Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Sama Seperti Summer's Effect

Grup BBM. Saya gabung di grup BBM alumni kampus. Isinya temen-temen kuliah doang. Nggak ada penjual obatnya. Emangnya kolom komentar foto seleb di Instagram.

Sejak zaman es, masalah utama grup alumni adalah anggota-anggotanya yang susah diajak reuni. Coba kalau diajak pacar masing-masing naik pelaminan, pasti semangat deh. Semangat cari alasan. “Pada belum siap sih.”

Lho? Pangeran Wortel kenapa ada di sini?

Tapi, akhirnya, sebuah tanggal disepakati. Setelah sebelumnya gagal karena salah satu teman yang ditunjuk sebagai sopir tembaknya mendadak dilanda sakit. Sakit meriang. Merindukan kasih sayang. Kasih Sayang Bunda. Itu sih nama TK.

Ternyata Summer bisa jurus seribu bayangan ala Naruto via feministmusicgeek.com

Menjelang hari yang dinanti, mobil rental sudah di-DP-in, enam orang positif ikut, eh, temen saya yang bisa nyetir itu melambaikan tangan dengan alasan yang sangat bisa diterima akal sehat:

“Sorry, besok aku nggak bisa ikut. Mama nggak ngizinin aku main bareng kalian. Soalnya besok aku harus nganter mama arisan.”

Heheheh. Arisan. Hehehe.

Satu dicoret. Kini tinggal lima orang. Kalau dihitung per biji, berarti empat biji. Alias dua cowok, tiga cewek.  Saya, Rekiy, Ika, Novi dan Uci. Dari situ saya bingung. Berarti skenarionya Ika yang jadi sopir sepanjang perjalanan tanpa ada hak pergantian pemain dengan sopir cadangan. Sebab cuma Ika yang bisa bawa mobil dan punya SIM. Saya malah belum bisa nyetir mobil. Baru sekali naik bom-bom car. Itu juga dibonceng. Kalau SIM sih punya. Tapi SIM B. Jadi, ceritanya, sewaktu nembak SIM, sasarannya meleset. Niatnya nembak SIM C, malah kenanya SIM B2 Khusus. Iya, SIM untuk truk tronton 10 roda. Buat apaan coba?

“Jadi, nanti yang nyetir siapa?” Tanya Uci di grup BBM.

“Masa nggak jadi lagi sih? Mobil udah di-DP-in nih, woy!” Begitu isi chat Ika yang sudah berkorban 150 ribu untuk DP. Dewi Persik. Jandanya Saipul Jamil.

Di saat membaca obrolan di atas, saya sedang nongkrong di Bunderan Cibeber. Salah satu tempat nongkrong favorit saya di Cilegon (tempat nongkrong favorit saya yang lain: depan TV yang sedang menayangkan channel MTV dan WC jongkok). Saya nongkrong makan kerang rebus bareng Geng Ereksi. Nama geng kami memang begitu. Akronim dari nama anggotanya: Erik, Rekiy, Haris dan Ari. Biar pun nama gengnya berkonotasi negatif, kami tidak suka mesum. Seringnya mesem. Mesemnya ketika digerebek satpol PP di lokasi  razia penyakit masyarakat.

“Teman-teman saya yang cakep, ikut ke Dufan yuk!” Saya memohon kepada Ari dan Erik yang sedang melirik ke meja sebelah yang ditempati oleh mbak-mbak berwajah seperti Vicky Zaenal dengan tank-top berkerah rendah.

“Wah, nggak bisa. Gue besok harus tutup buku. Kalau hari Senin laporan nggak selesai, gue bisa digantung manajer gue,” ungkap Ari dengan mata masih melirik ke sebelah.

“Gue juga nggak bisa. Lo tau sendiri, gue harus beresin berkas-berkas untuk audit Minggu depan,” ungkap Erik yang kali ini sibuk menatap Ari. Menurut teori Erik, lebih menarik melihat cowok yang sedang melihat cewek daripada melihat cewek itu sendiri. Memang, teori ini teruji. Saya nggak bisa nahan ketawa melihat Rekiy yang bengong dengan mata jelalatan. Kalau Ari sih udah mangap dari tadi. Bahkan sebelum ada mbak-mbak berparas Vicky Zaenal duduk di sebelah, mulutnya udah menganga lebar.

“Kalian tega membiarkan Ika, seorang cewek lemah-lembut manis-manja grup, harus nyetir sendiri Cilegon-Jakarta pulang-pergi? Bayangin. Bayangin,” saya menjentik-jentikkan jari agar imajinasi mereka terpantik. Tapi nihil. Imajinasi mereka bermain untuk hal lain.

Di saat saya sedang berusaha merekrut anggota baru untuk perjalanan besok, Rekiy malah menambah keresahan.

“Masa cuma lima orang doang? Itu jalan-jalan apa mau main Power Ranger-Power Ranger-an? Nggak seru ah,” ujar Rekiy penuh hawa negatif.

