Raditya Dika adalah junjungan bagi generasi milenial. Apa yang dibuatnya akan disambut dengan sukacita bagai hujan di tengah musim kemarau. Sebelum setenar sekarang, saya mengenal dia sebagai blogger dan penulis komedi. Saya dan buku Raditya Dika adalah teman sejati saat sepi dan sendiri.
Berikut adalah buku-bukunya yang pernah menghibur saya.
Berikut adalah buku-bukunya yang pernah menghibur saya.
twitter/ridoarbain |
Kambing Jantan
Buku yang di-copas dari blog ini jadi
‘chaos’ di dunia literasi nusantara. Tapi karena teori ‘chaos is a ladder’ itu
memang benar adanya, karir menulis Raditya Dika pun naik karena buku pertamanya
ini. Kambing Jantan adalah digital diary yang iseng dibuat oleh Raditya Dika semasa
kuliah di Australia. Bertutur tentang kebodohan anak muda dan segala pikiran
absurdnya.
Adegan dibuka dengan Raditya Dika menyiksa
anak ayam. Walaupun sadis, entah kenapa saya dulu bisa tertawa karenanya.
Selain cerita sehari-hari, Radit juga menyelipkan cerita khayalan yang bisa
ditertawakan (pada masanya). Ada juga tentang ramalan zodiak yang asal-asalan,
yang nantinya akan menjadi menu wajib di buku-buku komedi pengikutnya.
Cinta Brontosaurus
Kumpulan cerita berisi pengalaman cinta Raditya
Dika dan kisah bodoh lainnya. Sebagai mukadimah, Radit mengisahkan mobil timor
yang dipakainya mengamuk di jalanan. Di bab berikutnya, Radit menceritakan
kisah cinta masa kecilnya. Seperti mengirim surat pakai bahasa Inggris dengan
grammar yang pantas jadi soal TOEFL bagian error recognition.
Ada juga cerita Radit mengalami cantengan
dan BAB darah. Tidak penting memang. Tapi juga tidak bisa dibilang tidak lucu.
Buku ini lucu. Entah kenapa saya bisa tertawa hanya karena diksi “kucing
kampung belekan” atau “ngerti kagak, kenyang iya”. Bab ‘Di Balik Jendela’
adalah template bagi blogger personal yang ingin menuliskan kisah patah hatinya
dengan gaya sendu-sendu lucu.
Radikus Makankakus
Melalui buku ini, Raditya Dika seakan
ingin menunjukkan kepada pembacanya bahwa dia tidak sebodoh yang dicitrakan
selama ini. Sewaktu SMA, Radit memang malas belajar karena keasyikan pacaran.
Tapi untuk membanggakan ibunya, Radit membuktikan dirinya bisa lolos seleksi
masuk UI.
Buku yang bijaksana. Di awal disuguhi
cerita Radit jadi badut sehari. Menjelang akhir, Radit semakin dewasa menyikapi
hidup. Apalagi di bagian dia menjawab pertanyaan “Apakah arti hidup?” dari
guru IPA. Dia memberikan jawaban bahwa pertanyaan itu tidak dimaksudkan untuk
dijawab. Padahal dia bisa saja menjawabnya dengan mengatakan:
“Pertanyaan bagus!”
Bab yang paling bikin saya ngakak di buku ini adalah
‘Ketika Kau Menebeng’.
Babi Ngesot
Inilah yang dinamakan komedi tanpa hati.
Di buku ini, Radit ugal-ugalan bercerita tentang ketakutannya. Radit memang
aslinya cerdas. Jika kecerdasan itu dipakai untuk ilmu pengetahuan,
mungkin dia bisa jadi ilmuwan yang memberikan sumbangsih besar dalam peradaban
kemanusiaan. Namun, apabila digunakan untuk berkhayal, jadilah fantasi tentang
Ian Kasela yang membuka kacamatanya dan dari biji matanya keluar sinar laser seperti
Cyclops di film X-Men, lalu terjadilah kiamat yang dijanjikan kitab suci agama
samawi.
Di buku ini, Radit masih santai dengan
bully tokoh-tokoh terkenal dan memparodikannya secara semena-mena. Banyak
bagian yang bisa ditertawakan. Saking banyaknya saya sampai lupa. Bagi saya,
inilah buku Radit yang terkocak. Buku yang paling sering saya baca ulang.
