Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Maemunah Karpov

Kamis, 29 Maret 2012


Pertandingan catur.

catur


Dalam rangka menyambut ulang tahun lembaga tempat kuliah kami, pihak kampus mengadakan berbagai lomba. Dari sekian lomba itu ada satu lomba yang saya ikuti. Cuma satu-satunya lomba, yakni catur.

Hampir setahun saya gak main catur. Rasanya saya udah lupa kalo luncus itu jalannya serong dan benteng jalannya lurus. Lain sama adik saya yang paling gede, Andi, yang dapat juara pertama catur di sekolahnya. Saya gak begitu lihai melamuni papan hitam-putih itu.

Sebagai persiapan sebelum bertanding, saya baca novel bertema catur. Iya, baca novel Cinta di Dalam Gelas karangan Andrea Hirata. Novel itu kan nyeritain Maryamah Karpov yang bertanding catur lawan mantan suaminya. Saya merasa bergairah main catur setelah mengkhatamkan novel itu. Tapi jangan tanya prakteknya. Saya gak latihan catur sama sekali.

Hari ini pertandingan berlangsung. 32 pecatur diadu. Dari kelas KAS39, ada saya, Ari dan Uwi. Uwi adalah salah satu pecatur wanita yang ikut berlomba. Melihat dia, saya seperti melihat Maryamah Karpov. Maka, kita boleh memanggilnya Maemunah Karpov.

Benar saja, pertandingan pertama Uwi berhasil menabokan papan catur ke junior cowok yang jadi lawannya. Uwi pun merangsek masuk ke babak selanjutnya setelah pergumulan alot di atas meja kantin.

Ari juga menghadapi lawan yang sulit sejak pertandingan pertama. Dia melawan Mas Zey. Mas Zey adalah utusan dari manajemen kampus. Mas Zey pernah mempecundangi Babeh yang belum pernah dikalahkan Ari. Jelas, Ari mendapat tekanan mental. Di papan pertama, mereka remis. Pertandingan jadi sangat menegangkan. Ini tak ubahnya final kepagian. Saking tegangnya, saya lihat pion-pionnya gemetaran seperti mahasiswa culun disuruh ngerjain soal pajak PPH 21 di papan tulis.

Setelah berhasil ngejerogin kuda, luncus dan benteng dari papan, Ari mampu mengangkangi Mas Zey. Raja milik Mas Zey sukses digunduli oleh menteri Ari. Dengan ngos-ngosan, Ari menerobos babak berikutnya.

Sementara saya? Saya menang tanpa bertanding. Lawan saya gak hadir lantaran ikut demo di gedung DPRD menuntut turunnya harga BBM dan BB Bold "Dakota".

Naasnya, Uwi terdepak di pertandingan keduanya. Maryamah Karpov kelasku terpaksa harus mengucapkan shodakallahuladzim.

Ari harus melawan Erik di babak berikutnya. Ini menjadi final kepagian juga. Entah mengapa Ari menemui lawan-lawan yang sulit. Tapi sebagai juara catur tahun lalu, Ari pantas mendapatkan cobaan tak tertanggungkan ini. Dan setelah pion-pon mereka saling depak, Ari keluar sebagai pemenang.

Sementara saya? Lagi-lagi saya menang tanpa bertanding. Lawan yang seharusnya saya hadapi tidak hadir. Betapa hokinya Haris Firmansyah. Ternyata yang hoki gak cuman Hoki Lukman.

Setelah itu Ari menghadapi lawan berikutnya. Dan dia berhasil menang dengan gilang-gemilang.

Sementara saya? Saya langsung keok ditendang lawan saya di babak perempat final. Sekali tanding, saya langsung koit. Bangke.

Singkat cerita, Ari melaju ke babak final. Sementara saya? Menggelosor dan babak-belur.

Setelah melewati pertandingan dahsyat sampai otak lecet-lecet, Ari keluar sebagai juara pertama. Sejarah telah mencatatnya sebagai pecatur terbanyak minum aqua gelasnya.

Moral of the day: Saya hanya bisa menang main catur melawan orang yang gak hadir.

Hikmah: Juaranya warga kelas saya.

Komentar