Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

The Conjurig

Cerita bermula ketika Carolyn dan Roger Perron pindah ke sebuah rumah pertanian tua di Harrisville, Rhode Island, bersama kelima putri mereka.

"Gue mau kamar yang paling gede ya, sist," celetuk si bungsu ketika baru menginjakkan kaki di rumah tua tersebut. 

"Kagak bisa gitu, cuy. Lu tuh paling bontot di sini. Lu nggak dapet kamar. Lu tidur di loteng lu," ucap si sulung. 

"Wah, berarti gue dapet kamar dong? Gue kan anak kedua." Si anak kedua masuk ke sebuah kamar berukuran sedang. Lalu dia buru-buru klaim kamar tersebut sebagai kamarnya, “Ini kamar gue ya. Cup!”

"Ini memang kamar. Tapi kamu tetap tidak boleh tidur di sini. Karena ini kamar mandi, Nak." Carolyn menyalakan shower dan mulai memandikan anak keduanya yang sudah asyik tiduran di bathub.

sumber: Google Image


Selama hari pertama, kepindahan keluarga ini berjalan lancar, meskipun ayam mereka, Sadie, menolak memasuki rumah dan salah satu anak perempuan mereka menemukan sebuah lemari menuju dunia Narnia. Berhubung keluarga ini adalah Potterhead sejati, jadi dunia Narnia bukanlah hal yang mengejutkan. Beda cerita jika mereka menemukan akses ke Diagon Alley, pasti jejingkrakan.

Keesokan paginya, Carolyn bangun dengan cap masuk Dufan di pipinya. Semalam dia memang mimpi naik Kora-Kora. Dia juga menemukan Sadie tergeletak mati sebagai ayam goreng di atas meja makan. Roger yang menyembelihnya sebagai bentuk syukuran kepindahan mereka. Selama beberapa hari berikutnya, berbagai peristiwa misterius terjadi.

Sewaktu bungsu tidur, ada yang narik-narik kakinya. Contoh lainnya, sewaktu sulung buang air, tiba-tiba lampu WC mati dan keran nggak berfungsi.

Contoh lainnya lagi, sewaktu si anak keempat masak mie instan, tiba-tiba gasnya habis. Ketika dia mau beli, warungnya tutup semua. Ketika warungnya buka, stok gas elpijinya kosong. Ketika stok gas elpijinya ada, yang punya warungnya nggak mood jualan. Sewaktu dia makan mie instan mentah diremukin di dapur, tiba-tiba kompornya menyala sendiri dengan api berkobar-kobar. 

"Kampret!" Hanya itulah kata yang bisa diucapkannya. 

Pernah di suatu malam yang sunyi-sepi, Carolyn dan Roger Perron dikagetkan dengan teriakan si bungsu. Keduanya langsung melesat ke kamar gadis. 

"Mama! Kakak kedua tidur sambil jalan," adu si bungsu. "Lihat itu!" 

Terlihat anak kedua jalan meniti tali jemuran dengan mata terpejam kayak pemain sirkus. 

"Mama! Ada yang lebih parah! Kakak pertama tidur sambil lomba pidato," lapor si anak ketiga. 

Mendengar kabar itu, Carolyn panik. 

"Ayo, anak-anak. Kita cari kakak kalian!" Roger kalang-kabut. Anak-anak gadisnya langsung bawa obor masing-masing dan menyusuri hutan terlarang, mencari si sulung. 

Besoknya, sulung ditemukan tertidur di atas mimbar depan kantor gubernur, dengan memegang tropi juara lomba pidato tingkat pelajar se-provinsi. 

Peristiwa ini memuncak pada suatu malam saat Roger berada di Florida, Carolyn terkunci di ruang bawah tanah dan sesosok makhluk gaib yang terlihat seperti seorang wanita tua menyerang salah satu putrinya. Setelah itu, putrinya bisa ngomong bahasa Sunda dan ceramah tentang lemahnya akidah manusia masa kini.

Carolyn menghubungi investigator paranormal bernama Ed dan Lorraine Warren untuk meminta bantuan. Pasangan Warren mulai melakukan penyelidikan dan menyimpulkan bahwa rumah tersebut berlokasi strategis karena dekat dengan fasilitas umum dan hanya butuh 5 menit menuju pintu tol. Kondisi bangunan masih baik dengan rangka baja, lantai batako dan dinding keramik.

“Bila rumah ini dijual, harganya berkisar 500 juta,” pungkas Ed sambil memencet-mencet kalkulatornya.

Carolyn dan Roger saling pandang. Lalu Carolyn angkat bicara untuk meluruskan, “Tapi, kami memanggil Anda untuk menyelidiki apakah rumah ini berhantu? Kami tidak berniat menjualnya, jadi Anda tidak perlu repot-repot melakukan penaksiran harga.”

“Sorry, sorry. Sebelum jadi paranormal, suami saya ini makelar rumah, jadi nalurinya sering keluar,” ucap Lorraine meminta maaf atas kelalaian naluri suaminya.

Setelah diselediki secara serius, pasangan Warren menyimpulkan bahwa rumah tersebut mungkin membutuhkan ritual pengusiran setan, namun ritual tersebut tidak bisa dilakukan sebelum mendapat izin dari RT/RW.

"Tenang. Saya bakal bantu ibu dan keluarga ibu semampu saya,” janji Ed setelah Roger mendapatkan izin dengan bermodal rokok samsu.

"Tapi sebelum itu, mari kita deal-deal-an mengenai tarif atas jasa pengusiran hantu ini. Ibu mau ambil paket apa? Ada paket kilat, ada paket reguler," sambung Lorraine sambil menunjukkan katalog.

