Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) Kompas TV telah menjadi ajang bergengsi yang melahirkan banyak komika berbakat sejak musim pertamanya. Setiap musim memiliki keunikan tersendiri, mulai dari peserta dengan karakter yang kuat hingga momen-momen ikonik yang masih dikenang. SUCI adalah laboratorium kreativitas yang membantu membentuk wajah industri stand-up comedy di Indonesia. Berikut adalah ulasan saya berdasarkan pengalaman menonton SUCI dari musim ke musim.
SUCI 1: Pondasi yang Kuat
Saya hanya sempat menonton final Ryan dan Akbar. Sebagai edisi pertama, SUCI 1 cukup menjadi pondasi yang kuat dan menetapkan standar tinggi dengan Ryan sebagai juara yang layak. Juara 3-nya adalah Ernest Prakasa yang kini makin terkenal di dunia hiburan. Saya juga ingat ada Wisben sang pesulap dan Asep komika nge-blank di edisi perdana ini.
SUCI 2: Jokes Relationship
Finalnya menampilkan Ge Pamungkas dan Gilang. Favorit saya adalah Gilang Bhaskara karena persona cerdasnya, tetapi Ge yang juara karena mungkin lebih cepat dalam berbicara. Juara 3 adalah Kemal. Materi peserta banyak membahas hubungan, yang saat itu sangat relate dengan tren jokes jomblo. Kemal dengan jokes gombalnya bisa sampai 3 besar. SUCI 2 juga diikuti oleh Isman H. Suryaman, founder komunitas SUCI sekaligus penulis buku parodi favorit saya. Alumni lainnya, Boris Bokir, kini terkenal sebagai bagian dari Agak Laen bersama komika Medan lainnya.
SUCI 3: Musim Penuh Bintang
Ini adalah season yang paling saya ikuti. Sejak audisi, saya sudah menyukai joke almarhum Babe Cabiita. Di final, ia melawan Fico dan akhirnya jadi juara. Juara 3 adalah Arie Kriting. Saya juga sempat menyukai jokes Uus di audisi, sayangnya ia gugur di show pertama. Menariknya, di edisi ini ada kakak-beradik Fico dan Rizki atau Rispo yang sekarang membentuk GJLS. Juara 3 dari tiga edisi awal SUCI (Ernest, Kemal, dan Arie) akhirnya dikumpulkan sebagai trio perampok di film Comic 8. Edisi ini banyak melahirkan bintang besar, termasuk Tretan Muslim dan Bene Dion, pemeran film Agak Laen.
SUCI 4: Panggung Dodit
Season ini adalah panggungnya Dodit dengan biola dan humornya. Walaupun bukan juara, Dodit tetap pemenang di hati penonton. Juara 1 adalah David, juara 2 Abdur, dan juara 3 Dzawin yang kini terkenal sebagai YouTuber gunung. SUCI 4 juga melahirkan Reza Pardede alias Coki, yang terkenal dengan kontroversinya. Hifdzi yang kini bagian dari GJLS juga berasal dari season ini. Musim ini menghadirkan babak callback yang memungkinkan Praz Teguh kembali setelah close mic. Kini Praz dikenal sebagai podcaster terkenal.
SUCI 5: Frimawan dan Rigen
Saya menjagokan Indra Frimawan dengan persona aneh dan absurdnya. Sayangnya, di final ia ngeblank dan kalah dari Rigen, yang akhirnya menjadi juara. Rigen dikenal dengan persona marah-marahnya. Juara 2 Rahmet membawa materi anak SMK yang suka tawuran. Dari edisi ini juga muncul Heri Horeh yang terkenal sebagai TikToker bersama Riyuka Bunga. Rigen kemudian membentuk trio GJLS bersama Hifdzi dan Rispo.
SUCI 6: Paling Personal
Season ini terasa personal bagi saya karena ada selebtwit Zarry Hendrik, yang nantinya jadi bos istri saya di Kapitulis. Ada juga almarhum Gebi dari kota kelahiran saya, Serang. Saya menjagokan Dana, bukan Ovo atau Gopay. Sayangnya, Dana close mic di 4 besar dan harus menerima kenyataan bahwa aparat Gamayel masuk 3 besar. Grand final mempertemukan Ardit dan Indra Jegel, dengan Jegel sebagai juara. Alumni lain yang sukses adalah Fajar Nugra yang membintangi KKN di Desa Penari.
