Di tengah pandemi, Roy Kiyoshi diberitakan tertangkap oleh pihak kepolisian. Roy menjadi artis kesekian yang terjerat kasus narkoba di tahun ini. Sesuai dengan ramalannya tahun lalu bahwa di tahun 2020 akan ada banyak artis yang tersandung kasus narkoba.
Gara-gara kasus ini, status Roy Kiyoshi sebagai anak indigo dipertanyakan. Selama ini, beliau dikenal sebagai pembawa acara ‘Karma’ dan ‘Menembus Mata Bathin’. Beliau mampu menerawang bak cenayang dan mencium aroma-aroma mistik. Lantas, apakah ia tidak bisa melihat masa depan bahwa dirinya akan ditangkap polisi?
Mengapa pertanyaannya tidak dibalik saja, bagaimana bisa aparat kepolisian berhasil menangkap seorang Roy Kiyoshi yang sakti? Apakah instansi terkait punya divisi misteri sehingga bisa adu ilmu dengan Roy Kiyoshi? Bisa saja ada satu petugas yang berhasil memblok mata batin Roy Kiyoshi sehingga target tidak dapat memprediksi kedatangan pihak kepolisian.
Roy Kiyoshi masih manusia yang tak sempurna dan kadang salah. Di tahun lalu, Roy memang meramalkan banyak artis terjerat kasus narkoba. Ramalannya benar dan terbukti di tahun ini. Mungkin Roy Kiyoshi tidak tahu kalau dirinya termasuk artis yang dimaksud oleh dirinya sendiri. Biar bagaimanapun, ramalannya sudah terbukti.
Namun, Roy menjelaskan bahwa dirinya sudah tahu akan ditangkap polisi. Ternyata Roy tidak memanfaatkan kelebihannya untuk lari dari kewajiban mempertanggungjawabkan kesalahannya pada pihak berwajib. Tidak mudah menerima alur nasib dengan lapang dada.
Kita tidak perlu mendiskriminasi status indigo Roy Kiyoshi yang dipakai untuk mencari nafkah, atau merisak bentuk fisiknya sehabis operasi plastik. Menghakimi Roy Kiyoshi secara berlebihan di media sosial bukanlah kewajiban kita. Sebab sudah ada pihak berwajib yang bertugas mengadilinya sesuai hukum yang berlaku. Sementara bullying adalah senjata ampuh untuk melukai kesehatan mental seseorang.
Posisi Roy Kiyoshi adalah rentan bagi setiap insan. Sebagai manusia, masing-masing dari kita bisa kapan saja berbuat salah dan berada di posisi yang sama dengan Roy Kiyoshi saat ini. Jadi, mawas dirilah, wahai manusia.
Beberapa alasan seseorang menyentuh narkoba karena masalah kesehatan mental. Salah satunya depresi. Namun, narkoba bukanlah obat untuk depresi atau stres. Dengan memakai obat-obatan terlarang justru jadi masalah baru. Masalah baru tentunya menambah tekanan baru dalam hidup.
Kehidupan di penjara pun bisa menambah stress. Contohnya, Roy Kiyoshi yang merasa tidak cocok dengan makanan di penjara.
Begitu pula dengan orang biasa yang isolasi mandiri di rumah saja, bisa disergap rasa bosan. Kita yang melakukan swakarantina di tengah pandemi tentunya sudah khatam dengan perasaan tak nyaman berupa stres karena terkurung di rumah.
Di saat sulit begini, kesehatan mental perlu kita rawat. Demi imunitas tubuh dalam melawan virus. Selama di rumah saja, kita bisa melakukan hal yang menyenangkan hati. Seperti menonton film komedi dan baca cerita seru. Dengan begitu, mood kita akan baik.
Namun, apabila merasa depresi dan keluhan kesehatan mental lainnya, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter ahli jiwa atau psikiater. Dengan diawali wawancara medis dan wawancara psikiatri, psikiater akan mendiagnosis gangguan mental yang mungkin sedang kamu alami.
Kamu bisa memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Dimulai dengan membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu yang terdaftar di Halodoc.
Halodoc adalah aplikasi yang memberikan solusi lengkap dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Bersama Halodoc, kamu bisa berkonsultasi secara online dengan dokter tanpa harus keluar rumah.
Yang utama memang menjaga kesehatan mental,sebab jika mental atau jiwa kita sehat, fisik akan mengikuti. Sebaliknya jika mental kita sering tidak sehat, percayalah fisik juga akan sakit-sakitan.
BalasHapusBanyak kok orang sakit yang bermula dari sering batin atau mikir. Kuncinya adalah berfikir positif, bersyukur, berdoa dan berserah.
kuncinya jangan stres aja deh bro...... btw artikelnya mantap,, enteng di cerna
BalasHapus