Langsung ke konten utama

Ngenest: Kadang Hidup Perlu Dibawa Santai

Dari awal sampai akhir, film ini dipenuhi stand up comedian atau comic yang hilir-mudik sebagai tokoh pendukung, pemeran pembantu, figuran, extras, cameo atau apalah namanya. Dari mulai preman, dokter kandungan, sampai tukang cilok. Semuanya diperankan oleh comic.

Universe film Ngenest ini seperti dunia dengan populasi penduduk 90% komika, sisanya etnis Tionghoa. Bahkan bayi yang baru dilahirkan pun diperankan oleh komika. Serius. Kalau nggak percaya, tonton aja.

Sumber: @BakriyadiArifin

Sejak SD, Ernest dibully karena berbeda. Agar anaknya tidak bernasib sama, Ernest memutuskan menikah dengan gadis pribumi. Agar nanti anaknya bisa menjadi Tiongkok berdarah campuran dan bebas bully.

Di bangku SD, Ernest menemukan teman senasib bernama Patrick. Persahabatan antara Ernest dan Patrick bikin kita teringat dengan teman-teman semasa sekolah. Patrick yang menjadi sahabat sekaligus mentor Ernest adalah sosok sidekick idaman. Patrick bisa melindungi, mendengarkan dan menginspirasi Ernest. Persahabatan mereka awet sampai Ernest jadi seorang bapak. Patrick menemani Ernest sampai akhir. Sampai akhirnya, hati kita dipatahkan oleh fakta tentang Patrick.

Tapi teman dengan mulut usil juga perlu ada dalam tiap friendlist seseorang. Agar hidup kita santai dan penuh canda. Jadi, sewaktu kuliah di Bandung, Ernest punya dua teman kos yang diperankan Adjis Doaibu dan Awwe. Walaupun cuma kebagian sedikit scene, dua teman Ernest ini mampu mengocok perut penonton satu bioskop.

Di satu adegan, Adjis dan Awwe main PS. Karena berisik, tiba-tiba mereka disuruh diam dengan cara dilempar bra oleh seorang cewek binal tak dikenal.

Adjis: "Lo dilempar apaan tuh?"

Awee: "Bra."

Adjis: "Lah. Isinya mana?"

Di saat itu, mulut saya robek karena ketawa. Melihat wajah innocent Adjis ketika menanyakan "Isinya mana?" bikin saya lepas kendali.

Mulut usil Awwe dan Adjis juga beraksi ketika mengomentari satu demi satu karangan bunga di pernikahan Ernest. Kata-kata yang keluar dari mulut keduanya bikin saya ketawa pasrah.

Sebagai lelaki ringkih, saya sempat baper di satu adegan. Ketika itu, hubungan Ernest dan Meira tidak direstui ayah Meira karena sebuah trauma. Bisnis ayah Meira pernah dibikin bangkrut oleh seorang konglomerat keturunan Tiongkok. Tapi, Meira selalu berusaha meyakinkan ayahnya bahwa semua orang nggak bisa dipukul rata begitu.

Itulah cinta. Bersama-sama memperjuangkan relationship. Kalau berjuang sendiri, itu namanya entrepreneurship.

Ngomong-ngomong, akting Kevin Anggara sebagai Ernest muda sudah cukup baik di film ini. Emang cuma Kevin yang cocok jadi Ernest. Soalnya nggak cocok kalau Bakriyadi yang jadi Ernest. Bakriyadi cocoknya jadi Morgan Oey versi muda.

Secara nggak langsung, Bakriyadi di film ini di-bully habis-habisan oleh sutradaranya. Setiap Bakri nyengir, giginya diberi efek cahaya terang-benderang. Persis film Dono. Mungkin judul film Ngenest bukan singkatan dari Ngetawain Hidup Ala Ernest, melainkan semata-mata untuk menggambarkan wajah Bakri ketika digebukin anak botak yang jago beladiri: ngenes!

Tapi nggak apa-apa. Bakri bisa mengikuti jejak Ernest Prakasa: di-bully, bikin buku, terus difilmin. Hmmm. Saya punya beberapa rekomendasi judul buku yang bisa ditulis Bakri. Bagaimana dengan "Bakteri: Bakri Perlu Tertawa Sendiri"?

Secara keseluruhan, filmnya lucu. Ernest Prakasa sukses menghibur penonton dengan kisah hidupnya yang ngenes. Pesan yang disampaikan Patrick pun menancap di hati: Tidak semua yang kita inginkan akan terwujud dan tidak semua yang kita takutkan akan terjadi.

