Sebagian isi artikel
ini mengutip dari website BukuWarung: https://bukuwarung.com/aplikasi-pendukung-bisnis/
UKM atawa usaha
kecil dan menengah adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak 200 juta
rupiah. Berbentuk usaha perorangan alias usaha rumahan yang tidak berbadan
hukum, atau bisa juga berwujud koperasi.
Untuk menjalankan
UKM di era kiwari, kita bisa memanfaatkan berbagai aplikasi yang bersifat suportif. Berikut
aplikasi pendukung bisnis UKM yang bisa digunakan demi kelancaran operasional.
1. Aplikasi
BukuWarung untuk pembukuan
Pembukuan
adalah proses penting dalam sebuah usaha dengan tujuan profit. Supaya pelaku
usaha tahu posisi keuangan usahanya, terutama laba.
Aplikasi
BukuWarung bisa dijadikan kasir pintar dalam genggaman. Sebab fiturnya bisa
untuk mencatat seluruh penjualan, utang pelanggan, membuat laporan bisnis, dan
tentu saja sebagai mesin kasir.
Fitur yang
menarik dari BukuWarung adalah kirim pesan untuk pelanggan yang belum membayar
utang. Text-nya bisa dikirim via WA atau SMS. Semoga saja yang ditagih tidak
mendadak galak saat membalas pesannya.
Aplikasi
BukuWarung dapat diunduh di Play Store.
2. Aplikasi
Canva untuk desain promosi
Canva menjadi
solusi untuk bisnis dan kegiatan produktif lainnya. Sebab Canva membuat semua
orang bisa membuat desain sendiri. Desainnya bisa dipakai untuk materi promosi yang menarik
minat calon pembeli.
Canva
memberikan template desain gratis yang bisa dikustomisasi oleh penggunanya. Kita
juga bisa memasukkan gambar produk sendiri ke dalam desainnya.
3. Aplikasi
Perbankan untuk transaksi
Aplikasi
perbankan seperti mobile banking dan internet banking diperlukan untuk mengecek
mutasi rekening. Selain itu, nasabah bisa mengecek langsung jika ada transferan
masuk. Jangan hanya percaya dengan bukti transfer yang dikirim oleh pembeli,
harus dicek langsung di mutasi rekening. Sebab bukti transfer bisa
di-Photoshop, tetapi mutasi rekening tidak bisa bohong. Apalagi saldo rekening.
Dengan
aplikasi perbankan, transaksi penjualan semakin mudah. Pembeli bisa transfer
melalui nomor rekening bank penjual. Tidak perlu pakai wesel atau datang
langsung ke toko untuk bayar kas keras.
4. Aplikasi
Marketplace untuk penjualan
Selain punya toko
fisik yang bisa dikunjungi oleh pembeli, pengusaha pemula juga biasanya
mengawali rantai bisnisnya dengan membuka jejaring di berbagai aplikasi
marketplace. Kalau bisa di semua marketplace, kita buka toko virtualnya. Lazada,
Tokopedia, Bukalapak Blibli, Shopee, JD.id, kita penuhi dengan produk kita. Supaya
kalau calon pembeli mau cari barang, ketemunya toko kita lagi, toko kita lagi.
Cek toko sebelah, ketemunya toko kita lagi.
Belakangan, setiap
marketplace punya identitasnya sendiri. Misalnya, Tokopedia disebut sebagai
marketplace-nya para pria. Sementara Shopee punyanya para wanita. Mungkin gara-gara
imej inilah Shopee sampai ada Men Sale dan Shopee for Men. Supaya pengguna tahu
jika Shopee juga bisa dipakai cowok belanja-belenji.
Kalau dari namanya
sih Blibli seperti marketplace harusnya khusus untuk cowok-cowok Bali. Namun, tentu saja, marketplace ini cocok
untuk semua gender dari kota mana pun. Tidak dikhususkan untuk cowok Bali atau
cowok Lampung yang berasal dari suku Bali.
Terus, kalau Bukalapak
untuk bapak-bapak gitu? Soalnya kalau buat ibu-ibu harusnya bernama Bukalabu. Ya
nggak gitu juga sih.
Kalau cara mainnya
begitu, kita tidak bisa belanja di JD.id dong. Soalnya kan kita bukan JD (baca:
Jedi). Yang boleh belanja di sana cuma Luke Skywalker dari franchise Star Wars
aja. Padahal JD.id nggak cuma jualan lightsaber.
Nah, menyikapi imej
yang kadung dipercaya oleh masyarakat, kita harus menguasai semua marketplace. Demi
menjangkau semua calon pembeli yang potensial.
Trimakasih, bermanfaat sekali, apalagi baru tau aplikasi bukuwarung
BalasHapus