Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

I Love You From 1437 Hijriyah

Nama gue Aletta (Michelle Zuidith). Gue pernah jadi cewek yang gemar hujan-hujanan kayak ojek payung di Magic Hour. Gue juga pernah terlibat kisah cinta bersama Dimas Anggara di London. Banyak orang bilang gue mirip Nom-Nom Gowes. Tapi, percayalah gue dan Audi Marissa adalah pribadi yang berbeda.

Di cerita kali ini, gue jadi gadis cantik, anak orang kaya dan kebetulan dijodohkan dengan pria bernama Dito. Setelah membuat Dito ilfil dengan berdandan ala tante-tante rempong, gue kabur ke Bali. Di pesawat, gue duduk bersebelahan dengan cowok rese. Tapi entah kenapa lelaki kerdus itu mendadak lenyap dan digantikan oleh cowok cool yang anteng baca buku.

“Rangga?” ucap gue takjub.

Si Rangga KW Super masih tenang baca buku. Sayangnya, bukunya terbalik.

“Makasih ya,” ucap gue tulus. Sebab dia telah melepaskan gue dari jeratan lelaki karpet yang tadi. Tapi seperti cowok keren pada umumnya, dia tidak menanggapi gue. Cool.

Ketika turun di bandara, gue buru-buru menyetop taksi. Tapi nggak ada taksi yang mau berhenti meski gue udah ngacungin jempol. Yang berhenti malah mobil yang ditunggangi oleh Rangga KW Super.

“Sampai sinetron Tukang Bubur Naik Haji tamat juga nggak bakal ada taksi yang berhenti. Lo nyetop taksi tapi ngacungin jempol kebalik. Emang lo mau dislike video Youtube? Kalau lo mau tahu nama gue, ikut mobil gue,” ucap Rangga KW Super penuh misteri.

Gue buru-buru melempar koper ke dalam mobilnya. Sampai dia kegencet koper gue.

Setelah mengantar gue sampai hotel, Rangga KW Super memberikan tiket perjalanan. “Semuanya 80 ribu, Mbak,” katanya kemudian. Ternyata dia pengusaha shuttle bus khusus bandara. Tapi setelah gue bayar, dia langsung ngacir tanpa memberi tahu siapa namanya.

Gue penasaran.

sumber: movie.co.id


Besoknya, gue datangi tempat kerjanya untuk melamar pekerjaan. Selain usaha travel, Rangga KW Super ini bekerja sebagai jurnalis Geography Channel. Singkat kata, kerjaannya ngeliput komodo makan kambing.

Belum sempat dites, gue nggak lolos seleksi administrasi. Wajar, ijazah STM gue masih ditahan Tata Usaha karena belum ngumpulin laporan PKL. Tidak terbiasa dengan penolakan, gue ngambek dan pulang ke hotel.

Ketika sampai hotel, gue kaget sampai latah, “Eh, ayam!”

Rangga KW Super sudah nangkring di depan gerbang hotel. Gue terharu ternyata dia nyusulin gue.

“Kok kamu cepet banget sih sampai sini?” heran gue.

“Gue balik dulu ya,” seru Komeng sambil tancap gas.

“Makasih, Bang,” sahut Rangga KW Super. Kemudian motor Komeng melesat jauh ke depan.

Oh, pantas.

“Nama gue Arga,” ucap Rangga KW Super sekonyong-konyong. “Nama asli Rizky Nazar.”

Gue tersenyum mengetahui namanya. Arga. Nama yang perkasa. Rizky Nazar? Sejak di Magic Hour, dia ngebet pengen jadi pacar gue. Mungkin dia punya nazar, kalau resmi jadi pacar gue, bakal bagi-bagi rezeki ke temen-temennya.

“Lo mau kerja di tempat gue?” tanya Arga.

Gue mengangguk pasti.

”Kalau mau kerja di sana, lo harus punya orang dalem. Jadi, lo harus bayar uang admin 500 ribu,” kata Arga menadahkan tangan. Hmmm. Ganteng-ganteng KKN.

Setelah menyogok Arga, gue akhirnya jadi host di Geography Channel. Bersama Arga dan kawan-kawan, gue melanglang-buana ke Pulau Komodo. Ketika di perjalanan, gue pura-pura keseleo. Dengan harapan, Arga bakal bopong gue. Tapi Arga malah nelpon Haji Naim untuk ngurut kaki gue. Gue kelojotan pas diurut.

Dasar cowok nggak peka!

“Gimana kakinya? Masih sakit?” tanya Rimba (Derby Romero) penuh perhatian.

