Setelah disemprot Pak
Jokowi di rapat kabinet tempo hari, para menteri sepertinya mulai memeras otak
secara ekstra. Sesuai dengan arahan presiden untuk menjalankan langkah yang
tidak biasa-biasa saja, satu per satu menteri mengeluarkan terobosan yang luar
biasa. Demi mencapai titik balik perekonomian negara.
Dimulai dengan Menteri
Pertanian yang memperkenalkan kalung antivirus Corona yang bombastis sejak dari
namanya. Sesuai dengan kapasitasnya, Pak Syahrul Yasin Limpo menyumbangkan
komoditas kayu putih untuk melawan Covid-19. Beliau sampai mengesampingkan RP Kementan, hanya untuk membantu
presiden yang mumet dengan kemerosotan ekonomi akibat pandemi.
Logikanya, kalau kalung
antivirus Corona diproduksi massal dan digunakan oleh seluruh rakyat, setengah
masalah negara ini teratasi. Dengan keampuhan kalung ajaib itu, virus Corona
bakalan pergi dari negara maritim ini. Alhasil supir truk tidak perlu rapid
test hanya untuk menyeberang lewat pelabuhan. Begitu juga dengan pebisnis yang
harus naik pesawat. Cukup tunjukkan kalung antivirus kepada petugas.
Rakyat bisa menghemat
banyak uang karena tak perlu lagi bayar rapid test yang biayanya nggak
biasa-biasa aja. Pengusaha kembali membuka lapangan pekerjaan. Rakyat kembali
produktif, ditambah modis karena pakai kalung segala. Hasil akhirnya, ekonomi
merangkak naik.
Namun, semua rencana
indah itu sirna karena ternyata khasiat kalung antivirus tidak secanggih yang
diklaim sebelumnya. Manfaatnya kurang-lebih sama dengan minyak angin yang biasa
dibawa-bawa Agnes Monica.
Dalam rapat dengan
presiden, Kementerian Kesehatan jadi sorotan. Dana pemulihan ekonomi tersendat
di Kemenkes yang slow response. Mendengarnya, Menkes Terawan hanya bisa
muhasabah diri.
Di tengah protes warga
dengan mahalnya harga rapid test, Kementerian Kesehatan mencoba memberikan
solusi. Dikeluarkannya surat edaran tentang batas maksimal harga rapid test
mandiri sebesar 150 ribu rupiah. Sebab yang perlu dilakukan
pemerintah saat ini adalah mengurangi beban ekonomi rakyat.
Di sisi lain,
pemerintah mesti mencari tambahan untuk pemasukan
negara. Menteri Keuangan cukup cerdik dengan membebankan pajak pada biaya
langganan Spotify dan Netflix. Sri Mulyani paham betul jika bisnis digital sedang
tumbuh subur di negeri ini. Apalagi kalau melihat pengecer akun Netflix
yang kerap asal gelar lapak di postingan media sosial yang viral. Nah, nantinya
semakin rajin rakyat menonton, semakin banyak pemasukan negara.
Selain industri digital, jasa logistik juga turut
menggenjot ekonomi di tengah pandemi. Peran logistik sangat penting dalam mendukung perkembangan e-commerce di Indonesia. Jual-beli online tidak bisa
lepas dari peran perusahaan logistik dan jasa ekspedisi. Bisa dikatakan peran
logistik sangat berpengaruh pada kemajuan e-commerce dewasa ini.
Belakangan, bisnis e-commerce melaju pesat di Indonesia. Terutama
di masa pandemik, ketika masyarakat di rumah saja, tapi tetap belanja online. Di
sini jasa ekspedisi mengambil porsi untuk pengiriman barang yang ringan-ringan.
Namun, untuk barang dalam jumlah sangat besar, dibutuhkan pengiriman cargo yang
ditawarkan oleh perusahaan logistik.
SERA, di bawah brand SELOG, hadir untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan akan jasa logistik end to end dengan layanan yang beragam.
Salah satunya courier service. Dengan jasa kurir ekspres, SELOG siap mengantarkan
paket pelanggan dengan kendaraan yang sesuai kebutuhan. Cocok untuk kebutuhan
B2B (Bussiness to Bussiness).
Courier service SELOG membagi layanannya menjadi dua
macam, yaitu layanan standar dan layanan solusi. Layanan standar mencakup same
day service, next day service, dan regular service. Lalu, layanan solusi yang
dikhususkan untuk layanan VPD (Valuable, Perishable, Dangerous Goods).
Komentar
Posting Komentar