Hari-Hari Haris

Tokoh publik dan influencer kerap “dirujak” sebab jejak digital mereka dianggap nyeleneh dan memalukan. Sementara itu, bagi kita yang belum berada pada level mereka, tentu ada jejak lain yang lebih mengkhawatirkan ketimbang jejak digital, yaitu jejak ketombe di bantal setiap bangun tidur. Ibarat adegan film horor, di malam hari kita tidur sendiri, eh paginya sudah ditemani sekelompok benda asing. Ibarat film drama, yang kita anggap benda asing itu ternyata berasal dari kepala kita sendiri! Namanya ketombe. Bentuknya bagai serpihan kulit kepala; kadang kering, meski ada pula yang basah. Ini lebih menyusahkan ketimbang kekasih yang tiba-tiba diam seribu bahasa. Kekasih bisa dibujuk dan diajak diskusi, ketombe tidak. Semakin stres menghadapinya, semakin deras ketombe datang. Selain batuk dan pilek, rasanya ketombe adalah jenis “penyakit” yang paling umum dialami sebagian besar dari kita. Saking “merakyatnya”, timbullah sejumlah mitos terkait ketombe yang subur di tengah masyarakat. Belaja...

Tempo hari sempat heboh beberapa influencer diundang ke Paris oleh sebuah brand skin care. Sebelum para pesohor itu mengikuti fashion show bersama produk ayam geprek, saya pun pernah punya pengalaman serupa. Yaitu diajak liburan ke luar negeri oleh produk skin care, tepatnya sabun cuci muka khusus cowok. Sebelumnya, saya mengikuti lomba yang mengharuskan pesertanya unggah foto di website brand tersebut dengan mengisi caption kebelet liburan ke luar negeri. Tak dinyana, teknik menulis saya yang pede abis itu mengantarkan saya sampai ke Bangkok, Thailand. Mungkin inilah pencapaian tertinggi saya dalam karir menulis: dapat hadiah liburan gratis ke luar negeri dan boleh ngajak satu teman. Teman yang saya ajak adalah Dinar. Seorang musikus cinta yang jago mijit-mijit tut piano, tapi nggak tahu kalau mijit-mijit yang lain. Bersama Dinar, saya terbang ke luar negeri untuk kali pertama. Saya dan Dinar di Floating Market Thailand Sejak itulah saya ketagihan jalan-jalan. Lantas membuat saya ...

Bubble wrap merupakan salah satu komponen untuk packing barang. Sehingga ketika menerima paket atau mengirimkan paket, Anda akan menemukan bubble wrap yang berguna untuk melindungi barang dengan lebih baik. Bubble wrap bisa digunakan untuk melindungi berbagai paket yang dikirimkan. Baik dari barang elektronik, barang fashion, toiletries, cairan, bunga, dan masih banyak lainnya. Bagi penjual utamanya toko online yang mengirimkan banyak barang setiap harinya, bubble wrap bisa menjadi kebutuhan penting yang harus dimiliki. Dengan memberikan bubble wrap bisa melindungi paket yang dikirimkan hingga sampai dengan selamat tanpa kerusakan di tangan pelanggan. Biasanya bubble wrap akan dijual dengan terpisah oleh penjual, sehingga pembeli bisa menambahkan pengaman tersebut untuk melindungi barang pesanannya. Hal tersebut bisa mengurangi ongkos pengiriman yang akan dilakukan oleh penjual. Akan tetapi untuk barang yang memang membutuhkan bubble wrap tentu saja merupakan tanggung jawab dari pe...

Kamis, 29 Maret 2012 Pertandingan catur. Dalam rangka menyambut ulang tahun lembaga tempat kuliah kami, pihak kampus mengadakan berbagai lomba. Dari sekian lomba itu ada satu lomba yang saya ikuti. Cuma satu-satunya lomba, yakni catur. Hampir setahun saya gak main catur. Rasanya saya udah lupa kalo luncus itu jalannya serong dan benteng jalannya lurus. Lain sama adik saya yang paling gede, Andi, yang dapat juara pertama catur di sekolahnya. Saya gak begitu lihai melamuni papan hitam-putih itu. Sebagai persiapan sebelum bertanding, saya baca novel bertema catur. Iya, baca novel Cinta di Dalam Gelas karangan Andrea Hirata. Novel itu kan nyeritain Maryamah Karpov yang bertanding catur lawan mantan suaminya. Saya merasa bergairah main catur setelah mengkhatamkan novel itu. Tapi jangan tanya prakteknya. Saya gak latihan catur sama sekali. Hari ini pertandingan berlangsung. 32 pecatur diadu. Dari kelas KAS39, ada saya, Ari dan Uwi. Uwi adalah salah satu pecatur wanita yang ikut berlomba. Mel...

