Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Belakangan ini, saya sedang belajar menggambar menggunakan iPad milik istri. Awalnya, saya pikir menggambar di iPad bakal sama mudahnya dengan menggambar di buku tulis sewaktu SMP. Tapi, siapa sangka, ternyata sensasinya berbeda banget! Jadi ingat, dulu saya sering menggambar komik saat jam pelajaran. Sebagai gantinya, saya belajar saat jam pelajaran kosong atau saat guru rapat. Waktu pertama kali mencoba menggambar di iPad, saya bingung kenapa gambarnya mleyot. Ternyata, menggambar di layar digital itu butuh penyesuaian ekstra. Saya sempat frustasi, apalagi mengingat betapa lancarnya saya menggambar di atas kertas dulu. Tapi, istri saya menyarankan untuk mencoba Apple Pencil 1, dan itu benar-benar menyelamatkan! Apple Pencil 1 bikin garis-garis saya jadi lebih halus dan tidak berantakan lagi. Rasanya seperti menemukan sahabat lama yang membantu saya menghidupkan kembali komik-komik yang pernah saya buat. Pengalaman ini mengajarkan saya betapa pentingnya memilik...