SUCI 7: Era Ridwan Remin
Saya tidak terlalu mengikuti, tapi saya hampir menonton semua penampilan Ridwan Remin. Penulisan materinya rapi dan persona sengaknya sangat khas. Pantas ia jadi juara. Saya kurang mengikuti pesaingnya, Mamat Alkatiri (runner-up) dan Dany Beler. Season ini juga diikuti Coki Anwar yang khas dengan sapaan uniknya serta Arya Novrianus, pecinta One Piece.
SUCI 8: Impersonate dan Roasting
Saya juga tidak terlalu mengikuti, tapi saya menonton setiap show Arif Brata yang lucu dengan impersonate-nya. Sayangnya, karena ngeblank, ia close mic. Juaranya adalah Popon yang cukup kejam saat menyerang lawannya di babak roasting. Runner-up adalah Oki Rengga, yang kini dikenal sebagai bagian dari Agak Laen. Bintang Bete yang sudah terkenal sebagai komika dan bintang film pun tidak mampu masuk grand final. Favorit saya lainnya adalah Bakriyadi, yang belibetnya saja sudah bikin ketawa.
SUCI IX (2021): Kembali di Tengah Pandemi
Setelah Popon juara SUCI 8, ajang ini sempat absen selama dua tahun (2019 dan 2020), mirip seperti jeda akibat COVID. Padahal, sebelumnya SUCI rutin digelar setiap tahun selama delapan tahun berturut-turut. SUCI IX atau SUCI 9 akhirnya kembali pada 2021, di tengah pandemi. Kompetisi berlangsung tanpa penonton, dengan kontestan dan juri mengenakan masker, serta penonton menyaksikan melalui Zoom. Saya mengikuti semua show karena kurang kerjaan saat itu. Finalis favorit saya adalah Nopek, Ate Julid, Gilang Durhaka, Tulus, dan Ali Akbar. Juara musim ini adalah Rio, yang saat itu berprofesi sebagai satpam bank. Season ini juga melahirkan Davi Sumbing yang terkenal dengan lagu Kerasnya Kota.
SUCI X (2022): Kontroversi Tebak-Tebakan
Saya sudah tidak terlalu mengikuti karena mulai sibuk. Namun, saya ingat ada kontroversi di mana Ernest selaku juri kompetisi tidak menyukai finalis yang menggunakan tebak-tebakan sebagai punchline. Finalis tersebut, Gautama, nyatanya berhasil sampai grand final melawan Yono Bakrie. Saya belum sempat menonton penampilan Yono, tapi ia berhasil menjadi juara. Yono kini terkenal sebagai bintang tamu podcast versi before dari Dikta. Oh ya, Yono juga bikin lagu berjudul Spongebob. Finalis lainnya, Kukuh, walaupun gugur di awal musim, cukup senior karena sering tampil di Metro TV dulu.
SUCI XI (2025): Kembalinya SUCI
Setelah absen dua tahun, SUCI kembali. Di edisi ini, saya mengikuti dari show pertama. Jagoan saya: Fajar Mukti anak Bahasa, Aldo karyawan BUMN, Virzha Logika yang penuh khayalan, dan Faizal Agung yang selalu menceritakan bapaknya. Fajar Mukti gugur di 5 besar, disusul Faizal di 4 besar. Kini, grand final menampilkan Aldo, Virzha, dan Rizky Prasetya, yang sudah 13 tahun lebih berkecimpung di dunia stand-up. Angka 13 memang angka keramat ya.
Itulah ulasan saya mengenai semua season SUCI dari 1 hingga 11. Banyak alumni yang kini sukses di dunia hiburan, baik sebagai komika, aktor, hingga tiktoker. Nanti saya juga mau bikin review SUCA kalau nggak mager.
Komentar
Posting Komentar