“Rek,” panggil saya gelisah. Mengingat Rekiy adalah orang paling cepat berubah pikiran yang pernah saya kenal. Misalnya, kemaren bikin janji pengen renang, hari ini bisa membatalkannya dengan alasan pengen istirahat di kosan karena semalam lembur. Pagi ini sepakat pengen lari sore, sorenya dia bisa membatalkan janji dengan alasan jika ada masalah sebaiknya dihadapi, jangan lari.

Woy!

Saya membayangkan betapa celakanya cewek yang nanti jadi calon istri Rekiy. Sebab Rekiy bisa saja membatalkan pernikahan tiga jam sebelum akad. Alasannya, nanti aja nikahnya pas cuti libur lebaran.

“Ya udah, lihat besok aja,” tandas Rekiy.

“Rek,” panggil saya dengan nafas tercekat.

Erik dan Ari yang sudah tahu tabiat Rekiy langsung tertawa terbahak-bahak.

“Oke, kita masih punya waktu tujuh jam,” ucap saya sekonyong-konyong. Saat itu kerang rebus yang kami makan sudah tandas.

“Untuk?”

“Ngajarin saya nyetir. Biar besok saya bisa gantikan Ika sebagai supir tembak,” ungkap saya bombastis.

“…”

***

Subuh-subuh, saya mandi. Setelah mengoleskan deodorant ke ketiak, saya meluncur ke kosan Rekiy, tempat dimana kami berkumpul sebelum berangkat ke Jakarta. Di sana ada Erik yang masih tidur. Lalu saya menelepon Novi untuk memastikan dia sudah on the way.

“Halo, Haris. Ini Omee lagi nunggu angkot. Maaf ya lama. Angkotnya jarang. Di sini orang-orangnya pada punya kendaraan pribadi, jadi sopir angkotnya males lewat sini,” suara lembut Novi terdengar dari seberang sana.

“Udah, pesen Gojek aja,” seloroh saya mengikuti dialog yang biasa diucapkan masyarakat di ibu kota.

Novi alias Omee alias Kagome alias pacarnya Inuyasha tidak menggubris bercandaan saya yang tidak berbobot itu.

Mendengar suara Novi dari ponsel saya yang sengaja di-loudspeaker, Erik langsung terbangun. Hal pertama yang dimintanya setelah bangun dari tidur panjang adalah ponsel saya. Kemudian Erik ngobrol dengan Novi. Sepanjang obrolan, Erik cengengesan sambil melontarkan gombalan-gombalan usang.

Selesai ngobrol dengan Novi, Erik menyuruh saya menelepon Ika.

“Bilang ke Ika, gue jadi ikut,” ucap Erik mantap. “Biar gue aja yang bawa mobilnya sampai Jakarta.”

“Karena ada Novi?” Saya menyeringai sambil mengetikkan chat teruntuk Ika yang sedang membawa mobil rental dari Serang ke Cilegon.

Seperempat jam kemudian, saya dapat SMS dari Novi yang mengabarkan bahwa dia sudah hampir sampai lokasi yang dijanjikan. Menghindari Novi menunggu lama di tempat dimana dia didorong keluar oleh kernet bus, saya langsung bergegas melompat ke motor. Lebih baik saya yang menunggu. Sebab menunggu adalah pekerjaan yang biasa saya lakukan. Menunggu chapter terbaru manga One Piece, misalnya.

Ketika saya pamit ingin jemput Novi, Rekiy mendadak sibuk membuka jok motornya.

“Nih, jas hujan. Cuacanya lagi nggak bagus. Gerimis kecil begini, takut di jalan ujan gede,” ucap Rekiy sembari menyerahkan jas hujan yang sebelumnya sudah disemprot kispray.

“Buat saya?” Tanya saya dengan mata berkaca-kaca seperti kucing terharu.

“Buat Novi lah. Takut Novi keujanan, terus sakit. Lo mah udah biasa keujanan kan? Apalagi sakit, nama tengah lo,” olok Rekiy.

Haris 'Sakit' Firmansyah. Yang bener aja!

Ketika saya kembali ke kosan dengan memboyong Novi di boncengan, Erik yang tadi baru bangun tidur, sekejap sudah rapi jali duduk di kursi like a boss. Erik sudah mandi dan rambutnya ditata layaknya Chandra Liow pakai pomade.

“Bahagia banget ya pagi ini. Bangun tidur, cewek pertama yang dilihat adalah Novi,” ungkap Erik yang masih duduk di kursi kebesarannya.

“Erik udah mandi belum sih?” heran Novi.

Saya ketawa.

Ketika Erik menggombali Novi, saya mendadak punya ide bagus. Srikintil! Saya langsung mencari kontak seseorang untuk dihubungi, lalu nyuruh Novi yang ngomong.

“Ari, kok nggak ikut sih?” Tanya Novi ketika telepon terhubung dengan Ari si pegawai bank yang besok mau tutup buku.

“Iya, iya, Ari ikut deh. Tungguin ya,” pungkas Ari yang kalah dengan suara wanita. Bayangan dirinya digantung manajer karena tidak menyelesaikan laporan, perlahan sirna dari kepalanya.