Selasa, 27 Maret 2012 Date Note di Tisera Cilegon. Du lu, jauh sebelum Date Note terbit, saya sering mampir ke toko buku yang ada di kota saya: Tisera Cilegon. Saya memandangi rak demi rak yang menampilkan berderet-deret buku. Kadang kalau saya nemu buku karangan seorang teman, saya akan mengambilnya dari rak. Memandang covernya dengan tatapan nanar, terutama di bagian nama penulisnya. Sambil berujar, "Ini saya kenal penulisnya. Temen FB saya." Saya mengusap bukunya yang masih diplastikin. Membaliknya, membaca sinopsisnya dan melihat harganya. Lalu mengembalikan ke raknya. Ada rasa iri yang menyelinap. Tapi irinya bukan sejenis rasa dengki yang mendorong saya untuk membakar bukunya. Sama sekali bukan. Saya iri pengen nerbitin buku aja. Saya pengen merasakan gimana debaran hati ini ketika mendapati buku-dengan-nama-saya-sebagai-penulisnya terpajang di sana. Di rak khusus novel. Sepulang dari Tisera, biasanya saya lemes kayak kurang darah. Bertanya-tanya, "Kapan tiba gilir...

Ngomongin ajang pencarian bakat seperti Indonesian Idol, s aya lebih suka nonton audisinya ketimbang nonton kompetisinya. Soalnya di audisi, kerap ada orang yang aneh-aneh. Yang paling unik di antara peserta lainnya adalah Bagus Setiawan. Saya ngakak lihat dia nyanyi terus didiemin sama juri-juri. Ilustrasi: Indra Kenz, sumber: Youtube The Voice Saya sampe download videonya di Youtube. Saya tonton sampai diputar berkali-kali, masih tetap lucu. Adegannya kayak begini nih. Bagus nongol, terus ngomong, "Ya selamat malam, para juri. Perkenalkan nama saya Bagus Setiawan. Mau menyanyikan lagu nyanyian Angin." Lagu sama nyanyian bukannya sama ya? Hihi. Di sini aja saya udah ngakak. Terus Bagus mulai nyanyi. Nyanyinya datar banget. Juri-juri yang menyaksikan dia juga pada melompong. Bagus sempat lompat-lompat kayak ibu-ibu ngambil jemuran nyangkut di genteng waktu bagian "Ingin kugapai bintang." Improvisasi yang unik. Selesai nyanyi, Bagus ngomong, "Sudah, Pak." T...

Pada hari Sabtu, tanggal 17 Maret 2012, saya ke kampus buat psikotes. Psikolog yang ngetes mirip Aura Kasih. Wah. Setelah ngasih instruksi, Mbak Aura Kasih ini ngebagiin lembar tes ke para peserta. Gila, soalnya susah-susah. Banyak yang terlewat. Apalagi soal itung-itungan. Cuma lima teratas yang terisi. Sisanya kosong. Mau sih diisi asal-asalan gitu, asal ada isinya, tapi buat apa coba? Banyak banget soal yang nggak keisi. Soal yang gambar-gambar pecah juga banyak yang nggak diisi. Bahkan tentang kubus yang katanya bisa diputar dan digelindingkan dalam pikiran. Aduh, otak saya mencret. Saya pusing. Saya cuma bisa ngisi soal tentang persamaan kata, dsb. Sebagai intelektual muda, saya merasa gatal. Terakhir, peserta dikasih instruksi bikin gambar, meneruskan bentuk yang udah tersedia. Ini yang paling saya suka. Bebas berimajinasi. Ada gambar yang berbentuk gelombang, saya terusin jadi gambar Upin Ipin. Random banget. Gelombang itu dijadiin rambutnya Upin. Semoga bisa menghibur psikolog...