Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Lagi, saya marathon nonton film di bioskop sendirian. Terdengar menyedihkan, tapi nonton sendirian juga ada untungnya. Yaitu tidak tergantung dengan jadwal dan kesediaan orang lain. Nonton rame-rame pun bisa dikritisi Rangga AADC: “Kayak nggak punya kepribadian aja. ” Kalau saya membatalkan niat nonton karena tak ada yang menemani, bisa-bisa saya dipelototi oleh mata elang Nicholas Saputra muda. Tak lupa disinisi oleh kalimat judes-judes gantengnya, “Sebenarnya kamu pengen nonton karena pengen nonton filmnya atau karena pengen bareng temen-temen kamu doang?” Jika dijuteki seperti itu, saya hanya bisa balik badan sambil kibas poni secara serentak.