Yudhita dan Petra ikut bibinya pindah ke rumah bekas Alan
Faris. Dikabarkan Alan Faris adalah anak yang hilang tanpa diketahui nasibnya
sampai sekarang. Di gudang, Petra menemukan papan permainan bernama Jumanji. Sebelumnya,
papan Jumanji memanggil-manggil kakak-beradik tersebut dengan suara tabuhan drum
dan nyanyian, "eta terangkanlah, tuk tang tung, tuk tang tung,"
berulang kali.
Lalu Petra mengajak Yudhita bermain. Yudhita langsung mengocok
dua biji dadu. Token berbentuk gajah yang dipilih Yudhita bergerak sendiri
sesuai angka yang keluar. Lalu di papan muncul tulisan: "Hati-hati dengan giginya
yang besar-besar. Ekornya bisa menyabet wajahmu. Jangan sampai diterkam."
Petra dan Yudhita waspada.
"Kalau dari ciri-cirinya, ini pasti hewan buas,"
celetuk Petra.
Terdengar suara tut piano yang terinjak oleh kaki hewan
buas. Sapuan ekornya
pun menimbulkan nada minor. Benar saja, dari balik kegelapan, muncul siluet
sebangsa kucing besar. Barulah ketika tampak seluruh badannya, Yudhita dan
Petra ngakak sampai serak.
"Aku kira bakalan sangar!" Petra menahan sakit
perutnya. "Ternyata Macan Cisewu!"
"Ya ampun, selera humor gue receh banget. Begini
doang ngakak." Yudhita memegangi rahangnya yang hampir copot.
Setengah jam dihabiskan oleh mereka hanya untuk
menertawakan sang macan.
Macan Cisewu hanya bisa ikut nyengir dengan ramah.
"Ayo, lanjut main!" seru Petra akhirnya. Lalu
keduanya mengabaikan sang satwa liar tersebut mondar-mandir dalam rumah.
Macan Cisewu yang baik hati anteng bermain dengan ayam kampung yang masuk kamar.
Giliran Petra bermain. Dadunya mengeluarkan angka lima.
Lalu muncul tulisan: "Sebutkan nama-nama ikan. Empat saja. Hayo, kalau
benar, nanti dikasih sepeda. Kalau salah, nanti ditenggelamkan."
Petra cengok. "Serius nih?"
"Buruan sebut! Sebelum terjadi bahaya!" kejar
Yudhita.
"Ikan paus, ikan teri, ikan lele, ikan..." Ketika
Petra menyebutkan nama ikan terakhir, motor bebek knalpot racing lewat
mengganggu indera pendengaran sehingga hanya terdengar ujungnya saja,
"...tol."
"Barusan lo berkata kotor ya?" Yudhita
buru-buru ambil pelampung dan ban karet sebelum ditenggelamkan. "Untung,
kita udah biasa menghadapi banjir."
"Selow." Petra mengelak. "Barusan aku
nyebut ikan lumba-lumba hidung botol."
Kring-kring. Muncul sepeda yang dikendarai oleh tarzan
metropolitan bernama Alan Faris.
"Ambil sepedanya di belakang," ujar Alan.
"Yah, kok sepeda tandem tiga orang sih? Emang aku
personil Warkop DKI?" keluh Petra.
Alan tak terima. "Ini sepeda paling beken tahun ini!"
"Sekarang tahun 2017, Om," terang Yudhita.
"Kayaknya Om terjebak di hutan Jumanji selama 26 tahun deh. Makanya
kudet."
"Untung aku ngeluarin dadu angka lima. Jadi, Om bisa
bebas," tambah Petra sengak sembari menepoki sebuah lemari. Plak! Plak!
Plak! Sampai akhirnya papan lemari tersebut jatuh dan menimpa kepalanya.
"Eh mama!" Petra latah.
Alan pun kaget dengan perubahan zaman yang telah
dilewatinya. Namun, Alan senang karena presidennya sudah ganti. Sudah ganti
lima kali pula.
"Dulu istilah petrus untuk penembak misterius. Zaman
now, petrus adalah kependekan dari pepet terus. Budaya cowok-cowok ganjen di
social media." Yudhita meringkas kejadian yang dilewati Alan selama 26
tahun dengan satu paragraf.
Ketika ingin melanjutkan permainan, Jumanji mogok. Malah muncul tulisan: "Murahin harga kuota internet,
Telkomsel!"
"Ada yang hack website Jumanji," celetuk Petra.
Alan teringat dengan teman masa kecilnya yang menjadi
partner bermain Jumanji, yakni Sarah.
"Kita harus mengajak Sarah. Sebab ini
gilirannya," cetus Alan.
Namun, sekarang Sarah bukanlah seperti dulu. Sarah sudah ganti
nama menjadi Zaenab dan melupakan masa lalunya yang menjadi saksi lenyapnya
Alan Faris.
Ketika diajak kembali bermain game traumatis tersebut,
Zaenab menolak.
"Pepet terus," bisik Yudhita
memotivasi. "Jangan
kasih kendor!"
Setelah Alan melancarkan 'aksi petrus', Zaenab akhirnya
luluh.
Giliran Zaenab melempar dadu. Muncul tulisan: "Apa
salah dan dosaku, sayang? Cinta suciku, kau buang-buang. Lihat jurus yang kan
kuberikan..."
