Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga): Ini Bukan Hanum & Rangga, Ini Bukan Milli & Nathan

Film Milly & Mamet seperti sebuah perayaan bagi manusia-manusia medioker. Di film 'Ada Apa dengan Cinta?', karakter Milly digambarkan lemot dan hanya jadi badut di Geng Cinta. Sedangkan Mamet ditampilkan sebagai cowok culun yang berani-beraninya cinta dengan Cinta, akibatnya hanya dianggap lelucon. Kini keduanya dapat spotlight, berkat sang sutradara Ernest Prakasa yang dipercaya Miles Films untuk melanjutkan waralaba AADC.

Courtesy of 21 Cineplex
Pemilihan Ernest di kursi sutradara mungkin dilihat dari rekam jejaknya. Ernest sudah dua kali membuat film yang mayoritas pemerannya dari etnis minoritas (baca: Tionghoa), yakni 'Ngenest' dan 'Cek Toko Sebelah'. Namun, dua-duanya bisa disukai oleh banyak orang, tak hanya dari golongannya. Golongan kami pun suka dan tertawa menontonnya. Maka, dengan keahliannya itu Ernest dirasa bisa membuat tokoh Milly & Mamet menjadi layak dicintai penonton.
Rangga yang diperankan Nicholas Saputra sudah biasa jadi karakter utama. Cinta yang dimainkan oleh Dian Sastrowardoyo pun demikian. Kualitas yang dimiliki mereka menjadikan wajar keduanya dapat peran utama. Nah, Dennis Adhiswara di balik tokoh Mamet menawarkan alternatif karakteristik untuk bisa dicintai: kejujuran dan kebaikan hati. Sissy Priscillia menunjukkan sisi lain seorang perempuan: yang lain cari cowok ganteng, dia cari cowok baik.
Sebagai penulis skenario, suami istri Ernest dan Meira bisa membangun karakter Milly ke level berikutnya. Dalam sebuah adegan, Milly bercerita tentang bisnis konveksi ayahnya yang mau ekspansi. Lalu, tokoh antagonis bernama James (Yoshi Sudarso si Power Ranger Biru) mendebat, "Bukannya lebih efisien beli barang jadinya dari Cina? "
Milly menyanggah, "Kita kan juga perlu menyerap tenaga kerja lokal."
Wow. Milly yang selama ini paling oneng di Geng Cinta, nyatanya telah tumbuh menjadi pribadi brilian nan baik hati. Seperti Rieke Diah Pitaloka, Milly berpihak kepada wong cilik. Baginya, membangun usaha tak melulu tentang efisiensi biaya dan mendongrak laba, tapi juga membantu pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan. Sudah sepantasnya Milly diangkat jadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Selain isu produk Cina, Ernest juga mengangkat praktik money laundry para koruptor. Ditengarai bisnisnya dibiayai oleh uang haram, Mamet cari tahu kebenarannya. Setelah terkonfirmasi, Mamet tak segan-segan meninggalkan usaha yang telah lama diimpikannya. Sebuah keputusan ksatria nan idealis. Untuk mewujudkan mimpi, Mamet tetap memilih jalan yang benar dan mengusahakan tangannya tetap bersih. Mamet tidak mau jadi chef di Lapas Sukamiskin. 
Dari sini figur Milly & Mamet terasa lebih cocok dijadikan teladan daripada Cinta & Rangga. Tema spin-off Milly & Mamet lebih berat tapi tulus ketimbang AADC2 yang hanya berfokus pada 'Trik & Tips Merebut Mantan dari Tunangannya'. Film keempat Ernest ini masih mempertahankan ciri khasnya dalam komposisi cast disesaki oleh stand up comedian yang melawak bergiliran. Aneh nggak sih di sebuah dunia yang jadi set cerita, orang-orangnya 'gila' semua? Mungkin sudah waktunya Ernest bikin sitkom 'Kampung Komika'.
Sudah empat tahun berturut-turut, secara konsisten Ernest merilis filmnya di akhir tahun. Coba kalau ditayangkan bersamaan dengan filmnya Hanum Rais, bisa-bisa tagline filmnya yang semula 'Ini Bukan Cinta & Rangga' diubah jadi 'Ini Bukan Hanum & Rangga'. Apalagi Milli & Nathan.              
Melihat kepiawaian Ernest men-direct semesta AADC, Mira Lesmana mungkin bisa kembali merelakan filmnya yang lain untuk dieksplorasi. Misalnya, Petualangan Sherina. Setelah 20 tahun, sekuelnya dibuat dan disutradarai oleh Ernest. Kembali mengusung tema perjuangan karakter medioker, yang menjadi tokoh utama adalah Sherina dan Faris.
Faris adalah peran kecil yang gunanya di film hanya sebagai korban bully Sadam. Keberadaan Faris hanya untuk memberi tahu penonton bahwa Derby Romero itu tengil sejak kecil. Gara-gara dijahili Sadam CS, Faris pernah sampai harus naik lemari dan jongkok di sebelah globe. Ketika dewasa, Faris jadi trauma dengan bumi bentuk globe dan akhirnya percaya bumi datar.

Komentar