Komentar

  1. gue juga ketawa ris pas baca "lah, isinya mana" :v
    gue belum pernah nonton ini nih, apa filmnya udah lama ada ?

    BalasHapus
  2. Gue belom nonton.
    Di trailernya rasis parah, tapi kocak XD

    BalasHapus
  3. haha baca reviewnya kayaknya lucu, kYknya gue musti nonton, kemarin juga udah lihat sih trailernya doang

    BalasHapus
  4. Belum sempat nonton. Nunggu tahun depan ajalah.

    BalasHapus
  5. Whoaaaa. Jadi penasaran kenapa Patrick mematahkan hati kita semua, Bang Har.

    Hohoho. Bang Har kayaknya jatuh cinta sama si Bakri. Sampe dibikinin judul buku segala. Perhatian banget. Fotonya juga dipajang disini. Uuuh so sweet~

    BalasHapus
  6. Wkwkwk... mana isinya??? Hahaha..

    Belum nonton :(

    BalasHapus
  7. Itulah cinta. Bersama-sama memperjuangkan relationship. Kalau berjuang sendiri, itu namanya entrepreunership. NAH INI

    itu maksudnya enterpreneur ya kan? bukan enterpreunership.hehe

    BalasHapus
  8. Baru liat trailernya nih baaang. Itu kenapa Patrick bikin hati patah? Yah kan jadi penasaran...

    BalasHapus
  9. Perasaan waktu itu baru review Single, sekarang udah Ngenest. Gue belum nonton satu pun. :(

    "Tidak semua yang kita takutkan akan terjadi." Bener juga nih. Soalnya, yaa biasanya ketakutan itu cuma pikiran negatif diri sendiri. Ehehe.

    Gue baca yang isinya mana aja ngakak anjeeerrr. Duh, komika semakin menguasai media ya. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg belom nonton, nonton aja bro sist jgn lupa ajak mantan! Ngena bgt aseli. LOL

      Hapus
  10. belom nonton... nih... nunggu di rentalan ada. biar gak jauh jauh ke bioskop. :v

    BalasHapus
  11. sukses bang ernest nih di film perdana nya. gue belum nntn nih padahal penasaran juga sama akting perdana nya si kevin anggara.

    BalasHapus
  12. Engga lupa sama filosofi tokai bang.
    Hati gue dipatahin Patrick waktu tau ternyata patrick mand*l :'(

    BalasHapus
  13. Gue harus memilih untuk nonton ini atau SINGLE, akhirnya ya gue milih nonton single aja. Tapi gak sempat buat reviewnya karena telat juga nontonnya.

    Bukunya aja baru baca yang pertama :D

    BalasHapus
  14. "Lah. Isinya mana?" ................. YAKALI AH :(((

    BalasHapus
  15. jadi salah satu film yang gue masukin nge list film yang wajib tonton di awal tahun. secara.. gue udah baca ngenest 1 2 3, belum lengkap kalau belum nonton eksekusi filmnya

    BalasHapus
  16. aku tertarik nonton ini karena ada blogger kevin anggara...keren ya para komika sekarang jadi bintang film semua :)
    ada bakriyadi juga :D

    BalasHapus
  17. Gue sempet geli aja, bahas yang nanya "Isinya mana itu mas." Rasanya, pengen ikutan nanya. :D

    Sepertinya gue perlu download film ini. Yup, alasan sederhanya biar ngirit. :D

    BalasHapus
  18. widih keren ampir semua pemain nya dari stand up comedian. eh ngomong2 quote nya bagus nih.
    Tidak semua yang kita inginkan akan terwujud dan tidak semua yang kita takutkan akan terjadi.

    pengen nonton jadinya...

    BalasHapus
  19. tanggal segini masih ada di bioskop ga ya ? dari dulu nunggu film ini tapi kelewatan info .. sering stalkering blognya kevin yang dia lagi syuting ngenest ..

    BalasHapus
  20. Belum nonton bang .. gue lagi liburan dan pulkam dan dikota klahiran gue nggak ada bioskopnya .. *eh la kok malah jadi curhat ..

    Pdahal pengen nget nonton ...

    BalasHapus
  21. Keren nih film. Gw suka kata2 ernest "gua lebih baik dihina, daripada dilupain"

    BalasHapus
  22. Bhaahahaaa isinya mana bang? Ngakak yaoloh.

    Nah iya bener bang. Kalo berjuang sendiri namanya entrepreneurship.:'D hahaaa
    Hidup perlu dibawa santai :))

    BalasHapus

Posting Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO, saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan per

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi. Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.