Dengan menonton film "The
Predator" dan "Gila Lu Ndro!", saya jadi tahu tentang perbedaan antara
alien lokal dan impor. Perbedaan itu didasari oleh unsur ekstrinsik kondisi
negara tempat film dibuat. Dalam kasus ini, Negara Paman Sam dan WKWK Land.
Di film The Predator, sosok
alien diceritakan sebagai ancaman kemaslahatan umat. Dorongan alien datang ke Bumi
untuk kudeta sumber daya dan menguasai segalanya. Selama ini, belum bisa
dibuktikan eksistensi alien. Sempat terekam kamera penampakan UFO di Blok M. Setelah
diselidiki, ternyata piring terbang dalam arti kata sebenarnya. Sama dengan piring
terbang di rumah TKP KDRT. Padahal Bangsa Eropa yang dulu berbondong-bondong datang
ke Benua Amerika dan menggusur suku Indian adalah definisi alien di kehidupan
nyata.
Sampai sekarang, Amerika
Serikat bisa dibilang sebagai negara adidaya yang tidak ada takutnya karena tiada
lawan. Maka, dibuatlah sosok alien, buah dari khayalan setengah paranoid. Bahwa
yang bisa menaklukkan Amerika Serikat adalah makhluk dari luar bumi. Waspadai
serangan dari angkasa luar sebagai karma buruk dari dosa masa lalu.
Sineas Hollywood yang lebih percaya
diri membuat film tentang ekspedisi manusia ke planet-planet potensial dihuni. Tidak
puas dengan planet Bumi, orang-orang dengan gen kolonialisme tersebut berniat
menjajah planet lain. Sementara orang Indonesia sudah selesai dengan jajah-menjajah.
Masalah pelik Indonesia masih berkutat di konflik internal: ribut sesama rakyat.
Maka, dibuatlah film kritik sosial bertajuk "Gila Lu Ndro!".
Tora Sudiro berperan sebagai
Indro dan Indro Warkop berperan sebagai Alien. Premis ceritanya berpola sama dengan
film alien asal India besutan Rajkumar Hirani berjudul PK. Jika Alien Aamir Khan
menyentil isu agama, Alien Indro Warkop menyasar isu sosial-politik.
Motivasi Alien datang ke
Bumi adalah mencari kedamaian untuk dibawa ke planet asalnya yang penuh
kericuhan. Penggambaran Planet Alien sendiri adalah kondisi negeri ini sekarang.
Ambisius juga film ini mencoba jadi jawaban dari problematika bangsa.
Diceritakan Indro dan Alien bertemu
di bus, lalu berjalan-jalan keliling Jakarta untuk mencari kedamaian. Termasuk 'damai'
dengan polisi. Berbeda dengan alien The Predator yang digambarkan sebagai sosok
yang sangar dengan senjata canggih, alien versi lokal di-make up seperti badut
yang bersahabat. Membuat orang-orang mengiranya sebagai badut beneran. Sebuah usaha
try to be funny yang diharamkan disiplin ilmu stand up comedy.
Sebagai film komedi, porsi
lawakannya masih kalah banyak dengan berjubelnya pesan moral yang ingin
disampaikan. Berat sekali beban film ini menyampaikan berbagai isu: penyebaran
hoax, suap aparat, perkara jual-beli, perpecahan di tubuh umat, sampai pemimpin yang hobi blusukan.
Jadinya film ini lebih pantas diberi judul "Menggurui Lu Ndro!".
Ketika film komedi malah menggurui,
sinetron religi justru bikin ngakak, bahkan hanya dilihat dari judulnya saja. Judul
paling bombastis sinetron MNC TV, yaitu "Dzolim: Jenazah Mandor Kejam
Terkubur Cor-coran Beton & Tertimpa Meteor". Buset. Jangan-jangan di alam
kubur juga disiksa Darth Vader pakai Lightsaber.
Saya jadi bertanya-tanya, perbuatan
kejam apakah yang membuat sang mandor disiksa sedemikian fantastis? Apakah sewaktu
hidup hobi marathon nonton episode Star Wars, Star Trek, The Martian, dan Interstellar,
sampai melalaikan waktu salat? Atau malah menjadi pengikut agama Jedi yang
berkhianat menyeberang ke dark side?
