Langsung ke konten utama

Keseruan Movie Magic 2018, Nobar Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald

Sore itu, saya duduk di Bus Damri Bandara. Lalu saya dapat undangan untuk datang di Movie Magic 2018 dari seorang teman yang berstatus Potterhead penggemar Hobbit-nya J.R.R. Tolkien. Saya langsung mengiyakan. Sebab saya senang apabila bisa ketemu dengan Potterhead untuk nonton bareng Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald.

Pada tanggal 18 November 2018, saya memenuhi undangan yang diselenggarakan oleh komunitas Indo Harry Potter (IHP) tersebut. Pukul 09:00 WIB, lobby CGV Grand Indonesia sudah ramai oleh orang-orang berseragam Hogwarts dari berbagai asrama. Yang paling mencolok mata adalah seorang gadis berkostum seperti Hermione Granger, lengkap dengan rambut blonde. Padahal kan Hermione aslinya kulit hitam.

Di antara Potterhead yang sedang cosplay tersebut, muncul Grindelwald bersama cewek berkostum Occamy yang saya kira sedang menyerupai seekor burung. Ternyata Grindelwald jadi-jadian ini datang bukan untuk rekrut pengikut, melainkan untuk menyelenggarakan games di lobby CGV. Para peserta pun berkumpul, berkerumun, dan mengantre dengan tertib. Dengan suaranya yang menggelegar, Grindelwald sudah seperti tukang obat di pasar malam.


Sambil menunggu film diputar, Grindelwald and the team mengadakan games yang bisa diikuti oleh para Potterhead. Game yang diselenggarakan di antaranya, game melempar bola ke gelas, melempar dan menangkap boneka fantastic beasts. Peserta berbaris menunggu giliran untuk ikut serta dalam carnaval games. Sekilas mengingatkan kita dengan adegan murid Hogwarts yang antre untuk menghadapi Boggart di pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Setiap peserta semangat mengikuti games untuk mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukar dengan hadiah.


Pukul 10:30 WIB, acara beralih ke Studio Joy. Di sana MC berbentuk Grindelwald bersama cewek berkostum burung tadi membuka acara, lalu dimulailah cosplay competition. Sewaktu di lobby, banyak orang yang cosplay sebagai karakter-karakter di waralaba film Harry Potter, seperti Harry Potter, Hermione Granger, dan temannya Malfoy, Crabbe dan Goyle. Setelah diselediki, orang yang saya sangka cosplay sebagai Crabbe dan Goyle itu tidak bermaksud demikian, kebetulan mereka kakak-beradik yang cukup gizi saja.



Namun, di cosplay competition ini, peserta yang maju ke panggung hanya yang cosplay sebagai karakter-karakter di seri Fantastic Beasts. Mungkin karena yang akan diputar adalah film di semesta Newt Scamander, not Harry Potter anymore. Di antara pesertanya adalah cewek sintal yang berpakaian seperti Nagini yang mencuri perhatian sejak masih di lobby. Lalu, ada Newt Scamander versi dewasa dan Newt Scamander versi remaja. Credence lengkap dengan akting sakit kepalanya. Seorang hijaber yang cosplay sebagai Leta Lestrange. Ya, hijab tidak menghalangi seseorang untuk berekspresi.


Setelah satu per satu cosplayer berlenggak-lenggok di panggung, film diputar. Inilah kali ketiga saya menonton film ‘Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald’. Namun, saya masih bisa menikmati alur ceritanya. Apalagi scene Hogwarts yang diiringi dengan Hedwig’s Theme. Nostalgia menyerbu. Rasanya saya ingin tepuk tangan.
Menariknya menonton bersama sesama Potterhead, saya bisa merasakan euforia yang berlipat ganda. Kami bisa tertawa bersama, bersorak bareng, dan tegang berjamaah. Kemudian terhenyak dalam kondisi mangap ketika plot twist. Tidak ada Muggle atau No-Maj yang bertanya ini-itu, siapa dia, itu kenapa, kok bisa begitu, mana Harry Potter-nya? Mungkin beginilah sensasi yang dialami oleh para pendukung sepakbola satu tribun tatkala melihat tim jagoannya merumput.
Selesai film, Grindelwald dan burungnya kembali muncul untuk mengumumkan pemenang kompetisi cosplay. Saya sudah menduga yang jadi juaranya adalah Nagini. Ternyata ada kejutan di tengah kompetisi.


Tiba-tiba muncul anak kecil jadi peserta pakai kostum Demiguise. Demiguise ini sempat nongol di film Fantastic Beasts and Where to Find Them. Hewan gaib ini bisa menghilang tanpa perlu pakai jubah gaib. Berarti selama di lobby anak kecil berkostum Demiguise ini menghilang, begitu cosplay competition, dia muncul. Dengan totalitasnya, Demiguise pun jadi juara pertama.

Setelah pembagian hadiah, selesailah acara Movie Magic 2018 ini. Para murid Hogwarts kembali ke rumah masing-masing. Grindelwald pamit. Sampai jumpa dua tahun lagi.

Komentar

  1. kayaknya emang harus mulai nonton ulang semua serial harry potter nih. pengen nonton juga, tapi udah dikasih peringatan sama temen buat nonton semua serialnya dulu sebelum nonton film yang baru keluar ini.

    gue enggak tau juga sih rasanya nonton bareng sama potterhead ini. bakalan annoying banget kali ya, krna nntinya banyak nanya. mulai paham ketika bilang nonton bareng potterhead sama seperti nonton timnas tanding. ehe

    BalasHapus
  2. itu yang no. 2 cosplay Newt, kan? harusnya menang dia. tapi mungkin karena kena sihir aja jadi gak menang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO, saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan per

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi. Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.