Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Tokoh publik dan influencer kerap “dirujak” sebab jejak digital mereka dianggap nyeleneh dan memalukan. Sementara itu, bagi kita yang belum berada pada level mereka, tentu ada jejak lain yang lebih mengkhawatirkan ketimbang jejak digital, yaitu jejak ketombe di bantal setiap bangun tidur. Ibarat adegan film horor, di malam hari kita tidur sendiri, eh paginya sudah ditemani sekelompok benda asing. Ibarat film drama, yang kita anggap benda asing itu ternyata berasal dari kepala kita sendiri! Namanya ketombe. Bentuknya bagai serpihan kulit kepala; kadang kering, meski ada pula yang basah. Ini lebih menyusahkan ketimbang kekasih yang tiba-tiba diam seribu bahasa. Kekasih bisa dibujuk dan diajak diskusi, ketombe tidak. Semakin stres menghadapinya, semakin deras ketombe datang. Selain batuk dan pilek, rasanya ketombe adalah jenis “penyakit” yang paling umum dialami sebagian besar dari kita. Saking “merakyatnya”, timbullah sejumlah mitos terkait ketombe yang subur di tengah masyarakat. Belaja