Dilan 2018: Suara dari Milea Milenial

“Namaku Milea. Jenis kelamin perempuan, dan tadi baru selesai makan sate taichan pakai lontong,” ketik Milea pada lembar kosong di Wattpad. Milea ingin menceritakan tentang lelaki yang berhasil mencuri hatinya dengan gombalan tidak biasa, yaitu Kalagondang.

Ya Dilan lah!

Setelah naik motor berdua keliling Bandung, Milea dan Dilan semakin dekat. Saking ingin dekat-dekat melulu, ketika di sekolah, Dilan nekat duduk semeja dengan Milea, padahal mereka beda kelas. Lalu Dilan minta kertas kepada Milea. Dilan menulis lima nama lelaki berumur di atas kertas.

1. Deddy Mizwar (Demokrat, Golkar)

2. Ridwan Kamil (NasDem, PPP, PKB)

3. Sudrajat (PAN, Gerinda, PKS)

4. Tubagus Hasanuddin (PDIP)

5. Dilan (The Panasdalam)

Milea terperangah. Dilan yang telah gagal meramal tentang dirinya, sekarang mau meramal masa depan politik Kota Bandung? Milea pun penasaran, siapa calon gubernur pilihan Dilan.

Lalu Dilan mencoret namanya sendiri.

“Kok dicoret?” tanya Milea.

“Ini bukan daftar orang-orang yang ingin jadi pacarmu. Karena sudah pasti kamu akan memilihku,” terang Dilan percaya diri. “Setelah memilihku menjadi pacar, tugas kamu selanjutnya adalah berpartisipasi dalam pilgub Jabar 2018. Kamu harus memilih pemimpin tempat di mana di atasnya kita bisa bahagia berdua.”

Milea senyum.

Dilan langsung pakai kacamata hitam, lalu menyeringai jemawa. “Thug life.”

Kemudian, Pak Atam, guru pelajaran Bahasa Indonesia, masuk kelas.

“Kenapa di sini?” tanya Pak Atam kepada Dilan.

 “Studi banding, Pak!” jawab Dilan, lalu ngacir keluar.

“Kenapa Pak Atam di sini?” tanya Nandan sang ketua kelas. “Jadwal Bapak ngajar kan besok.”

Pak Atam pun tepuk jidat. “Ternyata saya juga salah masuk! Harusnya saya ngajar di kelasnya Dilan.”

***

Milea akui Dilan sosok yang romantis dan perhatian. Ketika Milea pegal-pegal sehabis bantu renovasi rumah, Dilan mengirim go-massage.  Saat Milea lapar setelah mengayak pasir dan mengaduk semen, Dilan mengirim go-food. Waktu Milea ngaso sambil ngopi, Dilan kirim gorengan.

Setiap malam, Dilan menelepon Milea.

“Dilan, kamu di mana? Aku rindu,” aku Milea di seberang sana.

“Jangan rindu, berat. Kamu nggak akan kuat,” ucap Dilan. “Kamu tahu, yang lebih berat dari Rindu?”

“Apa?” tanya Milea.

“Smile AFI. Aku yakin Adi Nugroho pun tidak kuat menggotongnya. Apalagi pas dieliminasi. Soalnya pulang bawa koper,” terang Dilan.

Milea kesal dengan Dilan. Rindu saja dilarang. Berbuat maksiat tuh dilarang!

Tanpa disadari, Milea juga sering melarang Dilan. Milea pernah meminta Dilan keluar dari geng motor. Namun Dilan tidak mengabulkan permintaan sulit itu. Sebab Dilan sudah punya jabatan penting di organisasi liar tersebut: Panglima Tian Feng.

Barulah setelah pulang dari tawuran, Dilan insyaf diiringi lagu Opick. Dalam keadaan babak-belur layaknya bubur diaduk, Dilan diberi tahu oleh Milea bahwa Panglima Tian Feng adalah nama Pat Kai sebelum reinkarnasi di serial Kera Sakti.

“Dari dulu begitulah tawuran, deritanya tiada pernah berakhir,” cetus Milea sembari mengobati luka Dilan pakai propolis merek sendiri: Milea Sehat Sejahtera.

Ketika Dilan ingin mabar (main bareng) Mobile Legends bersama teman-temannya, Milea melarang. “Aku larang, nanti sore kamu  mabar Moba.”

“Maksud kamu apa?” Dilan heran Milea memodifikasi jargon miliknya untuk menyerangnya balik.

“Kamu itu harus hemat kuota! Jangan main Moba melulu. Kalau kouta habis, kamu nggak bisa balas chat aku, Dilan!” Milea mulai berani marah dengan Dilan.

“Aku main Moba pakai wifi warung Bi Eem kok,” elak Dilan.

“Seriusan ada wifi di warung Bi Eem? Aku boleh ikut? Mau download drakor!” kata Milea.

Sepulang sekolah, Dilan dan Milea pun nongkrong di warung Bi Eem. Namun keduanya hanya numpang wifi gratisan, tidak pesan minuman acan. Hal ini membuat Bi Eem gusar karena terancam tidak balik modal untuk bayar tagihan bulanan IndiHome.

“Woy! Geus ngopi, can? Ngopi heula, ngopi! Ulah cicing wae!” teriak Bi Eem tak santai.

Dilan pun memesan kopi. Sementara Milea memilih thai tea yang rasanya seperti teh tarik.

“Aku mau datang ke rumahmu,” kata Dilan tiba-tiba di tengah seruputan kopi. “Malam ini.”

“Jangan!” larang Milea.

“Kenapa?” Dilan nanya.

“Rumahku baru direnovasi,” jawab Milea.

Dilan mengernyitkan dahi. “Tapi rumahmu masih yang dulu, kan?”

“Masih,” jawab Milea. “Ayahku over protective.”

“Sudah tahu.” Dilan cuek. “Aku mau datang.”

“Seriusan, jangan, ih!” Milea terus melarang. Namun, Dilan tetap membangkang.

Malamnya, Dilan ditemani Piyan sampai di gang depan rumah Milea. Namun ada perubahan drastis pada area sekitar rumah Milea. Halaman rumah Milea diubah menjadi sebuah labirin seperti di film The Maze Runner.

“Ini serem pisan, Lan! Saking over protective ke anaknya, ayahnya Milea sampai bangun labirin biar cowok-cowok yang godain Milea tersesat dan nggak pernah bisa nemuin Milea di rumahnya,” ujar Piyan ngeri.

”Kalau aku nggak jadi datang karena takut dengan rintangan yang diberikan oleh ayah Milea, berarti aku pecundang, Yan,” tekad Dilan.

Sebagai tanda menyerah, Piyan mengibarkan singlet putih Indomaret. Sementara Dilan memaksa masuk ke labirin. Lalu Dilan dikejar-kejar pesumo kurus dari Benteng Takeshi. Lolos dari labirin, Dilan harus melewati arena berlevel-level ala Sasuke Ninja Warrior. Dilan melompat, merayap, memanjat, sampai berguling-guling demi menemui Milea. Hingga akhirnya Dilan berhasil melewati segala halangan dan rintangan.

Setelah sampai di pintu rumah Milea, Dilan diberi gelar genin oleh calon mertua.

“Aing ninja!” seru ayahnya Milea.

Namun, Dilan masih tak puas sebab guru les privat Milea, Kang Adi, diam-diam sudah level jonin.

***

“Dia adalah Dilanku. Nama panjangnya Dilan O’Brien.” Milea mengakhiri ceritanya, lalu klik tombol publish.