Marmut Merah Jambu
Buku yang ada Sherina di dalamnya! Bisa
dibilang buku ini adalah spin off dari Petualangan Sherina. Setelah sebelumnya
Sherina bertualang menuju peneropongan bintang Bosscha, Bandung. Kali ini hati
Raditya Dika yang menjadi trek petualangannya.
Sejak buku ini, Radit menamai tulisannya sebagai komedi pakai hati. Radit mengajak pembaca untuk mengingat
cinta yang pernah singgah di hati. Cinta diam-diam, cinta yang nggak
kesampaian, sampai cinta di atas sepotong chatting. Bab ‘Marmut Merah Jambu’
yang menjadi ending bikin pembaca terkejut!
Dua bab terunik dari buku ini adalah
‘Surat Kepada Menteri Perdagangan’ dan ‘Buku Harian Alfa’.
Manusia Setengah Salmon
Entah kenapa, kesan lucu Radit makin
kesini makin memudar. Mungkin karena komedi pakai hati. Komedi pakai hati, goal-nya bukan bikin ketawa, tapi bikin baper. Mungkin juga karena humornya sudah mulai mudah ditebak. Radit
sendiri pernah membeberkan rumus komedinya. Seperti pesulap
yang membocorkan rahasia triknya, berarti Radit harus cari trik komedi baru.
Tema dari Manusia Setengah Salmon adalah perpindahan. Perpindahan dari Radit yang lucu menjadi Radit yang nggak lucu-lucu amat. Radit sempat terbawa-bawa fenomena
“selebtwit bikin buku” saat itu dengan memasukkan beberapa twit ke dalam buku ini.
Tapi bab ‘Bakar Saja Keteknya!’ tetap terasa gila sih.
Koala Kumal
Mungkin inilah jurus baru Raditya Dika
dalam berkomedi. Koala Kumal menceritakan tentang gelapnya hati seorang om-om yang
ditinggal mantannya menikah. Apakah ini yang dinamakan black comedy/dark humor?
Buku yang bikin saya kecewa. Saya
sudah lama menunggu kehadiran buku dari penulis idola. Saya rindu dihibur dan
dibikin ketawa olehnya. Tapi dia datang membawa cerita patah hati yang bikin
iba. Hati yang dipakainya berkomedi dalam dua buku sebelumnya akhirnya patah di buku ini. Jadi, saya harus sedih, kan?
Dalam waktu dekat, buku terbaru Raditya Dika akan terbit. Judulnya Ubur-Ubur Lembur. Inilah kabar gembira untuk kita semua! Seperti apa nanti bukunya? Let's see!
Dari sekian banyak buku raditya dika, baru baca kambing jantan, menarik kayanya yang babi ngesot. Ehm..
BalasHapusBtw, kalo bang haris sendiri kapan ngeluarin buku lagi?
Babi Ngesot dan MMJ terbaik.
HapusBulan ini. Tapi terbit di webnovel. Hehehe.
Busyet, udah jadi tulisan ajaaa. Gesit sekali!
BalasHapusMenurutku Kambing Jantan tetap terbaik, soalnya seingatku buku itu yang paling bikin aku ketawa sampai nangis. Babi Ngesot buku kedua yang paling lucu. Pasca Babi Ngesot, Radit makin dewasa, bukunya pun mendewasa. Mengawali pudarnya masa jaya buku komedi personal literature.
Hmm, curiga Ubur-ubur Lembur ini nanti ceritanya tentang Radit yang 'lembek' tapi terpaksa sering lembur karena kesibukannya menjadi creator film/video.
Kambing Jantan memang brutal. Tapi banyak bagian yang tidak ada pun tidak apa-apa.
HapusBentar saya mikir dulu apa analogi judul buku beliau kali ini.
Perasaan baru tadi baca convo di twitter soal ini, eh udah jadi post blog, Kang Haris mah Firmansyah...
BalasHapusNah kira-kira bakal seperti kalimat di atas nggak ya jokes yang bakal ada di buku Ubur-ubur lembur, kang?
Mohon jawabannya.
Tak terasa sudah tiga paragraph. Tuntas sudah tanggung jawab untuk komen.
Ican sempaaaaq :))
HapusPertanyaan bagus!
HapusYes. Kambing jantan bikin ngakak parah.
BalasHapusMenurutku, Date Note juga seru kaya buku Raditya Dika.
BalasHapusI love you.
