Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Nama
gue Aletta (Michelle Zuidith). Gue pernah jadi cewek yang gemar hujan-hujanan
kayak ojek payung di Magic Hour. Gue juga pernah terlibat kisah cinta bersama
Dimas Anggara di London. Banyak orang bilang gue mirip Nom-Nom Gowes. Tapi, percayalah
gue dan Audi Marissa adalah pribadi yang berbeda.
Di
cerita kali ini, gue jadi gadis cantik, anak orang kaya dan kebetulan dijodohkan
dengan pria bernama Dito. Setelah membuat Dito ilfil dengan berdandan ala
tante-tante rempong, gue kabur ke Bali. Di pesawat, gue duduk bersebelahan
dengan cowok rese. Tapi entah kenapa lelaki kerdus itu mendadak lenyap dan
digantikan oleh cowok cool yang anteng baca buku.
“Rangga?”
ucap gue takjub.
Si
Rangga KW Super masih tenang baca buku. Sayangnya, bukunya terbalik.
“Makasih
ya,” ucap gue tulus. Sebab dia telah melepaskan gue dari jeratan lelaki karpet
yang tadi. Tapi seperti cowok keren pada umumnya, dia tidak menanggapi gue. Cool.
Ketika
turun di bandara, gue buru-buru menyetop taksi. Tapi nggak ada taksi yang mau berhenti
meski gue udah ngacungin jempol. Yang berhenti malah mobil yang ditunggangi
oleh Rangga KW Super.
“Sampai
sinetron Tukang Bubur Naik Haji tamat juga nggak bakal ada taksi yang berhenti.
Lo nyetop taksi tapi ngacungin jempol kebalik. Emang lo mau dislike video
Youtube? Kalau lo mau tahu nama gue, ikut mobil gue,” ucap Rangga KW Super
penuh misteri.
Gue
buru-buru melempar koper ke dalam mobilnya. Sampai dia kegencet koper gue.
Setelah
mengantar gue sampai hotel, Rangga KW Super memberikan tiket perjalanan. “Semuanya
80 ribu, Mbak,” katanya kemudian. Ternyata dia pengusaha shuttle bus khusus
bandara. Tapi setelah gue bayar, dia langsung ngacir tanpa memberi tahu siapa
namanya.
Gue
penasaran.
sumber: movie.co.id |
Besoknya,
gue datangi tempat kerjanya untuk melamar pekerjaan. Selain usaha travel, Rangga
KW Super ini bekerja sebagai jurnalis Geography Channel. Singkat kata, kerjaannya
ngeliput komodo makan kambing.
Belum
sempat dites, gue nggak lolos seleksi administrasi. Wajar, ijazah STM gue masih
ditahan Tata Usaha karena belum ngumpulin laporan PKL. Tidak terbiasa dengan
penolakan, gue ngambek dan pulang ke hotel.
Ketika
sampai hotel, gue kaget sampai latah, “Eh, ayam!”
Rangga
KW Super sudah nangkring di depan gerbang hotel. Gue terharu ternyata dia
nyusulin gue.
“Kok
kamu cepet banget sih sampai sini?” heran gue.
“Gue
balik dulu ya,” seru Komeng sambil tancap gas.
“Makasih,
Bang,” sahut Rangga KW Super. Kemudian motor Komeng melesat jauh ke depan.
Oh,
pantas.
“Nama
gue Arga,” ucap Rangga KW Super sekonyong-konyong. “Nama asli Rizky Nazar.”
Gue
tersenyum mengetahui namanya. Arga. Nama yang perkasa. Rizky Nazar? Sejak di Magic
Hour, dia ngebet pengen jadi pacar gue. Mungkin dia punya nazar, kalau resmi jadi
pacar gue, bakal bagi-bagi rezeki ke temen-temennya.
“Lo
mau kerja di tempat gue?” tanya Arga.
Gue
mengangguk pasti.
”Kalau
mau kerja di sana, lo harus punya orang dalem. Jadi, lo harus bayar uang admin
500 ribu,” kata Arga menadahkan tangan. Hmmm. Ganteng-ganteng KKN.
Setelah
menyogok Arga, gue akhirnya jadi host di Geography Channel. Bersama Arga dan
kawan-kawan, gue melanglang-buana ke Pulau Komodo. Ketika di perjalanan, gue
pura-pura keseleo. Dengan harapan, Arga bakal bopong gue. Tapi Arga malah
nelpon Haji Naim untuk ngurut kaki gue. Gue kelojotan pas diurut.
Dasar
cowok nggak peka!
“Gimana
kakinya? Masih sakit?” tanya Rimba (Derby Romero) penuh perhatian.
