Ada sebuah meme yang membandingkan para pengendara mobil normal dan sang legenda. Normalnya, orang langsung melipir ke pom bensin ketika indikator BBM sudah tidak full tank.
Namun, sang legenda tetap tenang di kondisi jarum indikator sudah melewati huruf E yang artinya emergency (gawat darurat) alias mendekati empty (kosong). Sang legenda berdalih, “Percayalah, aku tahu mobilku.”
Kebetulan saya berteman dengan salah satu legenda. Namanya Bima. Bima biasa menunda-nunda mengisi bensin. Sebab ia yakin mobilnya bakalan kuat dan tabah sampai rest area atau pom bensin selanjutnya.
Sewaktu masih pakai Suzuki Satria, Bima punya trik untuk menghemat bensin yang sekarat. Caranya, Bima mati-matian menahan gas dalam posisi stabil. Mau padat merayap atau jalan kosong, dia tetap tahan gasnya. Logikanya, bensin hanya terkonsumsi ketika tarikan gas pertama. Maka, jagalah terus tarikan gas pertama tersebut.
Jurus ini pernah terbukti. Dengan indikator bensin yang sisa satu bar sampai kedap-kedip, Bima bisa melajukan sepeda motornya dalam perjalanan panjang dari Pandeglang sampai Cilegon. Tanpa kehabisan bensin di tengah jalan.
Ketika beralih ke mobil Agya, Bima masih memakai ajian serupa. Tak jarang ia membiarkan indikator bensinnya berkedip genit, bahkan kosong melompong. Toh, mobilnya masih bisa sampai ke tempat yang ditujunya.
Namun, apakah Bima benar-benar memahami mobilnya?
Suatu waktu, Bima menjemput saya dan istri dari Jakarta untuk diantar pulang ke Cilegon. Sewaktu menunggu saya, Bima sempat stay di parkiran. Selonjorin kaki dalam mobil dengan AC menyala.
Semua berjalan normal. Sampai di tengah tol Tangerang-Merak, saya melihat indikator bensin di mobil Bima. Kosong.
Saya pun bertanya, “Bensin aman, Bim?”
“Nggak tahu nih,” jawab Bima ragu.
Tak menunggu waktu lama, mobil Agya yang kami naiki mengeluarkan gejala mencurigakan. Ndut-ndutan di jalan.
Sementara saat itu arus lalu lintas sedang ramai lancar. Kalau mogok di tengah jalan bisa berabe.
Bima pun menepi. Buru-buru, ia menurunkan kaca jendela mobil dan mematikan AC. Supaya bisa menyelamatkan titik bensin penghabisan. Kemudian menyingkir ke bahu jalan, menuju pintul keluar tol terdekat, yaitu Ciujung.
Laju mobil mulai melambat. Sampai akhirnya, mobil berhenti total di bahu jalan, sebelum mencapai gerbang tol keluar Ciujung. Bima coba menyalakan mesin mobil, tapi nihil.
Kami semua diam. Clueless. Suasana sudah malam nan gelap. Kanan-kiri sawah. Hiii serem.
Kondisi ini seperti Tony Stark yang terombang-ambing di luar angkasa pasca dipukul habis oleh Thanos. Bahkan NASA diminta untuk menyelamatkannya. Tony yang hopeless sampai membuat surat wasiat segala. Untungnya, datang Captain Marvel yang menolong dan mendorong pesawat luar angkasanya sampai Bumi.
Kami yang terjebak di jalan tol gelap-gelapan pun perlu pertolongan superhero Marvel.
Di tengah kebuntuan itu, istri saya menyarankan untuk segera menelepon nomor Pertamina Delivery Service (PDS), saya langsung hubungi 135. Nanti kurir PDS yang akan datang dengan membawa bensin kalengan. Namun, call centre Pertamina malah minta maaf karena tidak bisa membantu. Sebab kurirnya pakai sepeda motor, jadi tidak bisa masuk tol.
Petugas Pertamina menyarankan saya untuk menelepon pihak manajemen jalan tol terkait. Walaupun tidak bisa membantu, petugasnya memberikan solusi lain. Salut. Lalu saya manut dan menelepon pihak manajemen tol Tangerang-Merak di nomor 08001777879. Jasa derek resmi tol yang bisa mengantar kendaraan sampai pintu keluar tol. Free alias gratis.
Dengan menyebutkan jenis mobil dan lokasi, saya tinggal menunggu bantuan.
Eh, yang datang malah mobil polisi. Kirain mau nilang, ternyata hendak mengamankan dari belakang. Siap, 86!
Setelah menunggu kurleb setengah jam, yang ditunggu akhirnya datang. Adalah mobil towing. Semacam Mbah Surip dalam kasta mobil. Soalnya dengan mobil towing, mobil mogok bisa digendong ke mana-mana. Enak toh? Mantep toh?
Dalam kondisi ini, sekilas mobil Agya milik Bima diperlakukan seperti mobil Tesla yang baru datang ke rumah pembeli yang sudah order sejak jam 3 pagi. Sama-sama digendong mobil towing.
Baru tau cara ngehemat bensin itu harus nahan gas terus haha. Teori yg gue percaya, asal jalannya pelan yang bisa ngehemat bensin
BalasHapusUntung aja masih ada yang bantuin, kalo enggak, tamat udah itu haha
BalasHapusNgomongin soal bensins sekarat, cara yang dilakukan Bima memang sering saya lakukan juga dulu ketika jaman jamannya sekolah. Bahkan ada cara yang lebih ampuh lagi agar motor tetap jalan meskipun bensin udah sekarat. Teman saya waktu itu meniup tang bensin sekencang mungkin, lalu di tutup, setelah itu motor dinyalakan dan digas secara stabil. hasilnya lumayan sih.