Mendengar suara tak berdaya Ari, saya ketawa ngakak nggak berhenti-berhenti. Rasakan! Semalam bisa saja Ari menolak permohonan saya, tapi dia nggak bisa berkutik ketika Novi yang mengajaknya!

Yang semula acara ini terancam batal karena kekurangan anggota, mendadak anggota bertambah secara tak terduga. Ini namanya Novi’s Effect. Sama seperti Summer’s Effect di film (500) Days of Summer. Mungkin setiap Novi naik bus, busnya bakal penuh sampai kepala sopirnya keluar-keluar dari jendela. Seandainya Novi magang jadi petugas perpustakaan, mungkin pengunjung perpustakaan bakal meningkat drastis dari bulan-bulan sebelumnya. Boleh jadi penjualan album Bintang 14 Hari bisa laku keras dan mengacaukan analisa pengamat musik karena Novi menuliskan lirik lagu Kangen Band pada kolom kata mutiara di buku tahunan SMA.

Itu Novi. Beda dengan Uci.

“Eh, Uci minta jemput nih,” lapor saya ketika mendapat chat Uci di BBM.

“Lo aja deh yang jemput, Ris.” Rekiy memberi titah. “Kan lo udah jemput Novi, jadi sekalian jemput Uci juga. Biar nama tengah lo ganti jadi Haris 'Jemput' Firmansyah.”

“Suruh naik angkot aja sih. Deket ini,” ucap Erik tak peduli.

“Gimana kalau kita suruh Uci pesen Gojek?” canda saya.

Lagi-lagi candaan saya tidak digubris.

Komentar

  1. Haha ini gue jadi penasaran sama si novi dah. Novi's effect. Ngakak gue

    BalasHapus
    Balasan
    1. Postingan selanjutnya, saya bakal tunjukin muka temen-temen saya. :D

      Hapus
  2. Oh abang udah biasa main ujan2an y
    Sama biasa sakit juga ya
    Wah keren
    Sakit apa ja bang yg udah dibiasa~biasain?
    Terus jadi main power ranger~rangeran sambil jalan2
    Terus siapa yg jadi monsternya?

    BalasHapus
  3. Haha sim khusus untuk supir truk. Lah siapa tahu nanti haris tertarik jadi supir truk roda 10 =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak deh, ketemu Pangeran Wortel di jalan, truk saya bisa dibikin keguling.

      Hapus
  4. pastinya semangat dong kalo di ajak naik pelaminan sama pacar hehe

    #ngehayal

    BalasHapus
  5. Novi pasti cantik banget, sampe jadi ikut yang asalnya nolak

    BalasHapus
  6. Jadi lu milih nama tengah "Sakit" apa "Jemput"?

    Novi ada nggak pas di video IG lu yang main kuda-kudaan itu, Ris? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Milih nama tengah "Akbar" aja. Biar samaan kayak kamu, Yog.

      Ada. Foto yang kamu komen di IG kan juga foto Novi, Yog. :D

      Hapus
  7. kayaknya novi ini jadi idaman.. *penasaran.
    kasihan si uci dicuekin kyk gitu. duh...

    BalasHapus
  8. jadi yang pergi berapa orang bang Haris? kok gak kimaks ceritanya?
    bisa gitu ya novi's effect. dan ada apa dengan uci?

    btw, bang haris bingin postingan tips nulis lancar jaya dong.
    aku lihat bang haris enak bener nelorin buku, lancar banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ini ada lanjutannya, lho.

      Oke, siap. Nanti dibikinin menu baru khusus di blog bahas tulis-menulis. :D

      Hapus
  9. Bang, aku udah lemah di Matematika. Tambah lemah pas baca perhitungan per biji. Jelasin dong, Bang :|

    Wuiiiih. Novi kece badai. Bikin tiga anggota Geng Ereksi jadi bereaksi, bereaksi buat ikut. Nama Novi kayak nama bulan gitu, November. Dan nama Summer itu nama musim. Jadi yang mirip-mirip sama sesuatu itu kayaknya memberikan efek ke cowok-cowok gitu deh kayaknya, Bang. Duh, sotoy banget, Cha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iin baru kamu lho yang sadar di kejanggalan per biji. Ya ampun, Icha. :p

      Geng Ereksi bereaksi. :)))

      Iya betul, Cha. Kamu memang perempuan yang pintar. :)

      Hapus
  10. Bhahaa Novi's Effect. Yang tadinya kekurangan temen, malah nambah beberapa orang. Hebat juga Novi ya bang. Hahaa

    Mau ngakak pas tau nama geng lu, bang. Geng Ereksi. Yawlohh toloong :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin bakal ada Wulan's Effect juga kalau kamu ketemuan sama anak-anak sana ya? :p

      Masih mending Widy lah ya. Ereksi mah apa atuh. Korban iklannya Ikang Fawzi.

      Hapus
  11. ggiilleeee , ,, pengaruh si novi besar juga bang, share gan foto si novi :D

    BalasHapus

Posting Komentar