Okelah, profesi mandor
proyek, meninggal terkubur cor-coran beton: masih berhubungan dengan pekerjaannya sehari-hari. Lah,
bisa ketiban meteor itu gimana ceritanya? Seakan belum cukup ditolak bumi, bisa-bisanya
benda angkasa luar turut andil menyiksa jenazah. Dosanya semasa hidup seolah-olah
telah menembus atmosfer bumi, melintasi alam semesta, mengitari cincin Saturnus,
dan menghancurkan Death Star. Selain diazab Tuhan, juga berhak dikutuk oleh Sith
Emperor. Belum lagi kalau Han Solo dan Chewbacca ikut campur: keranda mayat
meledak ditembak Millenium Falcon.
Untungnya, jenazah cuma tertimpa
meteor. (Udah ketimpa meteor masih dibilang untung. Indonesia banget). Coba
kalau jenazahnya bukan tertimpa meteor biasa, tapi Meteor Garden. Repot juga
Tao Ming Tse bela-belain datang dari Taiwan ke Indonesia cuma buat menggencet mandor,
keroyokan bersama anggota F4 lainnya. San Chain dianggurin.
Sebelumnya, ada sinema religi
yang berhubungan dengan ilmu astronomi, yakni film Mencari Hilal. Namun, baru
kali ini benda antariksa punya peran penting secara eksplisit dan slapstick. Selain
memberikan tuntunan agama, juga memberikan tontonan sarat edukasi tentang sains.
Pesan moralnya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Sang Pencipta (dan script
writer kejar tayang). Jangankan meteor menimpa orang, bisa juga dibuat meteor cokelat
menghujani ladang gandum sehingga jadilah Koko Krunch.
Ratusan juta tahun lalu, dinosaurus
sebagai penghuni Bumi saat itu konon punah karena hujan meteor. Kalau
dihubungkan dengan sinetron religi, bisa jadi para hewan purbakala tersebut dulunya
juga banyak berbuat maksiat; Brontosaurus berjudi, Pteranodon mabuk-mabukan,
dan T-Rex makan hasil riba. Maka diturunkanlah meteor sebagai hujanan azab.
Secara tidak langsung, si penulis naskah ingin menyampaikan peringatan,
"Kalau nggak mau punah kayak dinosaurus, berhentilah berbuat dosa di muka bumi,
wahai manusia!"
Judul sinetron religi bertema
astronomi ini menjadi pintu gerbang menuju judul-judul yang lebih fantastis
berikutnya. Sinetron lokal telah naik kelas ke tahap yang sama dengan film
fiksi ilmiah Hollywood. Bukan tidak mungkin setelah ini muncul judul seperti:
"Jenazah Ditolak Bumi, Mars, Venus, Jupiter, Pluto, dan Semua Planet di Tata
Surya dan Seantero Galaksi Bima Sakti" atau "Astronot NASA Menjadi
Mualaf Setelah Mendengar Lagu Nissa Sabyan di Bulan". Yang terakhir, malah
mirip berita hoax tentang almarhum Neil Amstrong.
Ceritanya nanti bisa lintas semesta.
Kalau tokoh antagonis nggak mempan diceramahi oleh ustaz, didatangkanlah UFO
dari angkasa luar dan keluarlah Alien Indro untuk mengajak taubat. Tokoh
antagonisnya bukannya insyaf, malah makin jengkel, "Diam Lu Ndro!"
Kayaknya tuh meteor dikirim sama Picollo deh.
BalasHapusBtw, nanti nonton The First Man bareng yuk. Siapa tau Ryan Gosling ketiban cor-coran juga.
The predator : cukup keren walau ketegangannya sama kayak film yg terdahulu.
BalasHapusGile Lu Ndro! : B aja. Bisa lah untuk sekedar hiburan. Sekedar.
Jenazah Mandor Kejam Terkubur Cor-coran Beton & Tertimpa Meteor : bakar tipi idup idup.
kalau jenazah ditolak bumi, terus anda ditolak siapa, pak? cerita lah jangan sungkan sungkan.
BalasHapus