Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Captain Tsubasa adalah Deddy Mizwar versi anime. Jika ada istilah
tiada bulan Ramadhan tanpa Deddy Mizwar, maka tak ada World Cup tanpa Captain
Tsubasa. Hampir setiap empat tahun sekali, bersamaan dengan digelarnya Piala
Dunia, anime Captain Tsubasa juga ditayangkan di televisi swasta tanah air.
Menjelang Piala Dunia 2018, anime Captain Tsubasa di-remake
(lagi). Dikabarkan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo bakalan tampil di anime
Captain Tsubasa 2018. Entah mau apa mereka berdua masuk ke dunia anime. Apa
belum cukup gaji sebagai pesepakbola di liga Spanyol?
Ternyata studio anime di Jepang ketularan Falcon Pictures yang
demen banget buat reborn film tempo dulu. Kalau tidak salah, berarti benar, ini
adalah kali keempat saya menyaksikan ulang Tsubasa kecil pindah ke SD Nankatsu.
Dalam perkara remake, Captain Tsubasa telah resmi mengungguli Spider-Man.
Bedanya, di Spider-Man: Homecoming, kita tidak perlu melihat
(untuk ketiga kalinya) Uncle Ben meregang nyawa demi Peter Parker mengerti
bahwa 'With great power comes great responsibility'. Sementara, Captain Tsubasa
versi terbaru tetap mengajak kita bernostalgia. Dikisahkan lagi bagaimana
Tsubasa bertemu Ishizaki, lalu berusaha merebut kembali hak lapangan Nankatsu
yang dibajak Wakabayashi.
Menjawab perkembangan zaman, cerita Captain Tsubasa 2018 disesuaikan
dengan suasana dan kondisi terkini. Ayah Tsubasa yang menjadi kapten kapal laut
sudah memiliki smartphone. Selain sebagai media untuk mengarungi bahtera LDR
dengan keluarga, smartphone itu digunakan untuk menerima chat dari sang istri
dengan lampiran foto Tsubasa memakai seragam Nankatsu.
Selaras dengan itu, seharusnya nanti supporter Nankatsu tidak
hanya memberikan yel-yel di stadion, tapi juga meramaikan tagar dukungan di
Twitter dan Instagram. Sebagai pemain sepakbola, konflik Tsubasa tidak hanya di
lapangan, tapi juga di media sosial ketika sang kapten kesebelasan Nankatsu
tersebut mengalami cyber bullying dari pendukung fanatik tim lawan. Tsubasa
harus lebih kuat mental apabila suatu hari nanti fotonya dijadikan meme oleh
warganet. Tentunya, sebagai generasi milenial, Tsubasa juga jadi lebih repot.
Selain memikirkan jadi captain, Tsubasa harus memikirkan isi caption.
Sisanya, sepak terjang Tsubasa Ozora masih mempertahankan versi
cerita asli. Seperti adegan ketika Tsubasa menendang bola berisi pesan tantangan
untuk Genzo Wakabayashi. Bola itu ditendang oleh Tsubasa dari bukit lalu
melesat jauh sampai akhirnya ditangkap oleh Wakabayashi di rumahnya. Jika
disesuaikan dengan kondisi terkini, seharusnya Tsubasa tidak perlu
repot-repot menendang bola sampai jauh begitu. Tsubasa cukup pesan ojek online
untuk mengantarkan bola itu ke alamat rumah Wakabayashi.
Bagi generasi 90'an, Captain Tsubasa adalah bagian dari masa kecil
yang indah. Jika Captain Tsubasa menganggap bola adalah teman, saya menganggap
Captain Tsubasa adalah teman. Jadi, saya dan bola adalah mutual friend. Pada
masanya, saban hari saya dan teman-teman masa kecil main bola di atas tanah
sengketa. Kami berlomba untuk menjadi Captain Tsubasa dalam turboplas (turnamen
bola plastik). Rambut belakang jabrik, tendangan elang dengan tumit kaki
menyentuh punggung, dan pakai jersey nomor sepuluh adalah cara kami mengimitasi
sang idola.
Seiring berjalannya waktu, teman-teman saya yang menyukai Captain
Tsubasa berhasil menuai prestasi dalam kompetisi sepakbola, mengikuti jejak
sang panutan. Sementara saya sebatas bisa menggambar sketsa Tsubasa Ozora, lalu
dipajang di mading SMP. Ketika dewasa, saya terpantik untuk menulis novel bertema sepakbola. Bagaimana pun
efeknya, pemicunya tetap satu jua: Tsubasa pahlawan kita.
Di belahan dunia lain, ternyata Captain Tsubasa juga menginspirasi
seorang Lionel Messi. Sampai akhirnya Messi merumput di Barcelona menjadi
Tsubasa di kehidupan nyata. Mengingat Tsubasa Ozora dalam anime Captain
Tsubasa: Road to 2002 adalah pemain klub sepakbola papan atas negeri matador.
Lionel Messi adalah contoh penggemar anime Captain Tsubasa yang
sukses mewujudkan impiannya. Fans Tsubasa yang tidak sesukses Messi tentu lebih
banyak. Contohnya, Fernando Torres. Namun, hal ini tetap saja membuktikan bahwa
karya fiksi bisa mengubah nasib seseorang, bahkan mengubah dunia. Bisa dikatakan
jika anime Captain Tsubasa yang membuat dunia sepakbola di Jepang tergenjot dan
menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan pembaca manga dan penonton anime yang
terjun langsung ke lapangan secara harfiah.
Indonesia pun pernah terpapar kebaikan dari sebuah karya fiksi.
Seperti saat "Laskar Pelangi" booming, guru-guru di pelosok bangga
mengajar demi pengabdian dan misi mencerdaskan kehidupan bangsa. Para pelajar
menjadi makin semangat dalam menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Bahkan ada
yang sampai bercita-cita kuliah di luar negeri seperti Ikal dan Arai "Sang
Pemimpi".
Disusul film "5cm" yang bikin anak muda kompakan mendaki
gunung dan mendadak jadi pencinta alam. Sejalan dengan itu, kesuksesan Raditya
Dika dan blog Kambing Jantan membuat para remaja labil berbondong-bondong
membuat blog dan menceritakan pengalaman sehari-hari. Belum lagi, ribuan jamaah
Habiburrahman El-Shirazy yang terdorong untuk hijrah dan berani khitbah ukhti
yang diidamkan, seperti yang telah dicontohkan Fahri AAC dan Azzam KCB. Semua
aksi positif itu dipicu oleh sebuah karya yang meledak dan teramat
menginspirasi.
Gue kok nggak punya tokoh atau cerita fiksi yang menginspirasi ya. Wkwk
BalasHapusKarena kamulah yang menginspirasi tokoh atau cerita fiksi.
HapusHahaha. Persis!
BalasHapusSetidak torres pernah meraih juara piala dunia bersama spanyol, messi? Gatau kalo tahun ini, tunggu aja.
BalasHapusKalo tokoh idolanya terminator mungkin akan terinspirasi buat bikin skynet dan ingin menghancurkan dunia wkwk
Insya Allah tahun ini Argentina juara dunia. Doain ya.
Hapusbaru tau kalo di-remake
BalasHapus