamu pengen nonton karena pengen nonton filmnya atau karena pengen bareng temen-temen kamu doang?” Jika dijuteki seperti itu, saya hanya bisa balik badan sambil kibas poni secara serentak.

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi. Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.

Tutorial Mengendarai Sepeda Motor

Saya pernah fobia dengan sepeda motor bebek. Hal ini dikarenakan saya pernah nabrak pagar kampus pada hari pertama belajar motor dengan bapak saya. Waktu itu saya ngegasnya terlalu kencang kayak gubernur marahin PNS. Ditambah rem tangannya blong kayak pergaulan masa kini. Alhasil, tangan saya cidera kepentok stang. Tapi yang paling bikin saya trauma adalah saya mengalami buta warna temporer karena kecelakaan itu. Jadilah di mata saya semua serba hitam-putih kayak TV jadul. Sejak itu, saya ogah belajar lagi. Jatuh sekali bikin saya kapok. Lebih baik saya jalan kaki daripada harus naik motor. Saya pilih naik angkot ke sekolah daripada mengendarai motor dari rumah.  Mending saya tahan malu dibonceng cewek daripada harus bawa motor sendiri ketika kencan pertama.   Tapi semua berubah ketika pekerjaan saya mengharuskan saya bisa mengendarai motor. Kewajiban dan keharusan bikin saya mengesampingkan trauma dan fobia. Saya beranikan diri untuk belajar lagi. Untungnya, saya tidak sampa

Tutorial Menguasai Lucid Dream Tanpa Tidur

Menurut Wikipedia, lucid dream adalah sebuah mimpi ketika seseorang tersadar bahwa dia sedang bermimpi. Ketika seseorang mengalami lucid dream , dia bisa mengendalikan mimpi sesuai imajinasinya. Ini enak banget. Kalau bisa lucid dream, saya bisa menolak mimpi buruk. Tanpa menunggu bantuan Sandman sang guardian perajut mimpi, saya bisa membelokkan teror di dalam tidur menjadi mimpi indah. Misalnya, mimpi jadi CEO Indofood biar bisa bikin mi instan sendiri. Indah banget. sumber: wondergressive.com Tapi seseram-seramnya mimpi dalam tidur, lebih seram kenyataan ketika kita terjaga. Penderitaan dalam mimpi buruk akan berakhir ketika terbangun, kenyataan buruk? Tidak ada yang tahu kapan akan usai. Nah, maka dari itu, saya ingin membagi tutorial menguasai mimpi dalam kenyataan hidup. Agar kita bisa mengendalikan diri ketika menghadapi mimpi tersebut.