Yang
dikodein siapa, yang modusin siapa.
“Udah
mendingan,” jawab gue meringis.
“Berarti
bisa dong kita jalan-jalan. AHAK! Bercanda!” kata Rimba kemudian. “Mari, gue
kenalin temen-temen gue.”
Pertama,
Rimba menunjuk Bugy (Ricky Cuaca). “Setiap cerita selalu ada tokoh gemuknya. Dialah
tokoh gemuk di cerita ini,” urai Rimba.
Lalu,
Rimba menunjuk Jonah (Tanta Ginting). “Gue
juga nggak tahu dia siapanya Sakurta Ginting dan Jonru Ginting. Tapi perannya
di sini sebagai pemimpin galak.”
Terakhir,
Rimba menunjuk Arga. “Dia paling pendiam di antara kami. Saking cintanya dengan
alam, di saat break, dia selalu menyempatkan bersepeda di alam terbuka.”
Tampak
Arga sedang asyik sendiri main sepeda gunung.
“Kru
logistik sampai bela-belain bawa sepeda kemana-mana. Biar Arga bisa anteng
sendiri kayak sekarang. Sungguh lelaki yang hanya memikirkan dirinya sendiri.”
Rimba geleng-geleng kepala.
Kali
ini Arga main sepeda roda tiga seperti balita.
Gue melongo.
“Arga
memang menyukai semua jenis sepeda. Semua. Jenis. Sepeda.” Tegas Rimba.
Kali
ini gue hampir terjengkang. Arga naik sepeda roda satu seperti badut sirkus.
***
Di
liputan pertama, gue lupa skrip dan hampir dimakan komodo. Malamnya, gue diamuk
Jonah atas ketidak-becusan gue. Tapi gue malah curiga Jonah ngamuk karena gue
gagal dimakan komodo. Untungnya, Arga belain gue habis-habisan. Jonah pun diam
tanpa kata. Sebab Arga memberinya uang tutup mulut.
Besoknya,
kami naik kapal untuk liputan di dasar laut. Gue dan Bugy main Snapchat sementara
Arga, Jonah dan Rimba nyemplung ke laut. Tapi ketika Arga dan Rimba sudah naik
ke kapal, Jonah tertinggal.
Tanpa
ba-bi-bu, gue terjun ke dalam laut. Di laut, gue melihat Marlin dan Nemo sedang
mencari Dory.
“Keep
swimming!”
Lalu
gue menemukan Jonah terjepit batu. Buru-buru gue angkat batu yang menimpa kaki
Jonah. Gue lempar batunya ke atas, eh, malah gantian tangannya Jonah yang tertimpa batu tersebut. Di saat gue mulai kehabisan nafas, Arga datang. Sementara itu, Jonah sudah dikenyot ikan hiu. Tapi Arga fokus menolong gue untuk
naik ke permukaan. Arga tidak peduli dengan nasib Jonah yang sebilah kakinya hampir
jadi cemilan ikan hiu.
Di
atas kapal, gue pura-pura pingsan. Arga panik setengah mati. Ketika Arga
gelagapan, gue kagetin, “DOR!” Lalu gue ketawa.
"Bercandaan kamu kayak anak kecil!" Arga langsung ngambek.
Kemudian
gue dan Arga cek-cok serius. Di saat kami berdua cek-cok tentang perasaan masing-masing, Bugy malah cek kuota
yang tadi dipakai Snapchat. Rimba cek kaki Jonah.
“Untung,
kaki gue cuma dikenyot doang. Kayaknya si hiu udah kenyang makan siang,” ucap Jonah
lega.
Setelah
kejadian itu, gue pun makin dekat dengan Arga. Sampai akhirnya, urusan syuting
kelar. Gue harus pulang ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun bersama
teman-teman gue di diskotik.
Di bandara,
gue mengucapkan kata ‘I love you’ ke kuping Arga. Tapi Arga tidak membalasnya
karena kupingnya tersumpal headphone bekas nyanyi di Smule semalam. Dia malah
memberikan buku dan kotak kado.
“Kenapa
kamu nggak balas bilang ‘I love you’ ke aku?” tagih gue setelah mencopot
headphone yang menyumbat indera pendengaran Arga.
“Kita
pisah di bandara. Aku kasih kamu buku sebagai kado perpisahan. Kalau aku balas
ucapan sayang kamu, apa bedanya cerita kita dengan AADC?” jawab Arga serius.
Gue
langsung mengangguk paham dan pulang ke Jakarta.
Di
dalam diskotik pada malam ulang tahun gue, gue buka kotak kado dari Arga. Isinya
botol kosong dengan kertas yang berbunyi, “Isi botol ini adalah udara dari setiap tempat yang kemarin kita
lalui bersama”.