Yang dikodein siapa, yang modusin siapa.

“Udah mendingan,” jawab gue meringis.

“Berarti bisa dong kita jalan-jalan. AHAK! Bercanda!” kata Rimba kemudian. “Mari, gue kenalin temen-temen gue.”

Pertama, Rimba menunjuk Bugy (Ricky Cuaca). “Setiap cerita selalu ada tokoh gemuknya. Dialah tokoh gemuk di cerita ini,” urai Rimba.

Lalu, Rimba menunjuk Jonah (Tanta Ginting). “Gue juga nggak tahu dia siapanya Sakurta Ginting dan Jonru Ginting. Tapi perannya di sini sebagai pemimpin galak.”

Terakhir, Rimba menunjuk Arga. “Dia paling pendiam di antara kami. Saking cintanya dengan alam, di saat break, dia selalu menyempatkan bersepeda di alam terbuka.”

Tampak Arga sedang asyik sendiri main sepeda gunung.

“Kru logistik sampai bela-belain bawa sepeda kemana-mana. Biar Arga bisa anteng sendiri kayak sekarang. Sungguh lelaki yang hanya memikirkan dirinya sendiri.” Rimba geleng-geleng kepala.

Kali ini Arga main sepeda roda tiga seperti balita.

Gue melongo.

“Arga memang menyukai semua jenis sepeda. Semua. Jenis. Sepeda.” Tegas Rimba.

Kali ini gue hampir terjengkang. Arga naik sepeda roda satu seperti badut sirkus.

***

Di liputan pertama, gue lupa skrip dan hampir dimakan komodo. Malamnya, gue diamuk Jonah atas ketidak-becusan gue. Tapi gue malah curiga Jonah ngamuk karena gue gagal dimakan komodo. Untungnya, Arga belain gue habis-habisan. Jonah pun diam tanpa kata. Sebab Arga memberinya uang tutup mulut.

Besoknya, kami naik kapal untuk liputan di dasar laut. Gue dan Bugy main Snapchat sementara Arga, Jonah dan Rimba nyemplung ke laut. Tapi ketika Arga dan Rimba sudah naik ke kapal, Jonah tertinggal.

Tanpa ba-bi-bu, gue terjun ke dalam laut. Di laut, gue melihat Marlin dan Nemo sedang mencari Dory.

“Keep swimming!”

Lalu gue menemukan Jonah terjepit batu. Buru-buru gue angkat batu yang menimpa kaki Jonah. Gue lempar batunya ke atas, eh, malah gantian tangannya Jonah yang tertimpa batu tersebut. Di saat gue mulai kehabisan nafas, Arga datang. Sementara itu, Jonah sudah dikenyot ikan hiu. Tapi Arga fokus menolong gue untuk naik ke permukaan. Arga tidak peduli dengan nasib Jonah yang sebilah kakinya hampir jadi cemilan ikan hiu.

Di atas kapal, gue pura-pura pingsan. Arga panik setengah mati. Ketika Arga gelagapan, gue kagetin, “DOR!” Lalu gue ketawa.

"Bercandaan kamu kayak anak kecil!" Arga langsung ngambek.

Kemudian gue dan Arga cek-cok serius. Di saat kami berdua cek-cok tentang perasaan masing-masing, Bugy malah cek kuota yang tadi dipakai Snapchat. Rimba cek kaki Jonah.

“Untung, kaki gue cuma dikenyot doang. Kayaknya si hiu udah kenyang makan siang,” ucap Jonah lega.

Setelah kejadian itu, gue pun makin dekat dengan Arga. Sampai akhirnya, urusan syuting kelar. Gue harus pulang ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun bersama teman-teman gue di diskotik.

Di bandara, gue mengucapkan kata ‘I love you’ ke kuping Arga. Tapi Arga tidak membalasnya karena kupingnya tersumpal headphone bekas nyanyi di Smule semalam. Dia malah memberikan buku dan kotak kado.

“Kenapa kamu nggak balas bilang ‘I love you’ ke aku?” tagih gue setelah mencopot headphone yang menyumbat indera pendengaran Arga.

“Kita pisah di bandara. Aku kasih kamu buku sebagai kado perpisahan. Kalau aku balas ucapan sayang kamu, apa bedanya cerita kita dengan AADC?” jawab Arga serius.

Gue langsung mengangguk paham dan pulang ke Jakarta.

Di dalam diskotik pada malam ulang tahun gue, gue buka kotak kado dari Arga. Isinya botol kosong dengan kertas yang berbunyi, “Isi botol ini adalah udara dari setiap tempat yang kemarin kita lalui bersama”.

