Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Diary Ramadan #9 Bukber Pamer

Bukber (buka bersama) alumni bisa jadi traumatis. Apalagi kalau ketemu dengan teman sekolah yang nggak respect ke kita dari dulu. Udah terbebas dari lingkaran dan lingkungan toxic, masa mau coba-coba masuk lagi? 



Tapi yang bikin saya mau nggak mau ikut bukber alumni adalah Radin, yang tanpa sepersetujuan saya, membayarkan iuran bukber atas nama saya.

“Udah gue bayarin. Nanti gantinya pas bukber aja,” ketik Radin di chat WA.

Saya membacanya dan menghela nafas.

Nggak cukup di situ, Radin juga menjemput saya di rumah pas hari H. Di mobilnya sudah ada teman-teman lain, Andin dan Bang Dul.

Di lokasi bukber, saya kembali bertemu Lajjad. Seperti biasa, Lajjad pamer. Kali ini yang dipamerkan adalah motor sports hasil kerjanya selama ini.

“Oh ya, kemarin tetangga saya ada yang kehilangan motor Ninja,” celetuk Radin mencairkan suasana. Tapi yang cair malah es batu karena kelamaan nggak diminum.

Selama bukber, saya berkali-kali lihat jam tangan. Kapan ini akan berakhir? 

Nah, ketika bukber berakhir, justru ceritanya baru dimulai. Di parkiran, Bang Dul memuji motor Ninja Lajjad. Hal ini bikin Lajjad makin sok asyik.

“Eh, remake meme yuk. Tahu kan meme yang pamer kendaraan itu?” cetus Lajjad.

Lajjad langsung atur set. Saya ditempatkan di sebelah motornya yang menurutnya keren.

Saya pun dijepret tanpa concern. 

Malamnya, Lajjad posting di Path foto saya bersama motornya, dengan caption “Setelah bekerja keras bertahun-tahun, akhirnya kebeli jam tangan ini.”

Lajjad nge-path. Dia mau pamer motor di medsos aja harus public shaming saya. Lagian saya dapat jam tangan ini bukan beli, tapi karena resign dan dikadoin teman-teman kantor lama.

Nggak butuh waktu lama, orang-orang komen dan kasih emoji ketawa. Padahal nggak lucu.

Nggak lama dari situ, Path pun tutup permanen.

Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO , saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan...

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih mengisi masa kecil dengan lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi . Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.