Romantis.
Eh, ternyata masih ada satu botol lagi. Begitu
gue buka, menguarlah bau terasi semerbak. Sambil menyernyitkan hidung, gue baca
keterangan di botol: “Kalau yang ini, isinya aroma jempol kaki Bugy. Siapa tahu
kamu kangen dengan wanginya.”
Gue buru-buru menutup botolnya.
Arga menepati janjinya untuk membalas ucapan ILY
dari gue. Di atas pesawat, dia mengirim foto berupa kertas bertuliskan ‘I Love
You From 38.000 Feet’. Sebelumnya, dia juga sempat makan di seafood kaki lima
dan menuliskan di kertas ‘I Love You From 5 Feet’. Bahkan dia bela-belain
berfoto dengan penguin tukang joget dan menuliskan di kertas ‘I Love You From
Happy Feet’.
Setelah mendapat ucapan ILY pada malam hari, gue
mendapat ucapan Innalilahi keesokan harinya. Pesawat yang ditumpangi Arga
mengalami kecelakaan. Gue nangis mengetahui Arga tidak diketahui nasibnya. Gue datangi rumah Arga, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Ketika gue nangis meraung-raung, kebetulan hujan turun. Tambah dramatislah tangisan gue. Tapi semua kejadian haru di teras rumah Arga itu mendadak menguap ketika gue tahu di dalam mobil, Bugy sedang tidur mangap. Nggak ada toleransinya sama sekali.
Setahun berlalu, gue masih belum bisa melupakan
Arga. Gue percaya Arga masih hidup. Walaupun gue akan menikah dengan Dito (putra
Venna Melinda), cinta gue masih milik Arga.
Ternyata Dito menyadari itu. Ketika hendak
mengucapkan ijab-qabul, Dito membatalkan pernikahan.
“Saya tidak bisa melanjutkannya. Karena yang
lebih pantas berada di sini adalah Arga,” ucap Dito gagah.
“Kamu jangan konyol, Dito! Bapak yang ngeluarin
biaya buat pernikahan ini, masa anak orang yang jadi nikah?” amuk ayahanda Dito yang
sudah keluar modal banyak.
“Saya ini klien Arga. Saya tahu Arga dan Aletta
saling mencintai. Saya udah nonton video mereka,” kata Dito sambil mengacungkan
flashdisk 32 GB yang isinya video gue dan Arga doang.
Kucuk-kucuk Arga datang untuk menggantikan posisi
Dito. Ketika pergantian pemain, mereka saling tepuk bahu.
Gue kaget ternyata Arga masih hidup!
Di antara saksi pernikahan, tampak Kugy (Maudy
Ayunda), Keenan (Adipati Dolken) dan Remi (Reza Rahadian) dari Perahu Kertas
yang berLAYAR LEBARan beberapa tahun yang lalu.
“Kok nasibnya Dito kayak gue ya? Calon istri direbut
rekan bisnis.” Remi menangis sambil menggigit jari.
“Yang sabar dong, Pak!” Keenan menepuk bahu Remi.
Kugy hanya ngikik sambil menerbangkan pesawat kertas dari lembaran uang seribu
yang jadi maskawin.
Di sebelah mereka bertiga, ada Dee Lestari yang
menghela nafas lelah.
Akhirnya,
Arga menggantikan Dito untuk menikahi gue.
“Syukurlah,”
ucap Arga setelah saksi mengucapkan kata ‘SAH’.
“Bersyukur
karena kita akhirnya jadi menikah?” tanya gue tak kuasa menahan senyum.
“Aku
senang aku nggak perlu ngeluarin modal untuk pernikahan kita,” jawab Arga
cengengesan.
Dito
ujug-ujug menyodorkan dokumen kepada Arga.
“Ini
apa, Pak?” tanya Arga bingung.
“Invoice
wedding organizer. Dilunasin sebelum tanggal sepuluh bulan depan ya, Pak,” ujar Dito dengan senyum bisnis.
Anjir bang, kenapa ada dee lestari segala. Aku lagi bayangin si rizky nazar main sepeda roda tiga, terus ganti roda satu wkwkw.
BalasHapusI love you lah bang, from 5 feet *sambil makan bakso malang*
ngakak guling-guling
BalasHapusada ada saja nih idenya...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku orangnya mirip banget kayak arga..
BalasHapusasli deh .
Punya ide banget buat bikin cerita macem bgini...tpi ngemeng2 sempet banget tontonannya pilih yg ini, kan ada sabtu bersama bapak dan koala komal juga. Lucuu Ris!! Niattt
BalasHapusNulisnya berapa lama nih?
BalasHapus