Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Cari Keringat dengan Menjadi Seorang Adik di Game ‘My Brother Ate My Pudding’


Umumnya seseorang memakai deodorant supaya ketiak tidak basah karena keringat. Dipakainya tentu saja di ketiak sebelum beraktivitas, bukannya dipakai sebelum tidur. Nggak berpengaruh nanti. Soalnya, bangun-bangun tetap bau iguana.
Kadang keringat memang dihindari, tapi tak jarang keringat juga dicari. Demi alasan kesehatan, seseorang rela lari-larian keliling kompleks perumahan hanya untuk berkeringat dan mendapatkan sensasi kelelahan. Lelah karena olahraga dipercaya menyehatkan dan bikin badan bugar, ceunah. Snorlax tentu saja tidak percaya fakta kesehatan ini. Kaum rebahan mungkin percaya, tapi terlalu mager untuk melakukannya.
Tanpa dicari, keringat memang bisa datang sendiri. Contohnya, saat masuk ke ruangan pengap, atau ketika listrik di rumah ada pemadaman lagi sehingga pendingin ruangan tidak bisa menyala. Dari situlah keringat akan mulai muncul di sekujur badan.
Ketika grogi pun keringatan bisa menjadi sebuah keniscayaan. Penyebab grogi juga banyak macamnya. Salah satunya bertemu dengan orang baru.
Seseorang mengenalkan saya kepada game berjudul ‘My brother ate my pudding’. Sambil menunggu pesanan bebek goreng di makan malam pada pertemuan pertama kami, ia menunjukkan cara bermain game tersebut.
“Jadi, ceritanya dia makan pudding kakaknya, terus dia harus ngumpet dari kejaran kakaknya yang marah,” terangnya sambil menunjukkan layar ponsel miliknya.
Di layar tampak seorang bocah Jepang yang lari-larian dalam rumah. Di belakangnya, menyusul sang kakak yang mengejar dengan penuh antusiasme. Si bocah Nippon di sini berlari bukan cari keringat, tapi cari aman dari amukan si Onee-chan.
Game ini termasuk dalam kategori escape room. Jadi, pemainnya harus bersembunyi dalam ruangan hingga tidak ketahuan dari tatapan mata elang si Onee-chan.
Setidaknya ada 20 ruangan (room) untuk si adik bersembunyi. Ruangan pertama, ada gorden, si adik bersembunyi di sana, bisa tidak ketahuan kakaknya. Itu baru level normal.
Makin naik levelnya, makin liar imajinasi pengembang gamenya. Ruangan selanjutnya, ada lemari buku, si adik bisa menyingkirkan bukunya dulu, lalu masuk ke lemari dan bersembunyi di sana. Tapi ternyata itu cara yang salah. Soalnya, si Onee-chan masih bisa melihatnya. Yang benar adalah si adik harus mengubur dirinya pakai buku-buku. Okeee.
Terkadang untuk menyelesaikan teka-tekinya, kita perlu punya referensi budaya populer. Contohnya adalah room 14 ketika seseorang muncul dari laci meja belajar dengan membawa senter. Lalu ada buah-buahan yang bisa didapatkan dari kulkas di ruangan tersebut. Pembaca komik Doraemon yang sudah familier tentunya tahu jika seseorang yang muncul dari laci meja belajar adalah orang (kemungkinan si adik itu sendiri atau cucunya si adik) yang datang dari masa depan dengan menaiki mesin waktu untuk menolong si adik.
Senter itu adalah senter pembesar. Yang mana bisa digunakan untuk memperbesar ukuran buah-buahan. Buah yang disulap menjadi raksasa bisa digunakan untuk tempat bersembunyi agar tidak ketahuan si kakak.
Selain budaya populer, yang diperlukan untuk bermain game ini adalah rasa sabar dan pemakluman yang tinggi. Katakanlah toleransi berimajinasi. Orang waras tentunya bakalan bertanya-tanya mengapa bisa ada jerapah di dalam rumah. Atau yang paling ekstrim adalah ada laut di dalam rumah. Masalahnya, segede-gedenya rumah Nia Ramadhani yang sempat bikin pemiliknya sendiri nyasar, nggak sampai ada lautnya juga. Sungguh aneh selera humor pengembang gamenya.
Layaknya film superhero Marvel dan animasi Pixar, game ini juga punya easter egg yang merujuk ke game serupa dari pengembang yang sama. Contohnya game prekuelnya yang berjudul ‘Hidden My Game by Mom’ yang mana tokoh mamanya jadi cameo di game ‘My Brother Ate My Pudding’.
Pesan penting dari game ini adalah jangan lupa berolahraga dan terapkan gaya hidup sehat. Dengan cara makan pudding kakak, lalu lari dari kejaran yang empunya.
PS: Level terakhirnya punya ending yang menghangatkan hati.

Cari keringat

Komentar

  1. Maaf, keringat Iguana itu baunya kayak gimana ya? Ooh jadi si adek laki-laki ini makan puding milik si kakak lalu dikejar-kejar. sepertinya menarik. Ku coba ah nyari gamenya.

    BalasHapus

Posting Komentar