Entah bagaimana
awalnya, tanah di seluruh dunia sudah dimiliki oleh pihak-pihak tertentu. Ada tanah
milik perorangan, perusahaan, atau negara. Bahkan lautan pun ditimbun pakai
pasir supaya jadi lahan baru (pulau reklamasi). Lantas, ketika seseorang mau
membangun hunian, perlu membeli sebidang tanahnya dulu. Kalau belum mampu membangun
rumah, bisa mencicilnya lewat KPR. Bisa juga sewa hunian seperti sewa rumah
atau sewa apartemen.
Sewa rumah
membuat seseorang memikirkan biaya sewa per periodenya. Begitu juga dengan sewa
apartemen. Namun, biasanya harga sewa hunian masih lebih murah ketimbang harga
cicilan KPR per bulannya.
Guna menghadapi harga
rumah yang mahal, beberapa orang bersiasat dengan menabung dan sewa rumah
secara bersamaan. Sehingga ketika tabungannya cukup, bisa langsung beli rumah secara kontan alias cash keras. Untuk menghindari mencicil angsuran KPR yang bunganya bisa terus merangkak
naik, seseorang bisa juga mencicil bangun rumah. Bata demi bata sampai jadi
istana.
Di masa pandemi
Covid-19 ini, kita menyadari bahwa kepemilikan rumah itu penting. Apalagi sempat
ada imbauan pemerintah untuk swakarantina di rumah saja demi memutuskan mata
rantai penyebaran virus corona.
Namun, bukan berarti kita
harus cepat-cepat bangun rumah dengan uang yang tersisa di Bumi. Kita tetap
bisa memiliki tempat berlindung dari hujan, panas, dan paparan virus, dengan
cara sewa hunian.
Dengan membayar uang sewa, kita bisa punya tempat tinggal untuk sementara waktu.
Saking
frustasinya dengan pandemi yang menyelimuti Bumi, jubir Corona Achmad Yurianto sampai bergurau.
Menurutnya,
jika ingin terbebas dari virus Corona, manusia bisa pindah ke planet Mars. Benar juga,
lahan di Mars kan belum diklaim siapa-siapa. Mungkin bisa bangun hunian baru di
sana?
Namun, bukankah celetukan itu bisa
memantik premis cerita film fiksi ilmiah tema dunia distopia?
Kalau terdengar oleh Elon
Musk yang merupakan influencer Corona sekaligus CEO SpaceX, bisa jadi wacana
yang bakalan direalisasikan. Selama ini, ayah dari bayi bernama X Æ A-12 ini terkenal dengan branding industrialis
pesawat luar angkasa.
Elon Musk juga termasuk vokal
ketika pandemi dengan menyatakan perang terhadap ide karantina wilayah.
Menurutnya, lockdown dan memaksa warga untuk diam di rumah adalah tindakan
fasis. Wah, pasti beliau mendukung gagasan New Normal.
Sebab New Normal adalah
kebalikan dari lockdown. Era New Normal adalah ketika masyarakat berdamai dengan
virus sembari melanjutkan kehidupan social dan
membangkitkan perekonomian yang remuk. Dengan catatan, menerapkan protokol kesehatan: pakai
masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan.
Mungkin saja bagi Elon
Musk untuk memfasilitasi manusia pindah ke Mars dengan mengandalkan koleksi
pesawat luar angkasa miliknya. Lalu, di sanalah manusia menjalani kehidupan
baru. Jika punya planet baru sebagai hunian, tidak perlu menerapkan protokol
kesehatan ala kelaziman baru.
Dikarenakan kuota
penerbangan luar angkasa ini terbatas, tentu saja yang dipilih naik pesawat
hanya mereka yang berpengaruh di dunia. Di sinilah konflik kelas sosial bakalan
mencuat. Bisa jadi benang merahnya seperti dalam drama Snowpiercer karya Bong
Joon-ho. Hanya orang berduit yang bisa naik "bahtera keselamatan" dan
mengamankan diri masing-masing dari bencana. Sementara rakyat miskin
ditinggalkan.
Bisa juga rakyat jelata
diajak, tetapi keadilan tidak ikut. Ujung-ujungnya, tetap ada diskriminasi
kelas social di Planet Mars.
Di Mars, manusia kembali
menjalani kehidupan sosial dengan normal. Mereka tidak perlu menerapkan
protokol kesehatan jaga jarak. Manusia bebas untuk berkumpul, rangkulan, pesta,
dan bersepeda bersama.
Namun, tetap ada skenario
terburuk,
tanpa diketahui siapapun, ada virus yang menempel di salah satu badan manusia
yang ikut pindah ke Mars. Dikarenakan masyarakat di Mars tidak menerapkan
pembatasan sosial, satu virus itu menyebar dengan cepat. Endingnya, Planet Mars
jadi episentrum baru virus Corona.
Perjalanan manusia pindah
ke Mars hanya memindahkan virus ke planet lain. Idenya, selama virus Corona masih
ada, sekalipun manusia pindah ke Mars, protokol kesehatan ala New Normal tetap
penting untuk dijalankan.
Masalah lain, menurut film
The Martian, di Mars sedang ada astronot terdampar yang menunggu pertolongan
rekan sejawatnya sesama antariksawan NASA. Adalah Matt Damon sebagai astronot
sekaligus ahli botani yang tertinggal di planet Mars. Sembari menunggu dijemput
teman-teman astronotnya,
Matt Damon menanam kentang untuk bertahan hidup.
Coba bayangkan perasaan
Matt Damon. Ketika melihat kapal luar angkasa mendarat di Mars, Matt Damon
sudah samringah dan berucap syukur, "Puji Tuhan, akhirnya kapal penyelamat
telah datang. Aku tidak perlu lagi makan kentang. Bumi, aku datang!"
Namun, dia harus kecewa
karena yang datang adalah koloni manusia yang mau menumpang hidup di Mars. Alih-alih dibawa pulang
ke Bumi, dia malah berpotensi ketularan virus Corona sebagai oleh-oleh dari planet
asalnya. Emang Matt Damon salah apa? Dia cuma nanam kentang bisa kena Corona.
Komentar
Posting Komentar