HapusSya awal kenal radit pas nonton video stndupnya di youtube. Itupun disodorin sama temen. Wktu itu stndup comedy blum sebesar sekarang, krna blum bnyak orng awam yg tau, klo gk salah thun 2013. Sya pas ngeliatinnya ngerasa "Ini, apaan sih?" susah buat ketawa.
BalasHapusGk beberapa lama kmudian, sya sdah mulai memahami. Trnyata gk gmpang buat ngelucu. Apalagi diatas panggung, sendiri, dan didepan orang bnyak yang sma skali gk kita kenal. Dri situ mulai bisa ketawa klo nnton stndup cmedynya radit. Gila, orangnya pede bnget. Slah satu yg bkin sya ktawa dari radit adalah ekspresinya yg sngat total Dn memang ide2nya dekat dengan dunia anak muda.
Dan buku prtama yg sya baca jatuh ke kambing jantan. Krna disatu penampilannya dia juga pernah critain pngalaman dia pas nerbitin buku pertama. Stelah baca buku prtamanya smpe koala kumal, sya juga mulai nonton film2nya, mulai dari Cinta brontosaurus, Cinta dalam kardus smpe yg Hangout (The Guys gk nonton, krna terlanjur kecewa sama Hangout).
Belakangan sya juga baru tahu sisi gelap radit dilive journal yg prnah bg haris share ke group wwf. Sya baru baca stengahnya. Dan, gak heran sih knapa dia smpe bisa jadi sperti sekarang. Di awal karirnya, Adhitya Mulya juga smpet nulis diblognya klo Radit itu emng orangnya cerdas.
Overall. Smpe skarang, nggk tau kenapa sya sama skali gk merasa klo sya mengidolakan Radit. Wlaupun smua kryanya hmpir sya ikutin. Sya cuman menganggap radit sebagai icon atau karakter yg (sebagian besar) mewakili diri sya. Ya, wlaupun gk sepintar dia.
Bisa dibilang sya cukup berterima kasih sih sma karya2nya Radit.
Berkat karyanya, saya makin percaya diri menghadapi hidup sebego dan seabsurd ketika kita menikmati karya2nya.
Mari kita lihat karya selanjutnya.
Ini komentarnya panjang amat, bg. Sudah setara satu postingan blog. Wolow...
HapusPerkenalkan, penulis magang di blog ini.
Hapustadinya mau komen "bagus." tapi karena baguan Radityadika. jadi..
BalasHapusBaru tau Bg. Radit mau nerbitin buku lagi...
*bagian :(
HapusBagus.
HapusCobai yang belum difilmin kayak Babi Ngesot.
BalasHapusMoga tahun ini. Haha.
Bab yang "Jendela" sempet masuk ke filmnya yang "Kambing Jantan" kalau gak salah, ya?
BalasHapusItu "Babi Ngesot" banyak mesumnya anjir. Apalagi netein tuyul. XD
Imajinasi gila pengin punya 2 istri. :)
Iya betul.
HapusBanyak banget mesum dan sadisnya.
Dulu gue juga mengikuti aktivitasnya berkarya. Tapi pas dia lebih ke youtube jadi gak sesering dulu hahaha. gatau ya, merasa agak bosan.
BalasHapusSama. Saya suka bukunya aja. Vlog-nya tidak.
Hapuswah gue baru tau kalau Radit mau nerbitin buku lagi. Siap-siap otw Gramed
BalasHapusBikin tenda di depan toko buku.
HapusBuku Raditya Dika, buku pertama yang mengenalkan gue ke dunia cerita bermedium buku. Salah satu alasan bercita-cita menjadi penulis.
BalasHapusMarmut Merah Jambu sampai sekarang tidak terkalahkan~
Mantap. Ayo, semangat, Rahul. Lahap semua buku dan tulis bukumu sendiri!
Hapusdi antara buku buku beliao, paling suka malah babi ngesot. Di situ bener-bener komedi sekali. Rusak rusak dah generasi muda. :))
BalasHapusWah iya bebas banget ya bahasa di babi ngesot. buku ini cocok difilmkan di tahun-tahun ini yang sedang ngetren film horor.
HapusBabi Ngesot banyak yang setuju jadi buku terbaik ya? Setuju banget lah! Nanti di versi kover unyu semoga gak dihapus jokes ajaibnya. Oh iya, "Mbip" di Radikus Makankakus itu bikin penasaran. :D
BalasHapusBagaimana kabar Mbip sekarang?
Hapus