Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Beberapa waktu yang lalu, saya, Heino, dan Pak Ziya melakukan kunjungan dinas ke kantor pusat di Jakarta. Kami berangkat dari Cilegon dengan mobil dinas kantor, dan suasana perjalanan terasa spesial karena kami sedang menjalani ibadah puasa menjelang lebaran. Setibanya di Jakarta, kami disambut oleh suasana kantor yang sangat menyenangkan. Bos kami memberi THR tambahan sebesar 100 ribu rupiah untuk masing-masing dari kami. Rasanya sangat senang bisa pulang dengan sedikit rezeki tambahan di saku. Setelah urusan kantor selesai, Pak Ziya, yang kebetulan juga menjadi sopir kami, mengantarkan kami ke depan rumahnya di Jakarta. Setelah itu, Pak Ziya pamit pulang dan berpesan kepada kami untuk langsung pulang ke Cilegon setelahnya. Pak Ziya menyerahkan kemudi mobil kepada Heino, yang kali ini baru pertama kali berkunjung ke Jakarta dengan mobil. Heino memiliki rencana lain—dia ingin mampir ke kosan pacarnya, Dolia, yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Pak Ziya. Meskipun Heino belum ber...