Yudhita, Petra dan Zaenab kompak bernyanyi dan
melanjutkan liriknya, "Jaran goyang! Jaran goyang!"
Alan yang literally ketinggalan zaman hanya ikut
mengangguk-angguk tak paham. "Lagu apaan sih?"
Sejurus kemudian, terdengar suara tapak kaki kuda di
dalam rumah.
Muncullah kuda bertopeng yang dinaiki oleh Awkarin yang
juga bertopeng.
"Badass!" seru Yudhita sembari menutupi mata
adiknya yang belum cukup umur.
"Jadi, ini yang namanya Jaran Goyang," komentar
Alan. "Mana goyangannya?"
"Kabur! Sebelum kita ketularan bad influence!"
komando Zaenab memimpin pelarian. Tak lupa mengacungkan jempol ke bawah
untuk dandanan Awkarin.
Ketika dirasa aman dari kejaran kuda Awkarin, Alan minta
melanjutkan permainan di pinggir jalan. Usai Alan lempar dadu, muncul tulisan:
"Jika tidak mau tertabrak, jangan dekat-dekat tiang."
Alan langsung memperingati Zaenab, Yudhita dan Petra untuk
menjauhi tiang. Benar saja, dari segala penjuru, mobil-mobil mewah menabraki
tiang listrik. Termasuk mobil Fortuner bekas, disusul mobil Lamborghini seperti
milik Raffi Ahmad di video channel Youtube Gen Halilintar yang click bait.
Selanjutnya, mereka menepi di pinggir sungai.
"Sekarang giliranku," ujar Yudhita. Setelah
Yudhita lempar dadu, tampak tulisan: "Tuang air kedamaian, Bro. Angkat
sekali lagi gelasmu, kawan. Tapi jangan kasih ke hewan."
Dari sungai, muncul kuda nil mangap lebar-lebar. Membuat
keempat pemain lari kocar-kacir. Dalam rintangan ini, tidak ada yang harus
kehilangan nyawa karena dilahap kuda nil mabok menuntut
balas dendam.
Selanjutnya, beragam bencana timbul dari setiap langkah
dalam permainan Jumanji. Siklon tropis Cempaka dan Dahlia turut andil
meluluh-lantakkan kota.
"Walaupun namanya cantik seperti bunga, efeknya bisa
bikin wajah porak-poranda seperti make up Mimi Peri," begitu kalimat
peringatannya.
Gempa bumi dan gunung meletus pun ambil bagian. Disusul
keluarnya lagu terbaru Andika Mahesa.
Sampai akhirnya, giliran Yudhita
lagi. Keluarlah bangau terbang yang mematuk-matuknya. Zaenab menyarankan
Yudhita uninstall aplikasi Traveloka pada gawainya sebagai bentuk boikot
terhadap burung yang merundungnya. Selanjutnya Alan dan muncul tulisan: "Binatang favorit Mamah. Mamah tahu
sendiri."
"Mamah siapa?" Alan bingung.
"Mamah Dedeh." Zaenab menyebut nama idolanya.
"Mamahnya Abdel," ujar Petra, membuat Yudhita
heran.
Lalu, terdengarlah suara derap langkah kawanan hewan yang
terburu-buru. Hewan khas tanah Jumanji, yakni badak.
"Apakah Jumanji adalah permainan favorit Mamah?
Karena ada badaknya!" Zaenab lari tunggang-langgung.
Sembari berlari, Yudhita membawa papan permainan, lalu
melempar dadu. Selanjutnya, keluarlah tukang ojek absurd yang membanting
helmnya sembarangan di trotoar. Helm yang dibanting bisa balik lagi ke
tangannya, seperti bumerang. Yudhita harus menghindar dari bantingan helm yang
mengincarnya tersebut. Sebab helmnya berbentuk tabung gas elpiji warna ijo.
"Gue sih ngeri helmnya meleduk," komentar
Yudhita.
Tiba giliran Petra. Lemparan dadunya memunculkan tulisan:
"Sejauh ini masih saya pantau. Paling nanti saya sleding kepalanya
satu-satu."
Di saat itulah musuh-musuh yang mengancam Petra, satu
per satu disleding oleh seorang kakak berkacamata dengan
model rambut belah pinggir. Petra telah memanggil pelindungnya. Tak lain dan
tak bukan, ialah sang pelindung anak Indonesia.
Alan buru-buru menyelesaikan permainan Jumanji supaya
segera kembali ke zamannya.
ini parodi jumanji ya ?? gw sih blm nonton jumanji tpi asli ngakak... bwa2 awkarin lagi. wekawekaweka yanglek mana yanglek ??
BalasHapusYanglek udah dimention di parodi Posesif. Haha.
HapusAwal-awal keluar macan cisewu perasaan gue udah gak enak aja pokoknya....
BalasHapusFeeling Adi nggak pernah salah.
HapusSukses buat pagi ini cengar-cengir bang, walaupun gue belum nonton jumanji. GOKS!
BalasHapusThanks, Nyol!
HapusHaha keren main jumanji versi rewind 2017
BalasHapusYoi. :D
HapusEmang nggak boleh banget nih saya ngeblog lagi? Kok jahat banget sih komennya? :(
BalasHapusterjebak. tak kira reviewnya, eh ternyata.... -_-
BalasHapusSaya gak bisa review film. :(
Hapus