Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

24

Yang tahun lalu ngundang ke acara nikahan, sekarang ngundang ke acara akikahan. Akikah anak kedua. Wah, waktu cepat sekali berlalu ya. Satu-persatu teman di kontak WhatsApp berubah menjadi bayi. Dunia seperti dibajak oleh kaum balita. Kamu merasa sendirian. Tua dan lelah.

Teman sekolah yang nggak ada kabarnya, tiba-tiba datang lagi. Kirain kangen aja, eh, selesai nostalgia, kasih undangan. Undangan akikah anak kedua. Kapan nikahnya nih? Kok tiba-tiba? Kamu merasa sendirian. Bosan dan kesepian.

Kamu mencoba bersenang-senang dengan menjelajahi kota-kota. Menikmati hidup dengan bertualang dan melucu, lalu tertawa. Tapi ketika pulang ke rumah, kamu kembali disergap rasa yang sama. Kamu merasa sendirian. Stuck dan tersesat.

Di umur hampir seperempat abad ini, kamu merindukan masa kecil. Sebab masa-masa itu sangat indah dan mudah. Karena saat itu kamu tidak perlu memusingkan cicilan rumah dan tabungan untuk modal nikah. Tidak perlu memandang seorang gadis dengan mesin pendeteksi yang menilai kualitas diri. Begitu juga sebaliknya. Mati-matian menjadi perfect man agar lolos ujian cinta.

Dulu, kamu hanya melakukan apa yang kamu sukai. Bukan karena kamu harus mengerjakannya seperti sekarang. Karena pekerjaan terasa berat ketika kamu tidak suka melakukannya.

Ketika rehat dari peliknya hidup, kamu kembali mendengarkan theme song anime lawas dalam playlist nostalgia. Menghayati liriknya yang dulu hanya didendangkan sambil lalu. Ketika diresapi, ternyata berguna jadi pelecut semangat ketika sudah dewasa.

“Ayo bangkitlah pahlawan yang ada dalam diriku. Jangan sampai kau menyerah untuk menggapai impian.”

“Ketika terlintas rasa putus asa, kekuatan mimpi pun menghilang. Ayo, bangkit sekali lagi di dunia ini!”

“Walaupun jauh rasanya. Tapi ini awal dari semua yang indah. Walaupun kini tak kan bertemu dan kau akan terus berjalan. Dengan satu langkah, semua bisa berubah.”

Saat sendiri, kamu harus diingatkan. Bahwa kamu tidak pernah sendirian.

“Siraman semangat, aku ingin curahkannya padamu. Akan selalu kutopang dirimu yang kesepian itu. Siraman semangat, kau tidaklah seorang diri. Lingkaran persahabatan kita kan selalu menjagamu.”

Karakter-karakter 2D yang sewaktu kecil menemani pertumbuhanmu adalah sahabat yang masih ada di dasar hati. Mereka bergandengan tangan dan mendorongmu untuk kembali melangkah. Sama seperti Bing Bong yang melesatkan Joy agar Riley kembali merasa gembira di animasi Inside Out.

Life is not easy. Tapi jangan terus-menerus mengeluh. Tidak boleh. Tidak sehat. Jangan terlalu menghawatirkan hari esok sampai lupa mengisi hari ini dengan canda.


Hehehe.

Komentar

  1. wkwk jadi ingin kembali jadi anak kecil dan menolak untuk dewasa :'D

    BalasHapus
  2. Wih, sudut pandang kedua. :) Temen gue belum ada yang akikahan anak kedua, sih. Masih pada anak pertama. Itu pun udah ngerasa pertemanan gue seperti ada yang aneh. Gue belum kepikiran banget. :(

    Asoy ada lagu Digimon 2~

    Btw, akhirnya ganti template juga si Haris. :D

    BalasHapus
  3. Kalo udah di umur segitu, kayaknya semua orang ngerasain hal yang kayak gini ya?
    Gara-gara baca ini, jadi baca juga tulisan di umur yang sebelum-sebelumnya, btw selamat ulang tahun!

    BalasHapus
  4. Hal yang dirasakan banyak orang tiap kali bertambah usia ya bang:)

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. 0jadi, kapan akikahan? Kan udah digendong sama immank? Hehehe. Cnd.

    BalasHapus
  7. Yha. Perasaan kemarin masih nyantai aja kuliah sambil main, sekarang udah ditanyain kapan nikah mulu. Huhuuuuu

    BalasHapus
  8. Kok cepet amat tua sih, bang? Saya aja baru lulus SMA. Harusnya kita seumuran aja.

    Saya udah ngerasain sedikit tuh, teman selangkah di depan saya. Sedikit (terhitung jari) dari temen saya udah ada yang punya anak. Masih belum kerasa sepinya sekarang mah.

    BalasHapus
  9. Pas kecil gue ngerjain peer, padahal gue gak suka-suka amat ris. Muahaha. \:p/

    Happy birthday anyway! Sukhses BHANG!

    BalasHapus
  10. Mungkin dunia memang udah dijajah oleh anak balita mas...
    hehehhehe...

    BTW, umur mas udah brp siih?
    kok rasanya tua amat gituuh??

    BalasHapus
  11. wah, sudut pandang kedua. dan ya, life isnt easy. selamat mencari dan menemukan diri sendiri, selamat ulang tahun juga, btw ~

    BalasHapus
  12. template blognya haris baru. dan baru liat di tulisan bawah, kalo setiap angka kelahiran haris tulis. bagus.

    BalasHapus
  13. kayaknya kita seumuran, dan merasakan hal yang sama. wohooo! kamu tidak sendirian :)

    BalasHapus
  14. bersyukur jadi seperti ini saja si

    BalasHapus
  15. pas baca kata2 terakhir, gak boleh, gak sehat. jadi pengen insert foto twit bu susi, "makannya makan ikan biar pinter". #HBD

    BalasHapus
  16. Yaampun ini banget, semua profile pic jadi gambar bayi

    BalasHapus
  17. Inilah jawaban dari bincang-bincang lucu kita tadi malam ya, kang? sekarang semuanya jadi jelas.

    BalasHapus

Posting Komentar