Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

13 Tipe Pose Cowok Ketika Swafoto di Pantai

Main di pantai merupakan salah satu pilihan bagus saat liburan. Rasanya nggak afdhol kalau main di pantai tanpa mengabadikan momen dalam sebuah potret digital. Lalu gaya seperti apa yang cocok dipakai ketika swafoto di pantai? sumber: blog.reservasi.com Nah, di bawah ini terdapat selusin lebih sebiji pose cowok ketika foto di pantai. 

Ada Apa di Balikpapan?

Seperti di novel Let It Snow , saya pernah mengalami malam Natal yang berkesan. Tanggal 24 Desember 2016 sekitar pukul 10:00 WIB, saya diantar adik saya naik sepeda motor ke Kantor Dishub Cilegon. Di sana saya menunggu bus Damri khusus bandara. Setiap satu jam sekali, dari pukul 03.00 s/d 19.00 WIB, ada bus yang berangkat. Rutenya Kantor Dinas Perhubungan Cilegon – Terminal Pakupatan Serang – Tol Jakarta-Merak – Tol Sedyatmo – Tol Bandara. Informatif sekali, bukan? Sampai bandara sekitar pukul 12.00 WIB, saya langsung cari makan. Pesawat saya berangkat pukul 18:20 WIB. Masih lama banget sih. Saya sengaja kasih   spare time   sebanyak mungkin karena saya fobia ketinggalan pesawat. Hmmm. Sebenarnya bukan fobia sih. Lebih ke perasaan nggak mau rugi. Tiket pesawat mahal banget. Asli. Semurah-murahnya tiket pesawat adalah semahal-mahalnya tiket nonton Tebo si anak genderuwo. Setelah check-in, saya dapat boarding pass dan menunggu jadwal keberangkatan di gate. Saya menu

John Green Books: Nerdfighters vs. the World

Sekarang John Green jadi penulis favorit saya. Hebatnya John Green bisa bikin saya tertarik untuk membaca semua bukunya yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. 1. Looking for Alaska Ini novel pertama John Green. Bercerita tentang si culun Miles Halter yang menyukai kata-kata terakhir dari orang terkenal sebelum mereka meninggal. Dituntun oleh kata terakhir dari penyair bernama Francois Rabelais, Miles memutuskan untuk pindah ke sekolah asrama. Di sekolah asrama itulah Miles bertemu dengan cewek nyentrik bernama Alaska Young. Miles jatuh cinta dengan Alaska, tapi Alaska sudah punya pacar. Cara Miles menceritakan pesona Alaska Young bikin saya ikut jatuh cinta dengan cewek ini. Alaska punya hobi aneh: membeli banyak buku obral untuk memenuhi lemarinya. Rencananya, Alaska akan membaca koleksi bukunya ketika sudah menjadi nenek-nenek sebagai pengisi waktu di usia senja. Alaska juga seorang feminis yang benci dengan cowok yang menjadikan cewek sebagai objek. Loo