Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Sewaktu SD, saya koleksi Pokemon. Saya bela-belain beli chiki berhadiah tazos bergambar Pikachu dkk. Setelah itu, saya bertarung melawan teman-teman di kampung sebagai sesama Pokemon Trainer. Kami lempar-lemparan tazos ke langit. Siapa yang tazosnya kebalik, dialah yang kalah. Ada kalanya trainernya yang berantem, Pokemonnya yang nonton. Ketika dewasa, saya dikejutkan dengan fenomena Pokemon GO. Gokil. Saya bisa melanjutkan khayalan masa kecil saya menjadi Pokemon Trainer. Sekarang bertambah alasan untuk menunda menikah bagi anak 90’an. “Nikah yuk!” “Nanti ya nunggu gue dapat Snorlax.” Jadi, Pokemon GO adalah permainan yang mengharuskan pemainnya pergi untuk mencari Pokemon yang berkeliaran di luar sana. Ya, walaupun kadang di dalam rumah pun kita tetap bisa menangkap Pokemon. Apa lagi kalau bukan Doduo. Doduo ini Pokemon yang paling sering muncul. Nggak dicari juga nongol sendiri, persis masalah hidup. Doduo ini sejenis burung Dodo, tapi kepalanya dua. Mak...