Romantis.

Eh, ternyata masih ada satu botol lagi. Begitu gue buka, menguarlah bau terasi semerbak. Sambil menyernyitkan hidung, gue baca keterangan di botol: “Kalau yang ini, isinya aroma jempol kaki Bugy. Siapa tahu kamu kangen dengan wanginya.”

Gue buru-buru menutup botolnya.

Arga menepati janjinya untuk membalas ucapan ILY dari gue. Di atas pesawat, dia mengirim foto berupa kertas bertuliskan ‘I Love You From 38.000 Feet’. Sebelumnya, dia juga sempat makan di seafood kaki lima dan menuliskan di kertas ‘I Love You From 5 Feet’. Bahkan dia bela-belain berfoto dengan penguin tukang joget dan menuliskan di kertas ‘I Love You From Happy Feet’.

Setelah mendapat ucapan ILY pada malam hari, gue mendapat ucapan Innalilahi keesokan harinya. Pesawat yang ditumpangi Arga mengalami kecelakaan. Gue nangis mengetahui Arga tidak diketahui nasibnya. Gue datangi rumah Arga, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Ketika gue nangis meraung-raung, kebetulan hujan turun. Tambah dramatislah tangisan gue. Tapi semua kejadian haru di teras rumah Arga itu mendadak menguap ketika gue tahu di dalam mobil, Bugy sedang tidur mangap. Nggak ada toleransinya sama sekali.

Setahun berlalu, gue masih belum bisa melupakan Arga. Gue percaya Arga masih hidup. Walaupun gue akan menikah dengan Dito (putra Venna Melinda), cinta gue masih milik Arga.

Ternyata Dito menyadari itu. Ketika hendak mengucapkan ijab-qabul, Dito membatalkan pernikahan.

“Saya tidak bisa melanjutkannya. Karena yang lebih pantas berada di sini adalah Arga,” ucap Dito gagah.

“Kamu jangan konyol, Dito! Bapak yang ngeluarin biaya buat pernikahan ini, masa anak orang yang jadi nikah?” amuk ayahanda Dito yang sudah keluar modal banyak.

“Saya ini klien Arga. Saya tahu Arga dan Aletta saling mencintai. Saya udah nonton video mereka,” kata Dito sambil mengacungkan flashdisk 32 GB yang isinya video gue dan Arga doang.

Kucuk-kucuk Arga datang untuk menggantikan posisi Dito. Ketika pergantian pemain, mereka saling tepuk bahu.

Gue kaget ternyata Arga masih hidup!

Di antara saksi pernikahan, tampak Kugy (Maudy Ayunda), Keenan (Adipati Dolken) dan Remi (Reza Rahadian) dari Perahu Kertas yang berLAYAR LEBARan beberapa tahun yang lalu.

“Kok nasibnya Dito kayak gue ya? Calon istri direbut rekan bisnis.” Remi menangis sambil menggigit jari.

“Yang sabar dong, Pak!” Keenan menepuk bahu Remi. Kugy hanya ngikik sambil menerbangkan pesawat kertas dari lembaran uang seribu yang jadi maskawin.

Di sebelah mereka bertiga, ada Dee Lestari yang menghela nafas lelah.

Akhirnya, Arga menggantikan Dito untuk menikahi gue.

“Syukurlah,” ucap Arga setelah saksi mengucapkan kata ‘SAH’.

“Bersyukur karena kita akhirnya jadi menikah?” tanya gue tak kuasa menahan senyum.

“Aku senang aku nggak perlu ngeluarin modal untuk pernikahan kita,” jawab Arga cengengesan.

Dito ujug-ujug menyodorkan dokumen kepada Arga.

“Ini apa, Pak?” tanya Arga bingung.

“Invoice wedding organizer. Dilunasin sebelum tanggal sepuluh bulan depan ya, Pak,” ujar Dito dengan senyum bisnis.

Komentar

  1. Anjir bang, kenapa ada dee lestari segala. Aku lagi bayangin si rizky nazar main sepeda roda tiga, terus ganti roda satu wkwkw.
    I love you lah bang, from 5 feet *sambil makan bakso malang*

    BalasHapus
  2. ngakak guling-guling
    ada ada saja nih idenya...

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Aku orangnya mirip banget kayak arga..
    asli deh .

    BalasHapus
  5. Punya ide banget buat bikin cerita macem bgini...tpi ngemeng2 sempet banget tontonannya pilih yg ini, kan ada sabtu bersama bapak dan koala komal juga. Lucuu Ris!! Niattt

    BalasHapus

Posting Komentar