Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Sejak kecil saya punya dua hobi yang selalu menemani hari-hari saya: baca komik dan main game. Mulai dari komik Detektif Conan, Naruto, sampai webtoon genre slice of life yang kadang bikin baper, semua saya lahap. Begitu juga dengan game, dari yang ringan kayak Marvel Snap, sampai The Legend of Zelda: Breath of the Wild yang bisa bikin saya duduk anteng 4 jam tanpa sadar waktu. Game bikin saya merasa seperti berada di dunia yang saya kendalikan. Apa yang saya lakukan dengan controller bakalan berdampak kepada nasib karakter dalam game. Sementara komik bikin saya merasa tenggelam dalam dunia imajinasi. Terakhir saya baca komik yang page-turner, tahu-tahu tamat. Setelahnya, saya jadi pengen tahu jalan cerita selanjutnya dan nggak sabar baca volume berikutnya. Tapi di balik hobi seru ini, ada satu masalah yang belakangan mulai saya rasakan: mata saya sering terasa sepet, perih, dan lelah. Awalnya saya pikir cuma kurang tidur atau kelamaan di depan layar. Tapi makin lama, ternyata itu adal...