Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Diary Ramadan #4 Muamalah

Seperti hadits Nabi yang populer dijadikan pelecut semangat para pebisnis, “Sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah berdagang,” saya juga pernah dagang. Ngomong-ngomong, satu pintu sisanya apa ya? 

Dagang pulsa sewaktu sekolah adalah jenis usaha pertama yang saya geluti. Pelanggannya adalah teman-teman SMP. Di bulan puasa pada masa itu, provider XL (dulunya ada Bebas dan Jempol) memberikan bonus pulsa lumayan untuk setiap kali isi pulsa nominal tertentu. Nah, bonus inilah yang saya jual kembali.

Saya jadi rutin mengisi pulsa dalam jumlah besar di konter demi mendapatkan bonus sebagai stok. Saya memanfaatkan fitur bagi pulsa untuk mengirim pulsanya ke pembeli. 

Tidak ada risiko dari bisnis pulsa. Tidak masalah jika ada penumpukan stok. Sebab kalau tidak habis, saya tinggal memakainya untuk kebutuhan saya sendiri, yaitu menyebarkan SMS humor ke kontak.

Namun, usaha itu harus gulung tikar sebelum berkibar sebagai bendera perusahaan dan melantai di bursa saham. Penyebabnya, ada seorang anak SMP bernama Lajjad yang beli pulsanya minta dikirim cepat, tapi bayarnya ngutang. Sudah begitu, utangnya tidak bayar sampai sekarang.

Alasannya, dia salah kirim nomor waktu itu. “Iya, jadi kemarin tuh gue salah kasih nomor HP ke lo. Lo malah ngisi ke nomor temen gue. Jadinya dia yang dapat pulsanya. Kan gue nggak pakai pulsanya nih. Masa gue yang bayar? Lo tagih sendiri aja ke temen gue. Lo tahu nomornya kan?” katanya playing victim dan gaslighting. Heran, anak SMP udah bisa guilt trip.

Saat itu, untungnya, saya punya pelanggan setia. Namanya Welas. Welas adalah kakak dari Astri, teman sekelas saya. Saya dan Welas tidak tahu wajah masing-masing, tapi kami saling percaya. 

Entah apa yang membuat Welas lebih sering beli pulsa melalui saya dibandingkan beli langsung ke konter. Mungkin karena dia nggak perlu jalan ke konter dan jadi korban catcalling abang-abangan di gang. Dia juga bisa bayarnya nitip melalui Astri pas ketemu saya di sekolah.

Selama kami bermuamalah, Welas amanah. Welas berbeda dengan Lajjad yang tak bertanggung jawab. Welas selalu membayar. Trusted pokoknya. Kalau bisa kasih bintang, saya kasih bintang lima Michelin untuk akhlaknya, bintang tujuh untuk sakit kepala dan pusing, Bintang Emon untuk kritik pemerintah. 

Saya bersyukur kepada cowok yang mendekati Welas dan mengajaknya sering SMS dan teleponan sampai pulsanya habis. Sehingga Welas rajin beli pulsa ke saya.

Ternyata Welas yang tidak tahu wajah saya jadi pedang bermata dua. Sisi positifnya, Welas jadi nggak mandang fisik (karena yang dibelinya pulsa elektrik), tapi itu juga bakalan jadi penyebab kesalahpahaman di kemudian hari.

Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO , saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan...

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih mengisi masa kecil dengan lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi . Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.