Langsung ke konten utama

Anak yang Dihasilkan Saya Bersama Tangan Saya

Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.

Diary Ramadan #8 Nggak Sabaran

Kalau sekarang lagi viral kasus food reviewer yang diblacklist restoran, saya juga pernah se-savage itu ketika makan di luar. Saya pernah jadi sosok yang selalu ingin mendapatkan pelayanan yang memuaskan di tempat makan yang saya kunjungi. 

Waktu itu bulan puasa, saya dan teman saya, Biru, memesan es campur di warung yang ramai pengunjung. Enak kali ya buka puasa pakai yang manis dan seger-seger.

Saya menyebutkan pesanan dan menunggu. Saya melihat pembeli-pembeli lainnya berdatangan. Sampai akhirnya, pembeli yang baru datang belakangan kok pesanannya datang duluan?

Belum cukup sampai situ, waktunya jam buka puasa telah dekat. Namun, tanda-tanda es campur datang belum terlihat. Perasaan saya jadi campur aduk. Saya dan Biru pun memutuskan untuk melakukan aksi ngambek dengan membatalkan pesanan.

“Nggak jadi ya Mas,” ucap saya dingin.

Lalu saya dan Biru keluar warung dan beli es teh di pinggir jalan untuk membatalkan puasa. Selesai melepas dahaga, kami lanjut jalan ke masjid Agung di mana motor saya diparkir.

Sewaktu mau pulang, saya kebingungan di parkiran. Kunci motor saya mana?

Saya pun bertanya-tanya dan mencari di mana-mana. Setelah buntu, saya merunut ke mana saja saya setelah parkir motor. Yang saya ingat tempat yang saya kunjungi adalah warung yang menjual es campur tadi. Jadi, saya harus kembali ke tempat yang telah saya tinggalkan dengan bertaruh rasa malu.

Saya bertanya ke pemilik warung es campur. “Misi, Mas, lihat kunci motor, nggak? Kayaknya ketinggalan di sini.”

Tanpa ba-bi-bu, beliau mengembalikan kunci motor saya yang ketinggalan. Tak lupa, dia pun berkata, “Oh ini yang tadi pesen es campur, extra ice, less sugar, pakai sedotan dan sendok, tapi nggak jadi karena nggak sabaran, ya?”

Saya malu.

Komentar

Terpopuler

22 Peran di Game Werewolf Telegram

Lepas dari candu Pokemon GO , saya keranjingan main Werewolf. Tapi permainan yang mengasah suudzon skill ini tidak saya lakukan bersama para youtuber dan stand up comedian seperti yang dilakukan Raditya Dika di istananya pada vlog beliau. Saya melakukannya di aplikasi chatting bernama Telegram yang bisa diunduh di Play Store . Cara bermainnya sederhana: jika kita adalah warga desa, maka kita harus membasmi serigala sampai habis. Dan jika kita adalah serigala, makan semua warga desa. Di malam hari, serigala memangsa warga desa. Di siang hari, warga desa melakukan vote untuk menentukan siapa tertuduh serigala yang mesti digantung. Yang bikin greget adalah kita nggak tahu peran pemain lainnya. Permainan Werewolf versi bot Telegram ini menyuguhkan berbagai peran yang unik. Berikut adalah peran-peran yang bisa didapatkan selama main Werewolf. sumber: www.deviantart.com

Ada Apa dengan Mamet?

Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru. sumber: Google Image Semua berubah ketika Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah. Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang. Tak dinyana, puisi buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk saya.  Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara. “Kamu Rangga, kan?” tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang. “Bukan. Saya sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura. “Oh.” Cewek itu langsung percaya dan...

25 Komik Doraemon Petualangan

Setiap remaja tumbuh dengan teman imajinasinya masing-masing. Bertualang mencari harta karun dengan Lima Sekawan -nya Enid Blyton. Merinding bersama Goosebumps karangan R. L. Stine. Atau membantu Detective Conan memecahkan misteri. Bagi remaja yang lebih vintage , memilih mengisi masa kecil dengan lari terbirit-birit bersama Petruk rekaan Tatang S. Sejak SMP, saya menyukai komik Doraemon Petualangan. Saya mengikat diri demi memburu semua serinya untuk dibaca. Mulai dari beli, tukar-pinjam sampai memeras milik teman. Dari baca seri Doraemon Petualangan, saya bisa belajar tentang penciptaan setting cerita yang menakjubkan, penokohan yang kuat, konflik yang menarik, alur cerita yang penuh kejutan, sampai pesan moral yang mendalam. Cocok dijadikan pegangan untuk menulis fiksi . Jika Ahmad Dhani pernah klaim musik Queen adalah puncak kreativitas manusia, maka saya akan menobatkan komik Doraemon Petualangan adalah puncak imajinasi orang Jepang.