Langsung ke konten utama

25


Usia yang menjadi simpul krisis seorang manusia. Tahap pertama yang seharusnya sudah membuatmu selesai dengan diri sendiri. Lalu kamu maju ke level selanjutnya, menemukan seseorang yang akan melengkapimu untuk menempuh hidup baru. Seharusnya begitu.
Di tahun ini, kamu menyesali perbuatan boros di masa lalu. Kamu meratapi pundi-pundi uang yang lenyap begitu  saja dihabiskan untuk just for fun. Padahal jika dimanfaatkan dalam berbagai instrumen investasi, kamu bisa menambah aset dari pendapatan. Kesadaran itu bangkit setelah melihat insta story Jouska.
Namun, kamu juga mengamini prinsip orang Rimba yang kamu baca di esai Mojok. Bahwa hidup yang bahagia adalah hidup yang tidak banyak bergantung kepada kebendaan. Semakin sedikit barang yang kamu miliki, semakin bebaslah kamu sebagai manusia. Hal ini bertentangan dengan ceramah finansial di paragraf sebelumnya. Kamu pilih yang mana?
Di tahun ini, kamu melihat semua orang sudah bahagia. Sementara kamu hanya sendirian saja yang masih bermuram durja. Kehidupan para kolega tampak sempurna seperti di brosur perumahan kota urban: rumah mungil yang asri, mobil baru yang terparkir manis di halaman, dan istri cantik yang melambaikan tangan dengan wajah semringah.
Kamu kembali mengingat target hidup yang seharusnya sudah tercapai di tahun ini. Ternyata tidak semua. Entah karena usaha yang belum seberapa, atau mimpi yang ketinggian. Atau memang belum waktunya saja.
Untungnya, kamu memiliki teman senasib. Dialah sahabat di kala susah, sebab ketika senang belum tentu ingat. Kamu pernah melihatnya memasang resolusi tahunan yang dipajang di dinding kamarnya. Tahun berikutnya, kamu menemukan dinding kamarnya sudah kosong dari catatan-catatan yang mendikte semesta itu.
Dia bercerita, “Saya sudah pasrah. Sekarang saya hanya menjalani hidup. Dulu saya pernah menargetkan jadi pegawai organik permanen di BUMN sebelum pergantian tahun, lalu punya rumah dan mobil. Semua itu harus tercapai, itulah definisi sukses, sebab jika tidak saya tidak akan bahagia. Kenyataannya, semua mimpi itu tak terwujud juga. Namun, sekarang saya sudah mensyukuri yang saya dapatkan sekarang. Rencana Allah lebih indah.”
Setidaknya, ada satu resolusi dia yang tercapai. Resolusi yang ditempatkan paling bawah. Namun, nyatanya paling penting: sholat lima waktu.
Sejatinya, kamu hidup untuk menunggu dua hal, waktu sholat dan waktu mati. Kamu bekerja hanya untuk mengisi waktu sembari menunggu azan. Namun, karena kamu dibuat amnesia saat dilahirkan, kamu lupa dan melenceng jauh dari tujuan hidup di dunia.

Komentar

  1. lagi nyeramahin diri sendiri ya?

    BalasHapus
  2. *nyetel instrumen renungan malam

    BalasHapus
  3. Tapi kadang hidup ini tetap saja bisa membuat saya menunggu kapan waktunya invoice cair. :(

    BalasHapus
  4. Semua karena amnesia waktu lahir ya, kalau sekarang udah mulai ingat. Terusin sholat lima waktunya, nanti kalau udah masuk surga, minta kerja di BUMN, punya rumah, mobil dll. pasti bakal keturutan.

    Sukses terus Ris, harus selalu percaya rencana Allah pasti lebih indah

    BalasHapus
  5. Tak ada istilah waktu terlambat.
    Segera dibenahi dan hidup ditata lebih baik.
    Semangaaat ..

    BalasHapus

Posting Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO, saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan per

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi. Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.