Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Para Pendendam

Pak Toni adalah pengusaha kaya, jenius, dan playboy. Dengan kelebihan yang dimiliki, beberapa kali dia berhasil menemukan teknologi canggih... di toko elektronik. Ketika ketemu barang yang dia mau, dia langsung beli kontan. Namun, kekayaan membuat Pak Toni sombong dan takabur. Dia kerap memamerkan barang-barang mewah di Instagram, membuat sobat miskin iri dan dengki.
Sampai akhirnya, Pak Toni mendapat ‘teguran’. Akibat sombong, Pak Toni kena azab, dari dadanya secara misterius tumbuh besi berani. Hal itu membuat besi-besi rongsokan menempel ke badannya sehingga menutupi sekujur tubuh laksana armor. Setelah itu Pak Toni dikenal sebagai Manusia Besi Berani. Dari pengalaman spiritual itulah Pak Toni bertaubat dan mengabdikan hidupnya untuk menolong orang kesusahan dengan kekuatan supernya: harta benda bersifat duniawi.
Dengan baju besinya, Pak Toni berkeliling kampung mencari orang yang butuh pertolongannya. Hari Senin, Pak Toni memberikan uang 12 juta kepada keluarga kurang mampu untuk dibelanjakan sampai habis dalam waktu 30 menit. Hari Selasa, Pak Toni merenovasi rumah yang hampir rubuh, menjadi rumah mungil yang cantik, sekaligus diisi pakai perabotan rumah tangga lengkap. Hari Rabu, secara gratis Pak Toni menikahkan dua sejoli yang kebelet kawin tapi modalnya belum terkumpul. Hari Kamis, Pak Toni memberi apresiasi kepada orang-orang yang pantang ngemis. Hari Jumat, Pak Toni datang ke bengkel untuk perawatan.
Di bengkel itulah Pak Toni bertemu dengan Pak Broto si montir tempramental. Pak Broto yang terkenal tidak bisa mengendalikan emosi dan hobi membentak costumer, akhirnya kena azab: tidak bisa pakai baju dan sepatu, cuma bisa pakai celana.
Pak Toni pun mengajak Pak Broto untuk insyaf seraya berkata, “Selama bisa menahan amarah, kamu bisa berpakaian sopan.” Lalu Pak Toni memberikan baju dan sepatu untuk Pak Broto yang koloran doang di bengkel.
Pak Toni melihat penyebab Pak Broto bersumbu pendek karena kelamaan menjomblo. Maka, Pak Toni pun berinisiatif mengenalkan Pak Broto dengan asistennya yang bernama Natasha, seorang janda yang hobi berpakaian serba hitam, pakaian yang belum diganti-ganti sejak pemakaman suaminya.
Pak Broto pun kepincut dengan kepiawaan Natasha dalam tembak-menembak, terutama nembak SIM dan menjadi supir tembak. Namun, sayang seribu sayang, hati Natasha sudah terpanah asmara oleh tatapan mata Elang. Elang adalah guru memanah Natasha di padepokan panahan. Yang tidak diketahui oleh Natasha, Elang diam-diam sudah punya istri dan anak di kampung. Namun, istri dan anaknya bukanlah istri dan anak kandungnya. Melainkan Elang hanya ngaku-ngaku saja sudah beristri dan beranak sebagai upaya penolakan halus untuk Natasha.
“Mungkin inilah balasan karena aku pernah nembak SIM. Giliran nembak cowok, ditolak,” batin Natasha.
Mengetahui cintanya ditolak sang janda emo, Pak Broto kembali mengamuk di jalanan. Tukang cukur bernama Tora yang berambut gondrong, merasa terganggu dengan amukan Pak Broto. Saat itu Tora sedang pegang palu untuk renovasi tempat pangkas rambut. Amukan Pak Broto sampai menghancurkan pangkas rambut Asgar milik Tora. Tora hanya bisa menatap nanar ‘periuk nasi’nya yang kini porak-poranda.
Tora pun flash back kenapa dirinya bisa berakhir sebagai tukang cukur. Di Garut, Tora adalah anak pertama dari seorang raja dodol. Namun, karena durhaka kepada orang tua, Tora diusir dari rumahnya hanya berbekal baju yang dipakainya saat itu. Tora dihukum untuk bertahan hidup di jalanan, supaya tidak sombong ketika mewarisi kerajaan bisnis dodol milik orang tuanya kelak.  
“Mungkin inilah balasan untukku yang kerap berbohong tidak punya kembalian sehingga pelanggan minta kembaliannya dengan cukur ulang, tapi kuingin marah!” Kontan emosi Tora terpancing dan melempar palu ke arah Pak Broto, tapi Pak Broto bisa berkelit.
Palu Tora melesat ke tenda nasi goreng milik Steve Emmanuel bin Roger Danuarta atau biasa disingkat Steve Roger. Untunglah, Steve bisa menangkal palu nyasar itu dengan wajan penggorengan besar andalannya.
“Apa-apaan nih, Tor? Main lempar-lempar aja! Nggak tahu apa kalau gue ini kapten dari regu masak?” Steve nyolot. Steve adalah tentara zaman penjajahan Belanda yang tidak bisa tua karena memakai susuk awet muda. Namun, Steve telah menyesali perbuatan syiriknya di masa lalu. Steve menebus dosanya dengan berbuat baik dan memberi makan anak yatim nasi goreng kambing.
Pak Toni sebagai Manusia Besi Berani datang bagai pahlawan kesiangan. Manusia Besi Berani berusaha meredakan ledakan emosi Pak Broto, tapi gagal. Yang ada besi berani di dada Pak Toni menarik palu Tora dan wajan Steve. Sehingga Pak Toni terhajar lesatan palu dan wajan melayang hingga kelenger.
Pada akhirnya, amukan Pak Broto bisa diredam dengan kedatangan Natasha. Natasha buru-buru mengelus telunjuk Pak Broto yang sebesar es pisang ijo, lalu Pak Broto balas memakaikan cincin pertunangan ke jari Natasha. Pak Broto mendadak kalem kembali. Sebab gayung telah bersambut.
Sejak itu, Steve dendam dengan Tora, Tora dendam dengan Pak Broto, dan Pak Toni dendam dengan semua orang. Sebab itulah mereka dikenal sebagai Para Pendendam. Hanya Pak Broto yang tidak menyimpan dendam karena sudah hidup tenang dengan Natasha.


Komentar

Posting Komentar