"Paket hemat aja. Ada?" tanya Carolyn.

"Oh, ada, ada. Jadi, segini harga yang harus ibu bayar." Lorraine menyebutkan angka sekian juta. "Deal?" 

"Buset. Mahal amat!" pekik Roger sebagai kepala keluarga yang tugasnya banting tulang mencari nafkah.

"Tenang, bisa dicicil tiga kali angsuran, tiap bulan langsung debet rekening," kata Ed. 

"Oke deh. Deal." Roger sepakat.

Lalu pasangan Warren melakukan acara pengusiran. Hantu-hantu pun pada berimigrasi ke pohon beringin terdekat. 

Setelah dibantu pasangan Warren, keluarga Perron bisa tidur dengan nyenyak. Tidak ada lagi yang narik-narik kaki si bungsu. Sulung bisa buang air sambil tersenyum. Si anak keempat bisa rebus mie instan sambil menari-nari bahagia. 

Tapi kebahagiaan itu hanya bertahan semalam. Besoknya mulai lagi hantu-hantu itu berulah. Keluarga Perron tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tiap tidur, kaki bungsu ditarik-tarik. Sulung kembali menangis di WC. Anak keempat kembali makan mie instan diremukin, sampai ususnya mengkerut.

Roger pun komplain kepada Ed via telepon. "Gimana ini? Keluarga gue digangguin setan lagi! Nggak becus lu ngusir setannya." 

"Lho? Salah sendiri! Suruh siapa ngambilnya paket hemat? Paket hemat itu ibarat nyalain obat nyamuk bakar. Cuma bertahan satu malem doang," tutur Ed di seberang sana. 

"Ah, semprit!" maki Roger. 

"Ya udah lah, Pak. Daripada buang-buang duit cuma buat ngusir jurig, mending kita nikmati saja serumah dengan hantu," ujar si anak ketiga yang berniat menuliskan pengalamannya satu atap dengan keluarga tak kasat mata. Kalau ceritanya diunggah di Kaskus dan dibaca jutaan kali oleh pembaca tak kasat mata, bisa diangkat menjadi buku oleh sebuah penerbit ternama.

Komentar

  1. Apaan ini bikin KZL orang aja siang-siang. :')

    BalasHapus
  2. sekedar info buat si anak ketiga kalau mau posting di kaskus jangan bulan Ramadhan soalnya para pembaca tak kasat mata lagi eksodus massal :')

    BalasHapus
  3. Ahahahahaha. Gila. Gua tusuk lu! Ketawa ngakak baca ini sambil gebrak-gebrak meja, Bang. Itu yang tidur sambil lomba pidato, itu dia ngigo gitu kan maksudnya. Aku juga mau ngigonya kayak gitu. Ngigo yang berprestasi. :D

    Itu si anak ketiga bijak juga ya pemikirannya. Kalau dia ngejadiin hantu sebagai ide nulis, kalau Bang Har ngejadiin mantan sebagai ide nulis. Kalian berdua keren deh. Lebih dari sekedar esensi-esensi dari perempuan yang berbadan tiga. Yuhuuu~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngigo aja bisa pidato, gimana sadarnya coba?

      Saya udah nggak jadiin mantan sebagai ide nulis lagi sekarang. Sekarang jadiin sinopsis film sebagai ide nulis parodi. Hahaha.

      Hapus
  4. Saya sangat relate dengan bagian gas habis. Secara bapak rumah tangga.

    BalasHapus
  5. Saya sangat relate dengan bagian gas habis. Secara bapak rumah tangga.

    BalasHapus
  6. trus pohon beringinnya ingin apa bang?
    kasian pohon beringinnya pasti kesepian usai dtinggal oleh hantu-hantu itu? kemanakah hantu hantunya saat bulan ramadhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kepikiran aja ya kamu, Nik. Beringin ditafsirkan sebagai kondisi ketika menginginkan sesutau. Luar biasa lelaki satu ini.

      Hapus
  7. Astaghfirullah, aku lagi magang baca ini disangka kayak orang gila :(((
    Aku sih sebel sama yang paket hemat. Cuma sampai semalem :((( x))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Daripada saya lagi gila, baca komentar kamu ini disangka lagi magang. :D

      Hapus
  8. ya Allah imajinasimu baaaangg. Luar biasa memang hahahahaaa

    Aku gabisa berkata-kata lagi bang. Ngakak, bener bener deh
    Paket hemat cuma tahan satu malem. YHAAA

    BalasHapus
  9. Gue gatau cerita The COnjuring, jadi cuma bisa melongo. :)))

    BalasHapus
  10. ih... males banget nonton film ini

    BalasHapus
  11. Setiap baca cerita disini kayak orang gila, sampai gak tahu mau komentar apa. Tapi paling gak saya ninggalin komentar walaupun bingung mesti bilang apa.

    BalasHapus
  12. YHAAA.
    Ujung-ujungnya malah keluarga tak kasat mataaaa :'(

    BalasHapus
  13. hahahaha bangke! ini tulisannya bener bener dah, imajinasimu ngaco abis ris haha tapi ya tetep bagus juga dijadikan tulisan, antara pecahan kekacauannya tetap aja nyambung sama alur ceritanya, khususnya cerita yang nyata di film yg asli :D

    BalasHapus
  14. Karna kebanyakan meme yg beredar di socmed, akhir nya film ini jadi lucu2an

    BalasHapus
  15. udah keburu serius ngebacanya. kok ada ngeremukin mie segala. jatuh2nya akunya malah kelaperan dan masak mie hehehehe

    BalasHapus
  16. The Conjuring dibeginiin :( Bang Har Dewaaaalah ya :D wkwkw

    BalasHapus

Posting Komentar