Yes, akhirnya saya punya Nintendo Switch! Setelah bertahun-tahun hanya berandai-andai, saya kini sudah punya konsol ini. Pertama yang saya beli tentu saja Super Mario Bros. Wonder (dikasih bonus dari GS Shop Kokas). Ya, saya tahu, game klasik yang ikonik ini sudah lebih dari cukup buat memuaskan rasa haus bermain saya.
Tapi, ternyata… saya lapar mata lagi! Niatnya sih cuma pengen coba satu game dulu, tapi tiba-tiba wishlist game yang ingin saya mainkan jadi panjang banget. Oke, mari kita buat daftar impian sambil berharap ada diskon besar-besaran, atau uang THR datang lebih cepat (baca: bantuan dana dari istri).
1. Hogwarts Legacy
Jujur, alasan terbesar saya beli Nintendo Switch adalah game ini. Sebagai Potterhead sejati yang rela antre panjang di depan rumah teman untuk pinjam edisi terbaru Harry Potter waktu SMP dulu, Hogwarts Legacy adalah impian jadi kenyataan. Ada yang bilang, “Kenapa enggak beli PS5 atau rakit PC gaming?” Jawabannya simpel: harganya bikin saya ingin menghilang di bawah Jubah Gaib. Jadi, Switch adalah alternatif termurah yang masih bisa bikin saya merasa diterima di Gryffindor (atau Hufflepuff, atau Ravenclaw, atau Slytherin, kita lihat nanti Sorting Hat-nya bicara apa).
2. The Legend of Zelda: Breath of the Wild
Zelda? Hmm, pernah dengar tapi enggak pernah coba main. Lalu, tiba-tiba seorang teman mulai membisikkan kata-kata ajaib: “Breath of the Wild itu masterpiece!” Kata-kata ini terus menghantui saya setiap malam, sampai saya akhirnya menyerah dan nonton trailernya. Terpukau dengan visualnya yang epik, saya pun memutuskan: saya harus punya game ini! Lalu saya sadar, trailer sudah selesai ditonton berulang-ulang, tapi game-nya masih di wishlist. Mungkin next payday, mungkin...
3. Pokémon Legends: Arceus
Saya, penggemar Pokémon sejati sejak zaman Pikachu pertama kali muncul di TV. Main Pokémon Go? Sudah. Kumpulin kartu Pokémon? Cuma karena beli Chatime! Makanya, saat mengidamkan bermain Pokémon Legends: Arceus. Tapi, sampai kapan wishlist ini cuma jadi harapan? Mungkin sampai Bulbasaur belajar evolve jadi tanaman asli yang bisa panen.
4. Super Mario Odyssey
Setelah jatuh cinta sama Super Mario Bros. Wonder, saya yakin satu game Mario saja tidak cukup. Super Mario Odyssey yang katanya lebih petualangan dan lebih bebas eksplorasi kayaknya pas banget buat saya. Terus, saya teringat lagi kalau game Mario hanya ada di Nintendo. Terus, langsung merasa lebih bijak karena ‘untung’ beli Switch daripada konsol lain. Yah, pembenaran diri memang sering jadi trik supaya nggak merasa bersalah.
5. Crayon Shin-chan: Ora to Hakase no Natsuyasumi
Game yang satu ini seakan-akan diciptakan untuk terapi jiwa. Serius, lihat Shin-chan jalan-jalan santai sambil ngegambar langit sore tuh rasanya adem banget. Mau apa lagi? Game yang bikin saya mikir kayak anak kecil ini, pasti cocok buat healing setelah stress main game kompetitif. Sialnya, harganya enggak seimut Shin-chan. Bukan, saya bukan marah; saya cuma merasa seperti Nohara Hiroshi ketika gajinya habis sebelum gajian berikutnya.
6. Doraemon Story of Seasons
Pernah ngebayangin jadi Nobita? Ini impian saya sejak SMP, serius. Menikmati hidup santai, punya Doraemon, dan sesekali menanam wortel di belakang rumah. Game ini rasanya seperti escape terbaik ke dunia khayalan tanpa perlu bertemu Giant yang ingin didengar nyanyian berisiknya. Cuma satu masalahnya: saya tahu, kalau sudah beli, saya bisa lupa dunia nyata dan malah keasikan jadi petani virtual. Sepertinya butuh alat pengingat dari Doraemon biar nggak lupa deadline kerjaan, ya.
7. Nintendo Switch Sports
Ini masuk kategori “kalau sempet, kalau inget.” Main badminton, bowling, atau apapun yang bisa dilakukan tanpa harus ke lapangan beneran, menarik, kan? Tapi, yah… saya harus akui, tiap kali lihat game ini, saya lebih sering tergoda untuk balik lagi ke Hogwarts daripada ngeluarin keringat virtual. Satu pertanyaan masih tersisa: kapan saya bisa punya motivasi olahraga di dunia maya? Dunia nyata jangan ditanya.
Daftar wishlist ini jelas bakal makin panjang, sama kayak panjangnya tanggal gajian yang terasa lama. Satu-satunya yang bisa saya harapkan adalah semoga ada rezeki lebih dari Sang Maha Penentu, atau istri tiba-tiba bilang, “Sayang, beli aja.” Dan mungkin, suatu hari nanti, saya akan memiliki semua game ini dan akhirnya bersembunyi dari kenyataan sambil berkata, “Maaf, saya sudah ada janji di Hisui dan belum selesai mengurus legalisir ijazah di Hogwarts.”
bang, ngumpulin kartu pokemon chattime apa aja?
BalasHapusWaduh udah gak tau kemana bang. Cuma beli sekali waktu itu.
Hapus