Kalau buku saya diibaratkan anak, beginilah wujud mereka. Si sulung yang polos dan apa-adanya. Lucu sekaligus bikin kasihan, tapi pantang menyerah.
Main Nintendo adalah cara terbaik untuk menunggu waktu berbuka puasa di masa SD. Nggak cuma Nintendo rumahan, Nintendo jenis gameboy pun saya suka mainkan. Nah, kalau Gameboy ini saya harus rental ke mamang-mamang yang mangkal di Madrasah. Sewaktu sekolah sore atau sekolah agama, sebelum masuk kelas, saya menghabiskan uang saku untuk bermain game Mario di Gameboy. Yang kalau waktunya habis, talinya ditarik sama mamangnya. Di zaman Gus Dur, sekolah diliburkan sebulan selama Ramadan. Nah, itulah waktu yang tepat untuk menamatkan Super Mario di Nintendo. Saya ingat betul saya jadi orang pertama di rumah yang berhasil menamatkan game Mario. Di saat teman-teman saya yang lain sudah menamatkan Iqro 4. Setelah menamatkan game Mario, saya bisa memainkannya lagi dari level awal. Namun, tingkat kesulitannya lebih tinggi. Musuh dan rintangannya lebih susah. Namun, karena saya sudah menemukan jalan pintas untuk tamat dalam waktu cepat, saya bisa menamatkannya lagi dan lagi. Lalu saya be...