Langsung ke konten utama

31

Kamu merasa hidup di dunia yang kamu impikan dengan ketakutan-ketakutan yang menjadi kenyataan. Namun, hidup harus terus berjalan.

Kamu memang sudah kepala tiga, tetapi inner child dalam diri masih ada. Gaji dari menulis artikel dihabiskan untuk membeli artikel-artikel dari apparel yang kolaborasi dengan anime dan Marvel. Kamu berhasil mengoleksi ketujuh sepatu Aerostreet x Dragon Ball Z, jaket varsity My Hero Academia dengan karakter wajah Deku versi Chibi (karena Todoroki sudah sold out), dan clothing dengan tema superhero Marvel. Semua itu dilakukan agar hatimu senang. Namun, tetap ada rasa sedih di dada yang seolah mencegahmu untuk bahagia seutuhnya.


Setelah mengumpulkan tujuh bola naga, kamu berharap bisa membuat satu permintaan. Namun, naga gila mana yang mau mengabulkannya? Sembilan naga saja pastinya hanya mempedulikan jaringan bisnisnya. Lalu logo-logo pahlawan super yang melekat di badanmu itu adalah subliminal message bahwa kamu kena superhero syndrom. Kamu ingin menolong semua orang, tetapi lupa bahwa diri sendiri butuh bantuan.


Sewaktu remaja, kamu menyepelekan lagu-lagu D’masiv yang memuat lirik “air mata ini telah habis”. Kamu menganggapnya omong kosong dan berlebihan. Namun, setelah dewasa, kamu mengalaminya sendiri. 


Di luar keruwetan ujian hidup itu, banyak hal yang bisa disyukuri di usia kepala tiga. Pekerjaan impian di gedung tinggi Jakarta, dengan kaca lift yang bisa dipakai mirror selfie. Pagi dimulai dengan membeli sarapan dan kopi keluarga di Family Mart, makan siang gratis tanpa menunggu realisasi program presiden baru, dan pulang dengan bangga sebelum azan Isya karena telah menemukan jalan pintas yang terhindar dari kemacetan.


Hari-hari diisi dengan bermain game, push rank Marvel Snap sampai Infinite, mabar dengan teman kantor untuk mencapai rank Mythic Mobile Legends. Gara-gara urusan game dan esports juga bisa bikin kamu melakukan trip ke luar negeri, lumayan menambah EXP.


Sementara di TikTok, banyak orang memamerkan hartanya karena sukses dari MLM dan crypto. Pajero 2,6 juta, Fortuner 2,6 juta, Alphard 2,6 juta. McLaren kamu warna apa? Menarik sih, tapi dulu kamu sudah pernah menyelaminya. Kaya dari skema ponzi bukan tujuan hidupmu di dunia.


Mungkin kepala tiga adalah waktunya memikirkan diri sendiri, fokus dengan pencapaianmu. Kamu adalah karakter utama di hidup kamu, yang lain karakter sampingan. Namun, karakter utama yang baik adalah yang menghargai peran NPC, dengan tidak menjadi NPD.

Komentar

  1. Semacam renungan karena sudah di kepala tiga. Hemm, berat banget lho memikirkannya karena ternyata belum sampai di pencapaian yang 'kebanyakan' orang sudah lalui. Padahal bisa jadi kamu lebih baik dari banyak hal dibanding mereka. Why... why...

    BalasHapus
  2. Kamu mengingatkan pentingnya bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup seperti pekerjaan impian dan kesempatan menikmati hobi. Kesimpulan bahwa kita harus fokus pada diri sendiri dan pencapaian pribadi sangat inspiratif, mengingatkanku untuk menghargai peran orang lain tanpa kehilangan jati diri. Jadi ingat, di 2022 lalu aku sempat takut, karena bakal 30 tahun. Tapi ternyata 2022 itu sudah 2 tahun yang lalu ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO, saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan per

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi. Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.