Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

28

Pernah ada seseorang yang menyuruhmu untuk rajin kondangan ke resepsi pernikahan orang lain. Dengan pamrih, supaya ketika kamu gelar hajatan kelak banyak yang datang. Lalu kamu berdalih nanti akan menikah dengan konsep private garden party dan mengundang keluarga besar saja.

Ketika pandemi melanda, pemerintah melarang warga menggelar pesta pernikahan. Membuatmu menikah di garasi rumah mertua dengan mengundang penghulu dari KUA. Benar saja. Private garden party itu terwujud dalam syukuran pernikahan yang dihadiri keluarga inti dan kerabat dekat. Yang penting ada kambing guling. Gubuk zuppa soup nggak wajib.

Menurut rencana idealmu, tenggat waktu pernikahan adalah ketika umurmu 25 tahun. Nyatanya, hari bahagia itu baru terwujud ketika kamu berumur 28 tahun. Namun, kamu tak keberatan telah menunggu tiga tahun lebih lama dari wacana. Sebab semuanya terasa sepadan.

Menikah dengan orang yang kamu sayangi membuat hatimu lega. Bersamanya, kamu merasa seperti Harry Potter ketika membuka satu persatu kado pernikahan. Rumahmu mungkin jadi terasa lebih sempit karena banyak perabotan baru dari Informa, tapi itulah yang membuatmu selalu berdekatan dengannya. Skinship di dapur jadi tak terelakan.

Kisahmu di umur 28 tahun berisi tentang istri, istri, dan istri. Membuat setiap harinya terasa menyenangkan. WFH (work from home) memastikanmu dan dia bersama selama 24 jam. Sepanjang hari saling melontarkan lelucon tanpa kenal capek. Begadang menulis artikel bersama di kamar kedua yang dijadikan ruangan kerja.

Mencoba resep makanan barunya. Atau gofood makanan kesukaan di tanggal gajian. Jadi imam salatnya, tapi lebih sering menjadi pemburu hadiah boneka besar di Funcity, menajajal game The Walking Dead di Fun World, dan naik roller coaster di Trans Studio Mini. 

Netflix and chill sepanjang malam. Menontonnya yang sedang binge watching sitkom How I Meet Your Mother di Disney+ sambil menyetrika seragam kerjamu. Merapikan koleksi buku dan memandang takjub ketika bukumu dan bukunya berada di rak yang sama. Mengobrol dengannya di kasur seperti Atta dan Aurel tentang segala hal sampai ketiduran.

Piknik ke Dufan dengan mengandalkan annual pass yang jarang dipakai karena terbentur aturan PSBB. Staycation di hotel di berbagai kota yang membuatmu mengoleksi sandal hotel. Kamu menyebut semua momen ini sebagai everlasting honeymoon.

Tahun pertama pernikahan penuh suka-cita. Tahun-tahun berikutnya pun kamu yakin akan semakin mengesankan. Saking bahagianya, kamu sampai curiga kalau semua ini hanya mimpi indah yang panjang. Sebenarnya kamu yang asli sedang terbaring koma di rumah sakit dan hanya membayangkan semuanya. Sudah seperti teori penggemar tentang ending Doraemon saja.

Lalu ketika sadar, seluruh kota sudah mati dan zombie mulai berkeliaran. Nah, kalau yang ini episode pertama The Walking Dead.

Canda deh.

Kamu tidak boleh meremehkan hidupmu sendiri. Bahagiamu nyata dan kamu layak bersyukur untuk itu.

Komentar

  1. Sayaaaang banget sama Aa. You deserve all the happiness in the world! ❤️

    BalasHapus
  2. Luar biasa Ris, keren banget tulisannya ..
    Bener-bener sepadan ya jadinya, ketemu dengan jodoh yang tepat dan kesukaan yang sama 'ngitungin kata'

    Semoga samawa yaaa... bahagia selalu~

    BalasHapus

Posting Komentar