Langsung ke konten utama

"Inside Out 2": Bagaimana Jika Karakter Anxiety Pegang Kontrol di Dunia Kerja?

"Inside Out 2" kembali membawa kita ke dalam pikiran Riley, yang kini berusia 13 tahun dan menghadapi tantangan baru di usia puber. Film yang disutradarai oleh Kelsey Mann dan ditulis oleh Meg LeFauve ini memperkenalkan beberapa emosi baru, salah satunya adalah Anxiety, yang diperankan oleh Maya Hawke. 

Riley, yang baru saja memasuki masa pubertas, harus menavigasi kehidupan baru di sekolah menengah. Dalam perjalanannya, emosi lamanya - Joy, Sadness, Fear, Anger, dan Disgust - bertemu dengan emosi baru yang muncul di markas pikiran Riley: Anxiety, Envy, Ennui, dan Embarrassment. Anxiety segera mengambil peran dominan, mencoba melindungi Riley dari berbagai skenario negatif, yang pada akhirnya membuat kehidupan Riley semakin rumit.

Anxiety sering kali mengambil kendali atas pikiran dan tindakan Riley, menciptakan skenario yang dipenuhi rasa takut akan masa depan dan kegagalan. Ini sangat relevan dengan dunia kerja saat ini, di mana banyak pekerja merasa cemas tentang relevansi pekerjaan mereka di masa depan, takut akan ketidakstabilan ekonomi, dan tekanan untuk terus berprestasi. 

Anxiety dalam film ini menggambarkan bagaimana rasa cemas dapat mengesampingkan Joy (kebahagiaan) dan mengganggu keseimbangan emosional.

Ketika Anxiety pegang kontrol, Riley menjadi lebih reaktif dan tegang. Dalam dunia kerja, pekerja yang terlalu dikuasai oleh rasa cemas bisa menjadi kurang produktif dan lebih sulit bekerja sama. Mereka mungkin beralih menjadi penjilat, mencoba menjatuhkan rekan kerja demi meningkatkan posisi mereka, sebagaimana Anxiety mencoba untuk mengubah Riley dengan mencabut "jati diri" sang tokoh utama.

Joy dan Anxiety sering berselisih tentang bagaimana Riley seharusnya menghadapi permasalahan di Kamp Hoki dan kehidupan sehari-harinya. Ini mencerminkan perjuangan yang dihadapi banyak pejuang rupiah (pejuang peso kalau di Filipina): antara mencari kebahagiaan di tempat kerja dan merasa cemas akan masa depan. 

Film ini menyoroti pentingnya menemukan keseimbangan, di mana kebahagiaan dan kecemasan bisa beriringan tanpa saling mengalahkan.

Melalui perjalanan Riley, "Inside Out 2" mengajarkan bahwa rasa cemas memang alami, tetapi tidak seharusnya mendominasi hidup kita. Pejuang di dunia kerja dapat belajar mencari cara untuk mengelola kecemasan mereka, seperti melalui mindfulness, keseimbangan kerja-hidup, dan menjaga hubungan yang sehat dengan rekan kerja. Film ini juga menyampaikan bahwa rasa cemas bisa menjadi motivator, tetapi harus dijaga agar tidak mengesampingkan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

"Inside Out 2" berhasil mengangkat tema yang sangat relevan dengan kehidupan modern, terutama dalam konteks dunia kerja. Tokoh Anxiety menggambarkan bagaimana rasa cemas bisa mempengaruhi cara kita bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. 

Bagi pekerja yang sering merasa tertekan oleh kecemasan, film ini memberikan perspektif bahwa penting untuk mencari keseimbangan dan tidak membiarkan rasa cemas mengendalikan hidup kita. Dengan merangkul kebahagiaan dan rasa cemas, kita bisa menjadi lebih produktif dan bahagia di tempat kerja. Kali.

Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO, saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan per

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi. Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.